Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Waspada Pelemahan Permintaan Pembiayaan

Kenaikan harga barang dan jasa diperkirakan memicu pelemahan daya beli masyarakat sehingga berpotensi menggerus permintaan kredit atau pembiayaan. Perbankan dan perusahaan pembiayaan tetap yakin industri bisa tumbuh.

4 Oktober 2022 | 00.00 WIB

Petugas melayani calon pembeli kendaraan bermotor yang mengajukan kredit kendaraan di Jakarta. TEMPO/Tony Hartawan
Perbesar
Petugas melayani calon pembeli kendaraan bermotor yang mengajukan kredit kendaraan di Jakarta. TEMPO/Tony Hartawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

JAKARTA – Industri perbankan mencoba tetap optimistis di tengah kenaikan inflasi yang berpotensi menggerus permintaan kredit. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk sejauh ini mencatat pertumbuhan kredit retail dan konsumsi masih positif, yaitu sebesar 12,53 persen secara tahunan menjadi Rp 303,98 triliun pada Juli 2022.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

“Pertumbuhan itu terjadi pada semua segmen, ditopang oleh kredit pemilikan rumah (KPR) yang tumbuh 7,3 persen dan kredit kendaraan bermotor (KKB) sebesar 12,13 persen,” kata Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri, Rudi As Aturridha, kemarin, 3 Oktober 2022.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Kemarin, Badan Pusat Statistik mengumumkan inflasi pada September 2022 sebesar 1,17 persen (month-to-month/mtm) atau tertinggi sejak Desember 2014. Dengan begitu, inflasi secara tahunan menembus 5,95 persen. Kelompok pengeluaran transportasi mengalami inflasi 8,88 persen (mtm) sehingga memberikan andil terhadap inflasi September sebesar 1,08 persen.

Pegawai Bank melayani nasabah di Kantor Pusat Bank Mandiri, Jakarta, 2022. TEMPO/Tony Hartawan

Bank Mandiri Targetkan Pertumbuhan Kredit 11 Persen

Meski inflasi tinggi, Bank Mandiri berharap pertumbuhan kredit terus melaju, dengan target pertumbuhan hingga akhir 2022 mencapai 11 persen. “Meski demikian, kami tetap akan menjaga prinsip kehati-hatian dalam penyaluran kredit di tengah potensi kenaikan laju inflasi,” ujar Rudi.

Adapun jika merujuk pada data Bank Indonesia, penyaluran kredit perbankan untuk penggunaan konsumtif tumbuh 7,6 persen atau sebesar Rp 1.747,2 triliun. Kredit konsumsi itu ditopang oleh pertumbuhan KKB sebesar 11 persen menjadi Rp 109,6 triliun, diikuti kredit multiguna 7,6 persen dan KPR sebesar 7 persen.

Ekonom dari Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Yusuf Rendy Manilet, mengingatkan sektor jasa keuangan untuk mewaspadai dampak inflasi terhadap kinerja industri hingga akhir tahun ini. Dampak inflasi terhadap sektor jasa keuangan dinilai beragam, bergantung pada kondisi fundamental industri ataupun perusahaan jasa keuangan.

“Namun, secara umum, tentu inflasi menjadi salah satu indikator dalam capaian kinerja perusahaan. Ketika inflasi ternyata melonjak lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya, akan ada penyesuaian target tersebut,” ujar Yusuf.

Bagi industri perbankan, ketika tingkat inflasi terus melonjak dan menekan daya beli masyarakat, bukan tidak mungkin pelaku industri akan menyesuaikan target penyaluran kredit serta penjualan produk jasa keuangan lainnya. “Potensi permintaan kredit melemah tentu ada, baik dari kredit modal kerja maupun kredit konsumsi,” kata Yusuf.

Sebab, masyarakat ataupun dunia usaha cenderung akan bertindak seefisien mungkin dalam mengelola keuangannya untuk mengantisipasi kenaikan harga barang dan jasa yang diprediksi terus berlanjut hingga akhir tahun. “Pelaku industri, misalnya, akan memanfaatkan kapasitas produksi yang ada tanpa harus menambah kredit baru untuk menambah jumlah kapasitas produksi.”

Ekonom dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, Faisal Rachman, menambahkan, inflasi yang terus merangkak naik perlu dicermati perkembangannya dan potensi dampaknya terhadap kinerja intermediasi. Menurut dia, dibutuhkan waktu yang lebih panjang untuk merefleksikan dampak inflasi terhadap penyaluran kredit perbankan. “Sehingga saat ini belum terlihat dampaknya karena likuiditas bank masih baik. Perlu waktu 3-4 kuartal untuk melihat dampaknya,” ucapnya.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat penyaluran kredit perbankan secara keseluruhan hingga Agustus 2022 tumbuh 10,36 persen secara tahunan, turun tipis dibanding posisi pada Juli 2022 yang tumbuh 10,71 persen. Pertumbuhan kredit itu ditopang oleh kredit modal kerja yang mencapai 12,19 persen. Secara nominal, total penyaluran kredit perbankan naik Rp 20,13 triliun atau menjadi Rp 6.179,5 triliun.

Industri pembiayaan multiguna atau multifinance turut mewaspadai adanya penurunan permintaan akibat tekanan inflasi yang terus meningkat, khususnya akibat kenaikan harga bahan bakar minyak. Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI), Suwandi Wiratno, berujar kenaikan harga barang dan jasa memicu pelemahan daya beli masyarakat dan berpotensi mengganggu pertumbuhan kinerja industri. “Daya beli masyarakat masih akan menjadi persoalan kami ke depan. Ini harus disikapi lebih serius lagi,” katanya.

Kondisi tersebut tak mudah diatasi, mengingat sejak pandemi Covid-19 melanda, industri multifinance mengalami pelemahan kinerja. Berdasarkan data OJK, hingga Juli 2022, pembiayaan multiguna yang disalurkan sebesar Rp 203,87 triliun, turun 4,1 persen dibanding pada periode yang sama tahun lalu, yaitu sebesar Rp 212,15 triliun. “Meski belum bisa pulih dengan cepat, kami berharap tahun ini industri bisa tumbuh secara menyeluruh di kisaran 6 persen,” ujar Suwandi.

GHOIDA RAHMAH
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Ghoida Rahmah

Ghoida Rahmah

Bergabung dengan Tempo sejak Agustus 2015, lulusan Geografi Universitas Indonesia ini merupakan penerima fellowship Banking Journalist Academy batch IV tahun 2016 dan Banking Editor Masterclass batch I tahun 2019. Pernah menjadi juara Harapan 1 Lomba Karya Jurnalistik BPJS Kesehatan di 2016 dan juara 1 Lomba Karya Jurnalistik Kategori Media Cetak Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) tahun 2021. Menjadi Staf Redaksi di Koran Tempo sejak 2020.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus