Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

<P><font face=aria size=3 color=#FF0000><B>Ton Buchner:</B></font><br />Kami Mencari Peluang Bisnis Terbaik di Indonesia

28 Mei 2012 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Penampilannya tenang dengan intonasi suara yang jelas dan tegas. Sesekali kata-katanya disisipi humor yang mengundang senyum. ”Saya belum pernah ke Indonesia, dan berharap bisa secepatnya berkunjung ke sana,” ujar lelaki 46 tahun yang pernah tinggal di Malaysia dan Singapura itu dengan ramah.

Kendati baru dua pekan diangkat menjadi Chief Executive Officer AkzoNobel, Ton Buchner sudah fasih menceritakan berbagai proyek bisnis perusahaan cat yang masuk Global Fortune 500 itu. Dia membagi kisah itu kepada sejumlah wartawan dari Asia, Eropa, dan Amerika yang diundang ke Brasil untuk meninjau sejumlah proyek bisnis perusahaan asal Belanda tersebut di Negeri Samba.

Brasil memiliki tempat tersendiri bagi perusahaan itu. Di negeri itu, AkzoNobel memiliki pelanggan besar, seperti perusahaan minyak dan gas pelat merah Petro­bras serta industri pesawat Embraer. Mereka juga memasok cat pelapis untuk industri otomotif dan perkapalan di negara yang kini sedang tumbuh pesat itu.

Menjelang pelaksanaan Piala Dunia 2014, AkzoNobel pun mendapat order mengecat atap Stadion Maracana di Rio de ­Janeiro, yang sangat terkenal dan menjadi salah satu stadion sepak bola terbesar di dunia. Masih ada pula proyek mengecat gedung Gremio Arena di Porto Alegre dan sejumlah gedung lain.

Tapi AkzoNobel bukan hanya cat. Bisnis lain yang ikut menyumbang pendapatan perusahaan sebesar 15,7 miliar euro (setara dengan Rp 187,3 triliun) pada 2011 itu adalah kimia dan bubur kertas. Perusahaan itu tumbuh pesat baik secara alami maupun lewat akuisisi. Empat tahun lalu, misalnya, AkzoNobel mengambil alih ICI Paint, produsen cat asal Inggris.

Akuisisi itu mengukuhkan AkzoNobel sebagai perusahaan penghasil cat terbesar di dunia. Di bisnis cat tembok, perusahaan itu menempati peringkat pertama. Sedangkan untuk cat pelapis, posisinya di urutan kedua di dunia. Sementara pasar untuk cat tembok berbasis konsumen, cat pelapis dan produk kimia berbasis industri (business to business).

Di Indonesia, AkzoNobel dikenal dengan produk cat tembok merek Dulux. Mereka juga memasok cat pelapis untuk maskapai penerbangan Garuda dan produk kimia untuk sejumlah pabrik bubur kertas.

Kamis tiga pekan lalu, wartawan Tempo Nugroho Dewanto mewawancarai Ton Buchner di Hotel Caesar Park, yang terletak di tepi Pantai Ipanema yang permai, di Rio de Janeiro, Brasil.

Apa yang membuat AkzoNobel begitu dekat serta memiliki banyak pelanggan dan proyek besar di Brasil, dan mungkinkah Anda juga bisa lebih dekat dengan Indonesia?

Kami juga memiliki pabrik cat yang besar di Indonesia. Jadi hubungan kami dengan Indonesia cukup dekat dan kuat. Tapi Brasil memiliki Petrobras, yang bergerak di sektor minyak dan gas, serta mengembangkan pabrik pesawat Embraer dan industri otomotif yang menyerap banyak produk kami. AkzoNobel telah memasok kebutuhan untuk industri itu sejak dulu.

Indonesia pun memiliki industri pesawat dan otomotif....

Sayangnya, saya kira Indonesia tidak punya industri pesawat dan otomotif sebesar di Brasil. Kami sudah memasok coating untuk maskapai Garuda. Kami ingin pelanggan bertambah sukses, karena kami juga akan ikut tumbuh.

Apakah Anda melihat peluang bisnis yang potensial di Indonesia di masa depan?

