Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

7 Alasan Mengapa Pengusaha Bisnis Kuliner Sering Gagal

Survei membukitkan mayoritas pengusaha bisnis kuliner kesulitan mengembangkan bisnisnya, sehingga selama bertahun-tahun hanya punya 1-2 cabang saja.

22 Februari 2019 | 20.00 WIB

Andrew Ryan Sinaga , CEO Foodizz.id (dok. Foodizz)
Perbesar
Andrew Ryan Sinaga , CEO Foodizz.id (dok. Foodizz)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Bisnis kuliner tengah menjadi primadona dalam beberapa tahun terakhir ini. Hal ini terbukti dari semakin banyaknya bisnis kuliner baru yang bermunculan. Antusiasme masyarakat dalam membuka berbagai franchise kedai makanan dan minuman pun juga terus meningkat. Mereka berbondong-bondong membeli lisensi franchise atau pun mendirikan tempat usahanya sendiri untuk mengadu peruntungan dari bisnis ini.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Untuk mendirikan bisnis kuliner pun kini kian mudah dan terjangkau. Banyak franchisor yang menawarkan paket franchise tak lebih dari Rp 5 juta. Tak heran jika kini semakin sering menemukan gerobak atau outlet mini di hampir setiap area pemukiman, rumah sakit, sekolah atau pun perkantoran.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Namun, jangan kira bisnis kuliner itu mudah. Karena nyatanya, menurut Andrew Ryan Sinaga, Chief Executive Officer FOODIZZ.ID (platform edukasi bisnis kuliner pertama di Indonesia), sekecil apapun skala bisnis kuliner, ada banyak hal yang harus diperhatikan dan dipersiapkan sebelum memulainya. "Jangan sampai modal dan kerja keras yang telah dicurahkan berakhir cepat. Maka dari itulah edukasi sangat penting untuk menjalankan bisnis ini," katanya.

Dalam pandangan Andrew setidaknya ada 7 alasan utama mengapa pengusaha kuliner  perlu edukasi dalam mengembangkan bisnis kuliner. Berikut poin penting yang ia bagikan:

1. Edukasi akan mengoptimalkan bisnis kuliner agar berkembang pesat.

Menurut Andrew Ryan Sinaga, CEO FOODIZZ.ID, potensi bisnis kuliner di Indonesia belum optimal digarap. Dari hasil survei yang mereka dapatkan, di Indonesia ada sekitar 5,6 juta pengusaha kuliner. Namun, umumnya usaha mereka selama bertahun-tahun tidak bisa berkembang atau hanya memiliki 1-2 cabang saja. "Umumnya, persoalan mereka adalah tidak punya cukup pengetahuan untuk mengembangkan bisnis mereka," kata Andrew.

Baca juga: Foodizz.id Ingin Cetak 10.000 Pengusaha Bisnis Kuliner

2. Meminimalisir permasalahan operasional

Permasalahan bisnis kuliner yang paling nyata dan tak dapat terhindarkan adalah permasalahan operasional. Ketika seseorang memulai bisnis kuliner, terutama bagi yang masih pemula, akan mendapati berbagai permasalahan di area ini. Dengan edukasi yang mumpuni, permasalahan operasional ini akan dengan cepat teratasi.

3. Menjaga produk dan pelayanan yang berkualitas

"Produk kuliner yang baik tidak hanya dinilai dengan indera pengecapan," ujar Andrew. "Namun juga dinilai dari segi porsi, bahan baku dan keamanannya. Begitu pula dengan pelayanan." 
Bisnis kuliner akan selalu dituntut untuk memberikan pelayanan terbaik oleh konsumen Anda. Kadang kala, pengusaha kuliner sudah merasa maksimal dalam memanjakan konsumen. Namun nyatanya ada hal lain yang perlu Anda ketahui.

4. Membangun model bisnis yang baik

Salah satu kunci kesuksesan sebuah bisnis kuliner adalah model bisnis yang diterapkan. Anda tidak bisa membangun bisnis model secara asal-asalan. Perlu ada riset, data dan pengetahuan yang cukup agar model bisnis Anda dapat berhasil.

5. Mengatasi persaingan bisnis

Persaingan bisnis merupakan sebuah ancaman yang besar jika Anda tidak pandai-pandai mengatasinya. Terlebih dengan semakin menjamurnya jenis bisnis kuliner yang semakin beragam, Anda dituntut untuk bisa survive agar bisnis Anda dapat berumur panjang. Tanpa pengetahuan yang cukup, Anda akan kesulitan dalam menghadapi tantangan satu ini.

Baca juga: Mau Bisnis Kuliner? Simak Saran Arie Untung Ini

 6. Menghindari kerugian

Mimpi buruk lainnya adalah kerugian. Dalam sebuah bisnis, khususnya bisnis kuliner, untung rugi merupakan hal yang biasa. Namun, jika kerugian itu terjadi terus menerus, Anda harus cek ulang apa sebenarnya yang terjadi. Sebuah edukasi bisnis penting tidak hanya untuk mengetahui bagaimana membangun sebuah bisnis, cara menjual sebuah produk, atau bagaimana sebuah brand mempunyai nilai tertentu. Namun juga berbagi pengetahuan untuk menghadapi tantangan.

7. Mendorong akselerasi bisnis

Pengalaman memang pelajaran yang paling berharga. Tapi ada hal yang lebih berharga lagi, yaitu edukasi. "Dengan pengalaman yang diimbangi oleh edukasi yang luas, Anda akan terbantu untuk melakukan percepatan peningkatan bisnis Anda," kata Andrew.

Permasalahannya adalah, banyak orang yang sudah terjun ke dunia bisnis mengalami kesulitan untuk mengatur waktu untuk belajar. Andrew menegaskan, Foodizz.id hadir untuk para pengusaha kuliner tetap update dengan pengetahuan baru seputar bisnis kuliner. "Ada lebih dari 100 video, ada kelas online,  yang bisa dipelajari aplikasi Foodizz.id," katanya

 Andrew menambahkan, dengan berlangganan aplikasi ini Anda dapat menemukan ribuan insight dan pengetahuan mengenai bisnis kuliner karena Foodizz menggandeng beberapa pengusaha kuliner papan atas. Contohnya, ada nama-nama seperti Rex Marindo, Stefanie Kurniadi, Danis Puntoadi dari Grup CRP (Warunk Upnormal, Bakso Boedjangan dan lain-lain).  Selain itu juga ada pakar Food Safety (keamanaan masakan) Syamsul Arifin, ada jago  Design Thinking Dwi Purnomo, ada juga Koko Hadiono, mantan top management Mc Donald's Indonesia dan Yuszak M. Yahya, master dalam bidang Financial Modeller & Smart Business Map.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus