Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Pengaruh Orang Tua pada Perkembangan Kesusilaan Anak

Kasus video asusila siswa di Bulukumba akibat komunikasi yang buruk antara anak dengan orang tua sehingga anak beralih ke media sosial.

16 Juni 2019 | 10.50 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi anak bicara pada orang tua. shutterstock.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Psikologi klinis dari RSUD Wangaya, Denpasar, Nena Mawar Sari, S.Psi., menilai perilaku asusila yang diduga pelajar SMK di Bulukumba, Sulawesi Selatan, terjadi karena komunikasi yang buruk antara anak dengan orang tua sehingga anak beralih ke lingkungan, di antaranya media sosial.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Yang paling utama adalah peran orang tua dalam memberikan penanaman nilai-nilai moral yg baik, jika komunikasi baik di dalam keluarga, maka apapun yang ada di luar sana setidaknya tidak banyak memberikan dampak negatif kepada anak," katanya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ia mengemukakan hal itu menanggapi video asusila antara siswa dan siswi dari SMK di Bulukumba yang belakangan viral di media sosial meski hal itu terjadi pada April 2019 dan keluarga sudah menikahkan keduanya, namun video-nya menyebar di kalangan warganet.

Menurut hipnoterapis itu, orang tua sebaiknya sering berdiskusi tentang apapun dengan anak dan mengapresiasi pendapat anak sehingga peran orang tua akan menjadi utama karena anak merasa diperhatikan dan dihargai.

"Sekolah juga bisa memberikan informasi melalui pelajaran atau sharing tentang masalah-masalah remaja. Pemerintah juga sebaiknya menggalakkan kegiatan kepemudaan serta menyaring konten-konten yang ada di media sosial," katanya.

Namun, masyarakat juga tidak perlu mengganggu psikologis kedua pelajar yang baru menikah itu, karena itu masyarakat hendaknya berhenti menyebarluaskan video tersebut. Masyarakat disebutnya jangan "membunuh" masa depan mereka dengan penyebaran aib itu secara terus-menerus.

Ilustrasi bermain sosial media di ponsel. Shutterstock.com

Nena, yang juga psikolog di RS Balimed Denpasar, itu menegaskan bahwa penanaman nilai-nilai karakter sejak dini, pola pengasuhan yang tepat, sangat berdampak kepada bagaimana keterampilan seorang anak dalam mengelola emosinya kelak.

"Pola asuh orang tua terhadap anak yang kurang sesuai, kurang kedekatan secara fisik dan emosional anak terhadap orang tua juga menjadi celah bagi anak untuk meniru perilaku-perilaku negatif yang didapat dari luar," katanya.

Bila sudah terlanjut, penguatan positif dan mendukung pelaku untuk mengubah perilaku negatifnya merupakan salah satu hal yang dapat dilakukan. Sebaiknya, anak dilatih untuk berbuat baik dan menyesali kesalahannya tersebut. Hal ini juga berdampak positif terhadap korban karena perlahan-lahan hubungan keduanya akan membaik secara sadar maupun bawah sadar. Orang tua, guru, dan masyarakat wajib memberikan perhatian dan pembinaan bagi anak dan remaja.

"Tenaga profesional di bidang kesehatan mental juga bisa mendampingi korban agar dapat segera pulih dan tidak memiliki trauma atas apa yang dialami, termasuk perundungan (bullying) dari masyarakat melalui media sosial yang viral," katanya.

Sebelumnya, anggota Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Jasra Putra meminta masyarakat untuk tidak turut menyebarkan video berisi pornografi anak yang diduga dilakukan oleh pelajar SMK di Bulukumba, Sulawesi Selatan dan marak beredar di media sosial.

"Kami minta publik untuk tidak membagikan video itu karena itu tindak pidana. Kedua, kalau di- share, itu akan membahayakan tumbuh kembang anak," katanya.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus