Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Tulisan 'Dilarang Bersandar di Jendela' terpasang di jendela lantai 8 Rusun Rawa Bebek, Jakarta Timur. "Baru dipasang setelah temanku jatuh," ujar A, 10 tahun, saat ditemui Tempo Jumat, 28 Juni 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
A merupakan teman bermain QAK, bocah 6 tahun yang meninggal karena jatuh dari lantai 8 Rusun Rawa Bebek, 25 Juni lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
QAK diduga jatuh saat bersandar di salah satu ventilasi yang terletak hampir sejajar dengan lantai. Tubuh kecilnya mendarat tepat di samping pohon jambu. Lubang ventilasi yang menjadi tempat asal QAK terjatuh kini ditutup oleh papan dan meja kayu.
Ventilasi itu terdiri dari tiga kotak dengan bahan besi yang memiliki celah horizontal. Di bagian atas ventilasi terdapat kaca yang tidak bisa dibuka.
Salah satu sumber yang yang mengetahui pemeriksaan mengatakan, seorang penghuni unit rusun yang berada di dekat lokasi kejadian bersaksi jika ventilasi tempat QAK terjatuh itu berbunyi tiap kali ada angin.
Saat ditanya, apakah ada kelalaian dalam perawatan yang menyebabkan bangunan rentan, Kapolsek Cakung Komisaris Panji Ali Candra enggan berkomentar.
Menurut Panji, keterangan itu harus bersumber dari ahli yang tahu soal seluk-beluk bangunannya. Ia meminta wkatu untuk memeriksa apakah ada kelalaian dalam perawatan bangunan.
"Mohon waktu, karena keluarga dalam kondisi berduka. Kami menjaga," ujar dia via sambungan telepon, Sabtu, 29 Juni 2024.
Rusun Rawa Bebek merupakan aset Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan berada di bawah pengawasan Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Provinsi DKI Jakarta.
Peristiwa anak jatuh di kawasan rusun Rawa Bebek bukan kali pertama terjadi. Di akhir tahun lalu, bocah berusia 7 tajun terjatuh dari lantai 4 gedung Rusun Rawa Bebek Blok C Lajang. Kemudian pada 2016 silam, balita berusia 3 tahun jatuh dari lantai 4 di lokasi ruang jemuran rusun.