Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

18 Tahun Tragedi Adam Air, Misteri Kecelakaan Pesawat Sampai Kini Belum Ditemukan

Pada 1 Januari 2007, kecelakaan pesawat Adam Air Penerbangan 574 hilang di Selat Makassar. Hingga saat ini, bangkai kapal tak pernah ditemukan.

2 Januari 2025 | 05.22 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Pesawat Adam Air Penerbangan 574 jurusan Jakarta-Surabaya-Manado, jatuh di Selat Makassar, Majene, setelah transit di Surabaya pada 1 Januari 2007. Setelah pencarian berbulan-bulan, kotak hitam ditemukan di kedalaman 2.000 meter pada 28 Agustus 2007. Kecelakaan ini menewaskan seluruh orang di dalamnya yang berjumlah 102 orang (96 penumpang dan 6 awak. Wikipedia

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Jatuhnya pesawat Adam Air menjadi salah satu kisah paling kelam yang menerpa penerbangan domestik Indonesia. Pesawat Adam Air dengan nomor penerbangan 574 tersebut dikabarkan jatuh di Selat Makassar pada 1 Januari 2007. Kecelakaan pesawat yang mengangkut 102 penumpang tersebut hingga kini tidak pernah ditemukan keberadaannya.

Pesawat Adam Air Penerbangan 574 merupakan penerbangan domestik dengan jurusan Jakarta-Surabaya-Manado. Pesawat tersebut kembali lepas landas setelah transit di Bandara Juanda (SUB), Surabaya pada pukul 12.55 WIB untuk langsung menuju tujuan akhir di Bandara Sam Ratulangi (MDC), Manado. Pesawat dijadwalkan untuk tiba pukul 16.14 WITA. 

Akan tetapi, pesawat Adam Air tersebut dilaporkan mengalami putus kontak dengan pengatur lalu lintas udara atau air traffic controller (ATC) Bandara Hasanuddin Makassar. Kontak terakhir dilakukan pada pukul 14.53 WITA. Posisi akhir pesawat tersebut tercatat berada saat jarak 85 mil laut barat laut Kota Makassar pada ketinggian 35.000 kaki. 

Pesawat Adam Air Penerbangan 574 tersebut diduga jatuh pada Selat Makassar dengan koordinat 3°13′92″LS,119°9′17″BT. Informasi tersebut diperoleh dari sinyal darurat yang diterima sistem pendeteksi sinyal darurat milik Singapura. Sinyal lokator suar darurat pesawat (ELBA) dari pesawat Adam Air tersebut juga diterima oleh radar Bandara Hasanuddin Makassar pada pukul 22.00 WITA.

Koordinator tim SAR Marsekal Udara Pertama Eddy Suyanto dan Menteri Perhubungan Hatta Rajasa menginformasikan kepada publik keesokan harinya bahwa pesawat telah ditemukan. Adam Air dilaporkan menabrak pegunungan di ketinggian 8.000 kaki di Desa Rangoan, Sulawesi Barat, yakni sekitar 250 km dari Makassar.

Bersamaan dengan informasi tersebut, diumumkan bahwa 90 korban tewas, sementara itu 12 orang lainnya belum ditemukan. Akan tetapi, tim SAR ternyata masih belum mampu menemukan bangkai pesawat pada lokasi yang telah diketahui sebelumnya. Informasi atas penemuan tersebut lantas diralat kemudian harinya. Otoritas meminta maaf atas kesalahan informasi yang dibagikan kepada masyarakat.

Dilansir dari Kompas.com, upaya pencarian pesawat telah dimulai pada 2 Januari pagi. 6 pesawat berupa 4 helikopter jenis Puma, 1 pesawat jenis Boeing 737-200 Intai, dan 1 pesawat lainnya dikerahkan untuk mencari keberadaan bangkai pesawat. Hasil pemeriksaan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) dan pihak Adam Air terhadap puing-puing pesawat yang ditemukan menyebutkan bila hanya 27 barang yang diidentifikasi sebagai bagian pesawat Adam Air dari sejumlah 40 barang yang ditemukan. 

Kotak hitam dari pesawat Adam Air Penerbangan 574 berhasil ditemukan setelah 7 bulan pesawat tersebut dikabarkan menghilang, yakni pada 27 Agustus 2007. Kotak hitam tersebut telah ditemukan di perairan Majene, Sulawesi Barat pada pukul 12.19 WIB. Perekam suara kokpit ditemukan di kedalaman 2.000 meter bersamaan dengan perekam data penerbangan atau FDR. Secara keseluruhan, pencarian dan pengangkatan kotak hitam menggelontorkan biaya lebih dari Rp27 miliar. 

Setelah proses pengangkatan kotak hitam dilakukan, pencarian terhadap korban dan bangkai pesawat dihentikan. KNKT mengutarakan kesimpulan bahwa kecelakaan pesawat yang terjadi tersebut disebabkan adanya penyimpangan pada sistem navigasi di pesawat. Konsentrasi pilot terbelah pada makfungsi IRS dan instrumen lainnya sehingga pesawat menjadi tidak dapat dikendalikan. Ketua KNKT Tatang Kurniadi mengungkapkan, “Saat itu pesawat kritis tidak dapat dikendalikan.”

Automatic pilot tidak dapat berfungsi karena adanya tindakan koreksi sistem navigasi yang membuat IRS Mode Selector Unit Number 2 (kanan) dialihkan ke posisi mode attitude (ATM). Hal tersebut lantas membuat setir kemudi netral di tengah dan pesawat mulai miring ke kanan. Suara peringatan Bank Angle mulai terdengar saat pesawat miring ke kanan melewati 35 derajat. Hingga 100 derajat, pilot tidak melakukan roll agar kembali normal.

Jatuhnya pesawat Adam Air Penerbangan 574 menyebabkan 96 orang penumpang hilang beserta 12 awak kapal. Pesawat tersebut dibawa oleh Kapten Refri Agustian Widodo dan co-pilot Yoga Susanto. Sampai saat ini, kerabat korban belum mengetahui kondisi keluarga mereka belum ditemukan.

Setelah pesawat Adam Air penerbangan 574 jurusan Jakarta-Surabaya-Manado, dinyatakan jatuh di Selat Makassar, Majene, setelah transit di Surabaya pada 1 Januari 2007. Setelah pencarian berbulan-bulan, kotak hitam ditemukan di kedalaman 2.000 meter pada 28 Agustus 2007. 

Departemen Perhubungan secara resmi mencabut sertifikat operator pesawat udara atau Air Operator Certificate (AOC) maskapai penerbangan Adam Air. Pencabutan izin terbang dicabut lantaran selama tiga bulan terakhir Adam Air tidak melakukan pembenahan sesuai rekomendasi.

Pencabutan itu tertuang dalam surat keputusan tanggal 18 Juni 2008 yang ditandatangi oleh Direktur Jenderal Perhubungan Udara Budhi Muliawan Suyitno.

Dengan dicabutnya operation specifications pesawat Adam Air dilarang beroperasi kembali. Keputusan itu diterapkan sesuai regulasi tentang keamanan dan keselamatan penerbangan. Adam Air pun tutup buku.

Hendrik Khoirul Muhid berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

Pilihan Editor: 17 Tahun Lalu Kisah Paranormal Bantu Cari Adam Air Hilang di Selat Makassar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus