Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang sedang di lapangan IRTI, Monas, langsung meluncur ke Museum Bahari di Jalan Pasar Ikan, Penjaringan, Jakarta Utara, untuk memantau pemadaman api pasca-kebakaran. Kebakaran yang melumat Gedung A dan C Museum Bahari tersebut terjadi Selasa, 16 Januari 2018, pukul 08.50 WIB.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Anies Baswedan, dia sudah menanyakan kepada petugas Museum Bahari tentang benda bersejarah apa saja yang terbakar. “Kami punya dokumentasi-dokumentasinya. Mudah-mudahan nanti yang rusak kami bisa buatkan replikanya, sehingga bisa menjadi bagian dari sejarah berjalannya museum ini," ucapnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Museum Bahari diresmikan pada 7 Juli 1977. Gedung yang terletak di pinggir muara Sungai Ciliwung ini dibangun pada masa Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) serta Hindia Belanda tahun 1652-1771 dikenal sebagai Westzijdse Pakhuizen atau Gudang Barat dan Oostzijdse Pakhuizen atau Gudang Barat.
Bangunan ini berfungsi sebagai gudang penyimpanan dan pengepakan rempah-rempah yang dikirim dari berbagai daerah di kepulauan Nusantara. Sebelum menjadi Museum Bahari, bangunan itu pernah dijadikan tempat penyimpanan logistik tentara Jepang tahun 1942-1945, gudang PLN dan PTT di masa kemerdekaan, lalu dipugar pada 1976.
Kebakaran menghabiskan beberapa aset sejarah, khususnya dalam bidang maritim. Namun pihak terkait menyatakan museum sudah memiliki asuransi untuk menangani dampak dari kebakaran ini. "Kami memang mengalami beberapa kali (gangguan listrik), terutama lampu yang korslet, dan 2018 ini kami anggarkan untuk perbaikan penggantian instalasi listrik untuk Museum Bahari," ujar Kepala Museum Bahari Husnison Nizar.
Mengenai penyebab kebakaran, pihaknya belum bisa memastikan. Gangguan listrik masih menjadi salah satu dugaan. Museum Bahari sementara ditutup untuk umum dengan alasan penyelamatan dan pendataan benda-benda sejarah yang ada di dalamnya.
"Kami memang sudah menyiapkan antisipasinya supaya tidak ada kejadian seperti di Museum Bahari ini," kata Anies Baswedan ketika berbicara mengenai antisipasi terkait dengan kejadian serupa ke depan. "Di-review semua tempat-tempat yang ada risikonya, disiapkan mitigasinya, disiapkan alat-alatnya," ujar Anies.
FADIYAH | ALI ANWAR