Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Cepu-Hari pertama lebaran, jalur tengah, penghubung Kecamatan Babat, Lamongan, Jawa Timur hingga Cepu, Blora, Jawa Tengah, lengang. Bagi para pemudik dari Semarang menuju Surabaya, tentu biasa jadi pilihan lewat jalur nasional sepanjang 100 kilometer ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kecamatan Babat, Lamongan hingga Cepu, Blora, selama ini menjadi pilihan pemudik. Jalur ini juga menjadi penghubung antara Kabupaten Ngawi dan juga Nganjuk, Tuban serta Jombang. Selain itu, lewat jalur ini, juga lebih mempersingkat jarak dibanding jika lewat di pantai utara Tuban-Lamongan.
Jalanan sepi terlihat di kawasan sumur minyak di Blok Cepu, yang melintas di antara Kecamatan Purwosari-Gayam-Ngasem dan Kalitidu-Bojonegoro. Suasana jalur sepanjang 36 kilometer dari Bojonegoro ke Cepu ini, sudah terlihat pada Selasa malam 4-Juni hingga Rabu pagi 5-Juni-2019.
Usai masyarakat melaksanakan salat Ied, jalanan kian bertambah sepi. Bahkan di Kota Bojonegoro yang dilintasi jalan nasional, tepatnya dari Jalan Ahmad Yani-Jalan Gajah Mada-Jalan Untung Suropati hingga jalan Rajekwesi, jalanan sepi.
Data di Terminal Rajekwesi Kota Bojonegoro menyebutkan, selama H-1 dan Lebaran pertama, jumlah pemudik turun hingga 10 persen dari total 1500 penumpang sehari-hari.”Turun memang jumlah pemudik saat lebaran,” ujar Sentot Sugeng pada Tempo Selasa sore, 4-Juni-2019.
Sementara itu suasana di Kecamatan Cepu, jalanan di jalur perbatasan Jawa Timur-Jawa Tengah ini, sepi. Padahal, H-4 sebelumnya, terjadi kemacetan sekitar dua kilometer. “Masih sepi,” ujar Sarno, sopir angkutan Bojonegoro-Cepu. Dia menyebut, jalanan tepat di hari lebaran biasanya sepi.