Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Cilegon - Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Banten meningkatkan pengawasan terhadap kesehatan Awak Buah Kapal atau ABK asing yang bersandar di Pelabuhan Provinsi Banten. Hal tersebut dilakukan untuk mencegah masuknya virus corona ke Indonesia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Banten Wilpren Gultom mengatakan, meski virus corona berasal dari Cina, namun pemeriksaan dilakukan juga terhadap kapal asing dari negara lain yang masuk ke Banten.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selain itu, kata Gultom, untuk pengawasan kapal asing terutama dari Cina pihaknya melakukan pemeriksaan fisik menyeluruh dan dokter langsung naik ke atas kapal. “Aktifitas pelayaran seperti biasa namun lebih ditingkatkan dari biasanya. Kalau biasanya pakai masker biasa, kita tambah lagi perlengkapannya. Orang yang kita terjunkan kita bekali bagaimana menghadapi corona virus ini,” kata Gultom Rabu, 29 Januari 2020.
Tidak hanya itu, seluruh kapal yang berasal dari luar negeri dilakukan pengecekan dalam zona karantina. Bahkan, seluruh ABK kapal diperiksa kesehatannya dan dimintai keterangan perjalanan pelayaran negara sebelumnya. “Ya kita lihat ada yang panas gak kalau ada panas darimana sebelumnya, kalau sudah positif dari Cina kita lakukan karantina kapal dan orangnya kita beri obat dan rujuk ke rumah sakit,” katanya.
Menurutnya, saat ini pihaknya masih terus memantau informasi mengenai penyebaran virus corona yang sedang menjadi keresahan publik. “Saat ini kami sedang melihat virus Corona yang menyebar ke seluruh dunia, khawatir kalau mereka sudah ada warga negara Singapura atau yang sudah suspect atau negara Malaysia itu yang patut kita waspadai lagi, karena banyak yang masuk ke kita dari sana,” katanya.
Sementara itu, sejumlah rumah sakit milik pemerintah daerah di Banten sudah menyiapkan ruang isolasi untuk menangani pasien terjangkit virus corona. Penyediaan ruang isolasi merupakan salah satu langkah antisipasi penyebaran virus corona di wilayah Banten.
Salah satunya adalah RSUD Banten, yang menyiapkan enam ruang isolasi untuk menangani pasien terjangkit virus corona. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Banten Ati Pramudji Hastuti mengatakan, pihaknya telah mengeluarkan surat edaran terkait kewaspadaan dan kesiapsiagaan terhadap virus corona.
Dalam surat edaran yang ditujukan ke puskesmas dan dinas kesehatan kabupaten/kota itu, Dinkes Pemprov Banten menganjurkan untuk melakukan langkah-langkah deteksi dini dan pencegahan terhadap virus corona.
Menurutnya, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk deteksi dan pencegahan. Diantaranya, pengamatan terhadap peningkatan kasus influenza like ilness (ILI), serta pneumonia melalui sistem kewaspadaan dini dan respons (SKDR).
“Kedua, puskesmas melakukan pemantauan dalam masa inkubasi pada orang yang datang dari negara terjangkit berdasarkan health alert card (HAC), yang diberikan oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP),” katanya.
Tidak hanya itu, menurut Ati, puskesmas dan rumah sakit diminta untuk segera melaporkan kasus pneumonia berat yang memiliki riwayat perjalanan dari negara terjangkit secara berjenjang, mulai dari dinkes kabupaten/kota ke Dinkes Banten.
Sekretaris Daerah Banten Al Muktabar menyatakan, berdasarkan pengecekan lokasi strategis pintu masuk jalur internasional di Banten seperti Bandara Sukarno Hatta, belum ditemukan adanya dugaan warga yang terjangkit virus corona. “Karena Bandara Soetta itu adalah wilayah Provinsi Banten, kami juga lakukan pengecekan, kesiapan dan seterusnya,” katanya.