Kami memandang Indonesia sebagai salah satu pasar yang tumbuh cepat di Asia Tenggara. Pertumbuhan ekonomi Indonesia amat sehat dan sejauh ini Indonesia telah berkembang dengan sangat baik. Ekonomi Indonesia pernah mengalami masa sulit pada 1997-2003, tapi sekarang kondisinya sangat baik. Jadi kami melihat banyak potensi di Indonesia. Kami telah hadir di Indonesia di bisnis cat tembok dengan merek Dulux. Kami juga telah hadir di bisnis bubur kertas. Kami ingin mengembangkan bisnis secepat yang kami bisa di sana.

Peluang bisnis di bidang apa yang sedang diincar?

Kami sedang mempelajari untuk mendapat peluang bisnis terbaik yang bisa tumbuh cepat di Indonesia. Apakah di bidang cat tembok, coating, atau produk kimia. Kami sudah memiliki beberapa pelanggan besar di sana dan potensi untuk tumbuh memang besar. Jadi kami percaya bisa melakukan sesuatu yang lebih besar di Indonesia.

Bagaimana dengan peluang bisnis bubur kertas? Indonesia masih memiliki banyak lahan dan membutuhkan investor yang peduli lingkungan seperti AkzoNobel.

Saat ini kami telah memasok banyak pelanggan di bisnis bubur kertas di Indonesia. Perusahaan bubur kertas di Indonesia telah mengenal AkzoNobel dengan sangat baik. Kami adalah pemasok aktif untuk produk kimia ke mereka.

Apa halangan untuk menanam uang lebih banyak di Indonesia?

Ada perbedaan antara Brasil dan Indonesia di industri bubur kertas. Pabrik bubur kertas di Brasil dibangun dekat dengan pabrik kimia milik kami dan kami juga ikut memiliki kilang itu. Sebaliknya, di Indonesia, kami ditempatkan di dalam pabrik bubur kertas milik APRIL (Raja Garuda Mas–red) atau APP (Sinar Mas Group–red). Di Brasil, kami ikut berinvestasi. Di Indonesia, pelanggan kami yang berinvestasi. Mereka membeli dan memiliki pabrik, dan kami memasok bahan kimianya. Jadi ada perbedaan perilaku pelanggan.

Itu membuat Anda tak berinvestasi secara langsung di industri bubur kertas di Indonesia?

Pelanggan di Indonesia meminta kami ada di dalam pabrik mereka. Di Brasil, pelanggan meminta kami ada di luar pabrik. Jadi, di Brasil, kami harus berinvestasi. Di Indonesia tidak perlu karena pelanggan ingin seperti itu. Bukan berarti kami tidak ingin berinvestasi, tapi pelanggan kami tidak menginginkannya.

Bagaimana persaingan bisnis di Asia dan khususnya Indonesia?

Ada kombinasi antara pesaing lokal dan internasional. Kami bahkan memiliki 2-3 pesaing lokal di tiap negara. Ini justru membuat bisnis ini semakin menarik.

Apakah persaingan itu berlangsung jujur?

Kami diuntungkan sebagai pemain terbesar di bisnis cat tembok. Kami memiliki merek terkuat, kami memiliki rantai pasokan yang kuat, kami memiliki pelanggan yang loyal, dan kami memiliki pabrik yang paling efisien. Ukuran dan skala kami memberi keuntungan untuk bersaing di tingkat lokal.

Seberapa besar bisnis AkzoNobel terpengaruh krisis ekonomi di Eropa dan Amerika?

AkzoNobel memiliki bisnis cat tembok yang kuat. Bisnis ini merupakan bagian terbesar di AkzoNobel dan berhubungan erat dengan industri konstruksi. Jika industri konstruksi berjalan baik, kami memiliki pasar yang bagus. Begitu pula sebaliknya. Di Eropa Selatan, industri konstruksi saat ini tidak berjalan baik. Jadi pasarnya sedang sulit. Di Amerika Utara, tahun lalu industri konstruksi masih bermasalah, tapi tahun ini mulai membaik. Jadi di wilayah ini kesulitan kami sudah mencapai dasarnya. Tapi, kalau Anda pergi ke Indonesia, Brasil, Cina, dan India, industri konstruksi masih tumbuh. Pasar bisnis ini di sana masih amat menarik buat kami.

Di mana pasar terbesar AkzoNobel untuk cat tembok?

Saat ini 60 persen produk cat tembok kami ada di pasar yang sudah matang (Amerika dan Eropa). Empat puluh persen berada di pasar yang sedang tumbuh. Kami amat berharap yang 40 persen itu akan terus berkembang. l

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus