Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

10 Negara dengan Kasus Kebocoran Data Terbanyak, Mirip PDN Indonesia

Sejumlah negara, termasuk negara maju juga mengalami peretasan data. Lantas, di mana sajakah negara dengan kasus kebocoran data terbanyak?

28 Juni 2024 | 17.08 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi - Hacker atau peretas mencoba membongkar keamanan siber. Pemerintah Indonesia menganggap banyak data pribadi yang dibocorkan Bjorka dari berbagai institusi bukanlah ancaman bagi negara dan data bersifat umum. (ANTARA/Shutterstock/am)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kasus kebocoran data negara kian marak terjadi. Kebocoran itu di antaranya disebabkan ulah peretas (hacker) melalui sistem pengamanan teknologi yang lemah atau faktor kesalahan manusia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Terbaru, Indonesia menjadi sasaran. Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 mengalami peretasan dalam bentuk ransomware yang berakibat lumpuhnya server sejumlah lembaga dan kementerian.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kasus kebocoran data ini bukan hanya dialami Indonesia. Sejumlah negara, termasuk negara maju juga mengalami peretasan data. Lantas, di mana sajakah negara dengan kasus kebocoran data terbanyak?

 

Daftar Negara dengan Kasus Kebocoran Data Terbanyak


Perusahaan keamanan siber, Surfshark mencatat sebanyak 60,9 miliar titik data (data point) telah terekspos, dengan 17,2 miliar di antaranya adalah alamat surel (email) sejak 2004. Setiap alamat email rata-rata bocor dengan 2,5 titik data tambahan. 

Kemudian, Surfshark menyusun daftar 10 negara teratas dengan tingkat kebocoran data paling banyak per 15 April 2024. Berikut rinciannya.

1. Amerika Serikat


Setiap penduduk Amerika Serikat rata-rata telah kehilangan 37 titik data akibat pelanggaran siber sejak 2004. Data yang paling banyak bocor, yaitu format kompresi data Zip, nama belakang, nama keluarga, nama depan, dan kata sandi, dengan total seluruhnya mencapai lebih dari 12,5 miliar titik data. 

2. Rusia


Jumlah titik data Rusia yang bocor mencapai lebih dari 4,3 miliar meliputi nama depan, nomor telepon, nama belakang, dan kata sandi. Salah satu kasus kejahatan siber besar di negara itu adalah dijualnya informasi pribadi 60 juta pemegang kartu kredit Sberbank di pasar gelap daring (online) pada 2019 lalu. 

3. Cina


Beberapa jenis data yang paling banyak terbuka di Cina adalah nama, alamat IP (internet protocol), nama pengguna, kata sandi enkripsi, dan kata sandi, dengan jumlah sekitar 2 miliar. Salah satu kasus kebocoran yang menyita perhatian, yaitu terungkapnya data 364 juta pengguna WeChat dan QQ pada Maret 2019. 

4. Prancis


Tanggal lahir, kata sandi enkripsi (password hash), nama pengguna (username), dan kata sandi menjadi beberapa jenis data yang sering terekspos di Prancis. Total data yang telah bocor di negara dengan ikon menara Eiffel itu mencapai lebih dari 1,4 miliar. Salah satu kasus terbesarnya adalah serangan ransomware terhadap perusahaan asuransi AXA pada Mei 2021. 

5. Brasil


Dengan total lebih dari 1,2 miliar data, Brasil masuk ke dalam daftar negara dengan kasus kebocoran data terbanyak. Salah satu kasus terbesar terbukanya data dalam sejarah negara itu terjadi pada 2020, di mana ada 243 juta data pribadi yang terdampak, termasuk nama lengkap, alamat, dan nomor telepon. 

6. India


Jumlah data yang sudah terekspos di India mencapai 1,2 miliar data, di antaranya nama depan, nomor telepon, dan kata sandi. Beberapa perusahaan yang pernah menjadi sasaran kejahatan siber adalah basis data Aadhaar, BigBasket, Air India, Dominos, dan State Bank of India. 

7. Inggris


Sebanyak lebih dari 1,06 miliar data di Inggris bocor, mulai dari nama, username, dan kata sandi. Salah satu pelanggaran data terbesar di negara itu menimpa pengecer dan penyedia layanan elektronik, Dixons Carphone yang kehilangan 14 juta catatan pribadi dan 5,6 juta informasi kartu pembayaran pada Juli 2017. 

8. Jerman


Sekitar 986 juta data di Jerman telah terbuka, seperti alamat IP, username, dan kata sandi. Pada Agustus 2019, penyidik Jerman di negara bagian Hessen menangkap seorang peretas yang bertanggung jawab atas kasus kebocoran data terbesar di negara itu pada 1-28 Desember 2018, di mana data yang dicuri adalah nomor ponsel, riwayat obrolan pribadi, dan detail kartu kredit ratusan politisi. 

9. Italia


Selanjutnya, ada Italia yang mencatatkan jumlah data yang bocor sebanyak 645 juta data. Jenis data yang paling banyak menjadi target kejahatan siber adalah tanggal lahir, nama depan, username, dan kata sandi. Salah satu kasus yang paling terkenal adalah data lebih dari 750 ribu pelanggan UniCredit terekspos pada 2018. 

10. Kanada


Sebagai salah satu negara dengan kasus kebocoran data terbanyak, jumlah data yang sudah terbuka di Kanada mencapai 621 juta. Salah satu pelanggaran siber terbesar dialami perusahaan Desjardins Group yang mengumumkan terungkapnya 4,2 juta data pelanggan pada Juni 2023. 

Sementara itu, Indonesia pernah berada di urutan ke-3. Sebanyak 108,9 juta akun dibobol pada Juli-September 2022. Lonjakan peringkat Indonesia itu salah satunya diakibatkan oleh aksi Bjorka yang sempat viral di jagat maya. 

 

MELYNDA DWI PUSPITA 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus