Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyebutkan provinsi yang dipimpinnya akan segera memiliki 9 jalan tol baru. Saat ini, pembangunan sejumlah ruas tol itu sudah berjalan dan ditargetkan rampung paling lambat pada tahun 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ia menyatakan Jawa Barat adalah wilayah dengan infrastruktur konektivitas paling lengkap di Indonesia. "Kita punya infrastruktur paling lengkap, ada di Jawa Barat. Kita lagi seminar disini, di luar sana ada 9 ruas jalan tol dibangun," kata Ridwan Kami di Fablab Correctio Jababeka, Cikarang, Jumat, 21 Oktober 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dengan dibangunnya akses konektivitas itu, ia yakin pertumbuhan ekonomi wilayah bakal terpicu. Meski begitu, Ridwan Kamil menegaskan yang juga penting tidak hanya berfokus pada pengembangan hunian saja, tapi juga berbagai fasilitas lain untuk bekerja hingga hiburan.
"Harus seimbang. Kota itu jangan bikin pengembangan mayoritas hanya rumah. Dipikirin CBD-nya di mana, komersialnya di mana," kata pria yang akrab disapa Kang Emil tersebut.
Adapun, jalan tol yang konstruksinya akan selesai dalam waktu dekat yaitu Tol Cisumdawu (Cileunyi-Sumedang-Dawuan) yang dicanangkan dapat rampung di akhir tahun ini.
Berikut ini adalah daftar lengkap 9 jalan tol baru di Jawa Barat:
1. Tol Cisumdawu sepanjang 62 kilometer (2022)
2. Tol Bocimi (Bogor-Ciawi-Sukabumi) sepanjang 54 kilometer (2022)
3. Tol Jakarta-Cikampek Selatan sepanjang 64 kilometer (2025)
4. Tol Desari (Depok-Antasari) sepanjang 28 kilometer (2024)
5. Tol Cibitung-Cilincing sepanjang 35 kilometer (2022)
6. Tol Cimanggis-Cibitung sepanjang 26 kilometer (2023)
7. Tol Cijago (Cinere-Jagorawi) sepanjang 15 kilometer (2022)
8. Tol Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap sepanjang 207 kilometer (perjanjian pengusahaan: 31 Januari 2022)
9. Tol Akses Pelabuhan Patimban sepanjang 37 kilometer (tahap pelelangan).
Selanjutnya: Komentar Emil Kamil soal pembangunan Silicon Valley oleh Jababeka.
Dalam kesempatan itu Kang Emil juga mengomentari pembangunan kawasan Silicon Valley di koridor timur Jakarta-Bandung. Ia menilai pembangunan kawasan itu perlu menggunakan konsep live, work, and play.
Pengembangan kawasan di koridor tersebut diprakarsai oleh PT Jababeka Tbk. (KIJA), yang salah satu proyeknya yaitu bernama Correctio. Kawasan tersebut juga dikembangkan oleh 21 pengembang properti lainnya.
Kawasan Silicon Valley dapat terwujud, menurut dia, jika telah memenuhi setidaknya 5 rumus atau kunci pengembangan yang disebutkan. Lima hal itu adalah bentuk kawasan berupa koridor, banyak universitas, potensi walkability, punya landmark, dan membangun alun-alun.
Dalam hal ini, Kang Emil itu mendorong para pengembang untuk memprioritaskan fasilitas pendidikan. Apalagi, aturan Omnimbus Law saat ini dinilai memudahkan karena mengizinkam universitas buka cabang.
Ia pun bersedia untuk menjadi jembatan antara pengembang dan para pendiri institusi. "Syarat berikutnya kotanya harus bikin betah, cirinya ada orang jalan kaki, ini sering dilupakan faktor walkability," ujarnya.
Ridwn Kamil pun memberi contoh negara-negara di Eropa misalnya, sebagian besar populasinya justru berjalan kaki. Dia menyebut konsep walkability di kawasan Sudirman-Thamrin sudah cukup baik meski tidak sempurna.
BISNIS
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.