Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

4 Fakta tentang Filsafat, Ilmu yang Ditekuni Dian Sastro

Pro kontra muncul dipicu karena sosok Dian Sastro dikenal anggun, cerdas, dan bergaya hidup sehat di mata masyarakat. Dian juga belajar filsafat.

19 Maret 2018 | 12.05 WIB

Dian Sastro. Instagram
Perbesar
Dian Sastro. Instagram

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Aktris Dian Sastro sedang menjadi perbincangan publik. Gara-garanya video yang diunggah akun Instagram @iamiscorner pada Sabtu, 17 Maret 2018 dalam rangka perayaan ulang tahun Dian yang ke 36 sehari sebelumnya. Dalam video, tampak Dian merokok, juga terlihat bergoyang dengan baju yang dianggap terlalu terbuka oleh warga net.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Pro kontra terhadap aksi Dian Sastro itu dipicu karena sosoknya  yang dikenal anggun, cerdas, dan bergaya hidup sehat di mata masyarakat. Akibatnya, sebagian warganet terkejut melihat sisi diri Dian Sastro yang jarang diperlihatkannya itu. Namun, ada juga yang membela Dian Sastro karena sebagian warganet dianggap bereaksi terlalu berlebihan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Dian Sastro sendiri memang dikenal sebagai sosok berpendidikan. Salah satu contohnya, ia adalah seorang sarjana filsafat dari Universitas Indonesia sebelum mendapat gelar magister program studi Fakultas Ekonomi di universitas yang sama. Baca juga:Laku Rp2,4 Miliar, Seperti Apa Formulir Lamaran Steve Jobs?

Menurut laman resmi Universitas Indonesia, filsafat adalah ilmu yang mempelajari kehidupan manusia melalui pemahaman dan dialog dengan ilmu-ilmu serta pemahaman perkembangan zaman. Hal yang dipelajari pun beragam, seperti sejarah pemikiran modern, metafisika, filsafat ketuhanan, dan eksistensialisme.

Ilmu ini belum begitu banyak diterima oleh masyarakat karena dianggap tidak memiliki prospek dan potensi yang bagus di dunia pekerjaan. Namun, ketua departemen filsafat dari University of California at Santa Barbara mengatakan, hal itu hanya merupakan mitos belaka. Faktanya, ilmu filsafat berguna dalam segala aspek kehidupan. Simak beberapa fakta di bawah ini terkait ilmu filsafat.

1. Meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan naluri bisnis
Mereka yang mempelajari ilmu filsafat dituntut untuk selalu berargumen dan berpikir kritis sehingga kelak berguna untuk berbagai profesi. “Tugas filsafat yang bersifat terbuka menuntut mahasiswa untuk melihat dan berpikir soal aspek unik dari ilmu filosofi yang dipelajari menurut masing-masing filsuf,” ujar Direktur inovasi dari Wellington International School in Dubai, Christine Nasserghods. Hasilnya, kemampuan itu bisa digunakan untuk mengidentifikasi serta melihat peluang di pasar ekonomi. Baca: Bintang Life of Pi Ini Alami Neuroendocrine Tumor, Apa Itu?

2. Lulusan ilmu filsafat banyak yang berhasil di dunia teknologi
Banyak tokoh di dunia teknologi yang pernah mengambil studi filsafat, contohnya seperti co-founder LinkedIn, Reid Hoffman. Alih-alih mengambil spesialisasi di bidang teknologi, ia justru mempelajari filsafat dengan alasan meningkatkan tingkat intelektualitas publik. Kini, ilmu filsafat itu masih ia gunakan untuk keputusan investasi teknologi startup yang akan menguntungkannya.

3. Filsuf memiliki peran penting bagi permasalahan yang dihadapi generasinya
Pertanyaan-pertanyaan mendasar yang mungkin belum bisa dijawab oleh masyarakat dunia merupakan permasalahan yang terus digali penyelesaiannya oleh para filsuf lewat teori dan argumen. Contohnya, pertanyaan seputar arti hidup dalam hidup yang lebih baik. Menurut departemen filsafat The Princeton mengatakan, filsuf dapat memahami kodrat manusia lebih baik dan dapat menyelesaikan masalah di lingkungan sosial modern. Penulis buku How: Why How We Do Means Anything, Dov Seidman, mengatakan, “Filsafat akan mengeksplorasi pertanyaan terluas dan terdalam–mengapa manusia ada, bagaimana lingkungan sosial mengatur hidup seseorang, dan sebagainya.”

4. Para filsuf dapat mengubah dunia
Di tengah persaingan global, filsuf (amatir maupun profesional) dapat mengubah dunia. Sebab, mereka memiliki kepedulian serta kemampuan berpikir kritis untuk menyelesaikan permasalahan global. Meskipun dianggap tidak potensial, ada alasan khusus mengapa studi ini tetap diminati sebagian orang. “(Belajar filsafat) untuk mengeksplorasi sudut pandang seseorang. Selain itu, juga untuk menjadi bagian dari dunia. Anda harus tahu tanggung jawab Anda di dunia… Ilmu ini akan meningkatkan rasa kepedulian kita terhadap sesama. Apa pun yang Anda lakukan, (filsafat) adalah sebuah aset,” ujarnya. Baca: Pensiun, Persiapkan Sejak Usia 20, Cek Ilustrasinya

HUFFINGTON POST | TABLOID BINTANG | THE WASHINGTON POST | MAGNULIA SEMIAVANDA HANINDITA

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus