Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Banjarmasin -Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Kalimantan Selatan, Heriansyah, menuturkan pemerintah daerah akan menggelar empat agenda pariwisata skala internasional demi menarik minat pelancong ke Tanah Banjar. Menurut dia, Kalsel terus memacu geliat potensi wisata agar tidak hanya tergantung pada ekspor komoditas tambang dan sawit.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Heriansyah merinci, empat agenda wisata internasional yang baru digelar oleh Kalsel, itu terdiri atas Festival Teater Internasional, Festival Folk Internasional, Festival Perahu Naga Internasional, dan satu sport tourism balap sepeda Tour de Loksado. “Rencananya tahun 2018, tapi belum tahu di bulan apa. Kami terus mematangkan konsepnya,” ujar Heriansyah, Kamis 19 Oktober 2017.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selain itu, pihaknya merencanakan ajang Pekan Gawai Dayak pada 2018. Melalui ajang semacam ini, Heriansyah berharap potensi wisata di Kalsel makin dikenal dalam skala nasional dan internasional. Sebab, kata dia, Kalsel sejatinya punya potensi wisata yang tak kalah ciamik ketimbang provinsi lain.
Kepala Bidang Pengambangan Pemasaran Pariwisata Kalsel, H. Muhammad, mengaku sudah berkomunikasi dengan Federasi Balap Sepeda Internasional (Union Cycliste Internationale/UCI) untuk membahas teknis penyelenggaraan Tour the Loksado.
Ajang balap sepeda itu rencananya membelah Pegunungan Meratus dengan rute Batulicin (Kabupaten Tanah Bumbu) – Paramasan (Kabupaten Banjar) - Loksado (Kabupaten Hulu Sungai Selatan). “Panjang rute kurang lebih 500-an kilometer,” Heriansyah menambahkan.
Selain mendatangkan pelacong, Heriansyah berharap ajang internasional bisa mengungkit berdirinya desa-desa wisata di seantero Kalimantan Selatan. Sebab, kata dia, Kalsel saat ini baru punya tiga desa wisata di daerah Loksado (Kabupaten Hulu Sungai Selatan), Angsana (Kabupaten Tanah Bumbu), dan Kabupaten Tanah Laut. Ia pun terus menggencarkan pembentukan kelompok sadar wisata (Pokdarwis) di 13 kabupaten/kota se-Kalsel.
“Sebelum ada desa wisata, harus ada Pokdarwis dulu. Tahun ini, Kota Banjarmasin akan melantik 20 dan Kabupaten Tapin melantik 12 Pokdawis. Pariwisata salah satu penyumbang Pendapatan Asli Daerah, kami akan membimbing dan melatih SDM Pokdarwis,” ujar Heriansyah.
Heriansyah menambahkan, pihaknya juga menjalin komunikasi dengan Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Jawa Tengah soal konsep pengelolaan destinasi wisata. Sebab, kata Heri, Jawa Tengah cukup sukses menggelar aneka atraksi wisata internasional dan pengelolaan tempat wisata.
DIANANTA P. SUMEDI