PAGI itu sekitar 30 sepeda motor meninggalkan kampus Universitas
Brawijaya (Unibraw) di Malang, Jawa Timur. Sebagian terbesar
pengendaranya mahasiswa Fakultas Teknik Mesin Universius itu.
Mereka menempuh perjalanan selama 5 hari, melintasi koea Blitar,
Tulungagung, Madiun, Sala, Yogyakarta, Magelang, Ambarawa dan
kembali lagi ke Malang. Perjalanan 1.200 km itu bukan sekedar
acara parawisata, melainkan suatu uji-coba yang unik, setidaknya
buat Indonesia. Separuh kendaraan bermotor itu menggunakan
bensin dengan campuran 10% alkohol sebagai bahan bakar.
Gagasan mengadakan penelitian itu timbul dari Ir. Imam Zaky dan
Ir. Handono Sasmito, keduapya dosen di Fakultas Teknik itu.
"Minat itu timbul sejak saya baca buku dari BPPT," ujar Zaki
kepada TEMPO pekan lalu. Buku itu yang diterbitkan BPPT (Badan
Penelitian dan Pengkajian Teknologi) menguraikan rencana
mengembangkan penelitian alkohol sebagai kemungkinan
diversifikasi bahan bakar minyak.
Kurang Menanggapi
Kedua dosen itu -- dibantu Ir. Hamid Bachri, Ketua Laboratorium
Percobaan Mesin dan Ir. Made Gunadiarta, Ketua Laboratorium
Mesin Pendingin -- semula menyusun usulan proyek penelitian itu.
Ini kemudian disampaikan kepada Ir. Wardiman Djojonegoro,
Asisten I Menteri Negara Riset dan Teknologi. Wardiman di BPPT
juga memimpin Proyek Penelitian Alkohol "Mula-mula ia kurang
menanggapi gagasan kami," tutur Zaky. "Tapi akhirnya mendukung
juga." Pejabat BPPT itu bahkan kemudian memberi ceramah di
Unibraw tentang Program Alkohol di Indonesia.
Setelah mereka mendapat dukungan BPPT itu, sponsor lain juga
tidak ketinggalan, terEnasuk pihak Pemda Kodya Malang dan
beberapa perusahaan swasta. Degan biaya Rp 26 juu, program
peneliian dimulai. Tahap pertama, stational test, menjalankan
mesin dalam keadaan berhenti, untuk mengetahui pemakaian gasohol
(campuran bensin dengan alkohol) dibanding 100% bensin.
Kemudian, road test, menguji kendaraan itu di jalan raya.
Gasohol dipakai pada 15 sepeda motor, sedang 15 lainnya diisi
bensin biasa. "Dengan begitu kami dapat perbandingan langsung,"
ujar Sasmito yang pernah belajar di Konsruktive Maschinenbau
Technische Universitat, Berlin Barat.
Percobaan itu mempergunakan sepeda motor merk Honda dari tipe CB
100, CB 125, CG 100, CG 125, GL 100 dan GL 125. Semua kendanan
keluaran antara tahun 1975 dan 1980. "Selain efisien dalam
pemakaian bahan bakar, juga pembakarannya tak menimbulkan
kepulan asap," ujar seorang mahasiswa yang ikut percobaan itu.
Dalam perjalanan itu terbukti lebih sukar men-start kendanan
yang menggunakan gasohol dalam keadaan dingin. "Umumnya
pengemudi mengatasinya dengan menutup choke," cerita Zaky.
Kekurangan ini juga terjadi dalam keadaan mesin itu panas, meski
tidak sesering bila dalam keadaan dingin. Pada kecepatan konstan
kendaraan berbahan bakar gasohol sering ragu jika ditambah
kecepatannya.
Juga timbul guncangan pada kecepatan konsun 70 km per jam. Tapi
hal ini pun bisa diatasi dengan memperkaya bahan bakar dalam
karburator. "Tapi ini juga meningkatkan pemakaian minyak lumas,"
ujar Zaky.
Di daerah Pujon Batu, pada jalan tanjakan dan turun, sengaja dua
kendaraan diadu kecepatannya. Yang satu menggunakan gasohol dan
lainnya bensin. "Yang gasohol ternyata punya kecepatan lebih
tinggi sedikit," tutur Zaky. "Karena pembakarannya cepat
panas."Tapi rupanya 'kendaran gasohol" itu harus selalu
diperkaya bahan bakar agar mampu menarik kecepatan.
Dari 30 kendaraan itu, satu mengalami modifikasi pada mesinnya.
Mesin sebuah Honda tipe GL diganti dengan mesin rancangan
fakultas sendiri. Kompresi pada mesin ini lebih besar dan
hasilnya jelas terlihat karena lebih cepat berakselerasi. "Ini
berarti perlu mengubah besarnya perbandingan kompresi mesin jika
memakai gasohol," ujar Zaky.
Dari percobaan dengan mesin yang tidak dimodifikasi, ternyata
pemakaian gasohol jelas kurang menghasilkan daya efektif.
"Untuk mengatasi kekurangan ini bahan bakar harus diperkaya,"
ujar Zaky. "Ini berarti bertambahnya pemakaian bahan bakar
spesifik."
Juga yang menggunakan gasohol cenderung baru bertenaga jika
puuran mesin tinggi. Pada komponen mesin yang kurang kaya bahan
bakarnya, pengaruhnya memberikan warna kecokelatan pada ruang
bakar. Pada yang diperkaya, warnanya keputih-putihan. Juga
terjadi korosi berbentuk bintik-bintik yang menyumbat tabung
karburator dan terdapat sisa air berwarna kecokelatan pada dasar
karburator. "Sejauh ini semua tak menyebabkan kerusakan," ujar
Zaky.
Perjalanan uji-coba kedua konon akan segera menyusul, dengan
campuran 20% alkohol. Jerih payah 88 tenaga dari Fakutas Teknik
Mesin itu cukup mendapat sambutan. Bahkan untuk keperluan
penelitian lebih lanjut, Menteri Negara Ristek, Prof. Dr. Ir.
B.J. Habibie, akan menyumbangkan dua mobil VW Passat dan 15
sepeda motor Honda semuanya bermesin yang dirancang untuk
pemakaian gasohol.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini