Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Ancaman Krisis Pangan 2023, Mentan: Masalah Pertanian Harus Jadi Super Prioritas

Mentan Syahrul Yasin Limpo menekankan jika ingin Indonesia lebih maju, yang pertama kali harus menjadi prioritas adalah pertanian dan ketahanan panga

16 Desember 2022 | 17.58 WIB

Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo (SYL) secara resmi membuka kegiatan Global Forum sebagai awal dari rangkaian kegiatan Agriculture Ministers Meeting (AMM) G20 Indonesia, di Hotel Intercontinental Jimbaran Bali pada Selasa (27/09/2021)
material-symbols:fullscreenPerbesar
Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo (SYL) secara resmi membuka kegiatan Global Forum sebagai awal dari rangkaian kegiatan Agriculture Ministers Meeting (AMM) G20 Indonesia, di Hotel Intercontinental Jimbaran Bali pada Selasa (27/09/2021)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo menekankan jika ingin Indonesia lebih maju, yang pertama kali harus menjadi prioritas adalah pertanian dan ketahanan pangan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

"Masalah pertanian harus menjadi super prioritas teratas, jika ingin Indonesia lebih maju," tegas Syahrul dalam Diskusi Publik: Outlook Sektor Pertanian 2023, Jumat, 16 Desember 2022.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Hal itu ia sampaikan karena seluruh negara di dunia resah menghadapi krisis pangan 2023. 

"Saya mendampingi Ibu Ani (Menteri Keuangan Sri Mulyani) di Washington menghadapi sebuah forum seluruh menteri keuangan sedunia G20 bersama menteri pertanian. Itu menjadi satu di antara topik yang memang tidak bisa dipungkiri, semua negara resah terhadap krisis pangan diakibatkan dengan multi kompleks masalah dari tantangan yang ada," tuturnya.

Maka dari itu, Syahrul berharap apa yang menjadi kebijakan dunia juga menjadi inisiasi pemerintah dalam Presidensi G20. "Ini menjadi sesuatu yang bisa diangkat secara global, secara mendunia," ujarnya.

Menurutnya pertanian dan pangan adalah human right, jadi tidak ada negara yang boleh menutup negaranya jika terjadi masalah pangan.

Selanjutnya: Dengan adanya pertanian yang mampuni, lowongan kerja bisa ...

"Itu kita sepakati di Washington kemarin. Selanjutnya, adalah tidak boleh ada negara yang menutup hanya kepentingan negaranya dan membuat ekosistem perdagangan pangan bersoal. Contohnya, kami sudah terlanjur makan gandum sangat besar di Indonesia, kemudian ada negara yang sumber gandum kemarin menutup. Ini merusak ekosistem yang ada dan ini tidak boleh dibiarkan seperti itu," kata Syahrul.

Ia mengatakan Indonesia terkenal dengan alamnya yang subur, penduduknya yang banyak, sehingga sektor pertanian harus ditangani dengan serius. Apalagi, Indonesia memiliki kekayaan alam yang mendukung.

"Kenapa saya bilang begitu? Karena penduduk yang besar ini kan perlu makan. Dan bisa apa kita tanpa makanan?," ucapnya. 

Dengan adanya pertanian yang mampuni, lowongan kerja bisa terserap lebih banyak, juga sektor ekonomi dan industri lain dapat berjalan dengan baik.

Syahrul meminta rakyat untuk berhenti bergantung pada impor. "Yang paling penting kita mau berani mengatakan, sepanjang rakyat masih bisa menanam berhentilah bergantung pada impor," ujarnya.

NABILA NURSHAFIRA

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus