Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Uji Coba Bus Listrik TransJakarta Masih Terganjal Masalah Dimensi

Dimensi bus listrik TransJakarta buatan BYD maupun MAB dinilai disedikit lebih lebar dibanding bus reguler yang beroperasi di Indonesia.

24 Mei 2019 | 15.30 WIB

Bus Listrik milik PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) melintas saat pra-uji coba di kawasan Monas, Jakarta, Ahad, 19 Mei 2019. TEMPO/M Taufan Rengganis
Perbesar
Bus Listrik milik PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) melintas saat pra-uji coba di kawasan Monas, Jakarta, Ahad, 19 Mei 2019. TEMPO/M Taufan Rengganis

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta cukup serius dalam menghadirkan bus listrik TransJakarta, yang juga telah dilakukan pra uji coba. Namun sayangnya saat ini masalah dimensi dinilai masih mengganjal.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Jika tidak ada halangan diperkirakan akhir tahun ini armada bus listrik TransJakarta yang menggunakan bus dari pabrikan Cina Build Your Dream (BYD) dan PT Mobil Anak Bangsa (MAB) itu dapat beroperasi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Namun seperti yang disampaikan Kasubdit Uji Tipe Kendaraan Bermotor Kementerian Perhubungan, Dewanto Purnacandra, saat ini kedua bus masih terganjal masalah dimensi.

Baca juga: Ini Kelebihan dan Kekurangan Bus Listrik Transjakarta 

"Masalahnya di dimensi saja, setahu saya di dimensi. Karena memang kalau di Cina itu kan regulasinya lebar bisa 2,6 meter kalau nggak salah, di Indonesia 2,5 meter, lebih 10 cm," ujarnya kepada wartawan, di Jakarta beberapa waktu lalu.

Lebih tepatnya masalah hanya ada pada bagian lampu sein belakang yang ukurannya melebihi batas regulasi di Indonesia. Sehingga kata Dewanto, pihak Kemenhub pun telah meminta agar hal tersebut segera diperbaiki.

Baca juga: Anies Baswedan Minta Bus Listrik Transjakarta Segera Diuji Coba

"Lebih dari 2,5 meter, makanya kami perbaiki. Sebenarnya hanya masalah lampu sih, lampu di samping itu yang menyebabkan kelebihan, kami minta copot, lampu di belakang sein, samping," katanya.

"Bus listrik di sini (Indonesia) nggak perlu itu, yang penting ada kiri kanan (sein), itu dia tambahan saja," ujar Dewanto.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus