Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Kebijakan Publik Celios Media Wahyudi Askar mengatakan pemerintah Presiden Prabowo Subianto perlu mengubah target penyaluran makan bergizi gratis (MBG) untuk menghemat kas negara. Hal ini merespons kabar bahwa Prabowo Subianto akan mengalihkan dana hasil efisiensi anggaran ke program tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Media, program MBG seharusnya tak dipaksakan untuk seluruh anak, karena tidak tepat sasaran sekaligus membebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Sebaiknya disalurkan hanya bagi anak yang memang membutuhkan saja seperti anak yang mengalami malnutrisi dan anak- anak di daerah 3T (daerah yang tertinggal, terdepan, dan terluar di Indonesia).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dengan skema penyaluran saat ini, penerima MBG juga banyak dari kelas menengah atas. “Jadi fiskal kita terbuang percuma tapi tidak tepat sasaran,” ujarnya kepada Tempo.
MBG kata dia, berbeda dengan pendidikan dan kesehatan yang memang semestinya ditargetkan untuk semua orang. “Sehingga seandainya efisiensi anggaran dari instruksi presiden digeser ke program belum tentu tepat sasaran,” ucapnya.
Sebelumnya Prabowo menargetkan total efisiensi atau penghematan belanja Kementerian, Lembaga dan Pemerintah Daerah sekitar Rp 306 triliun. Dari jumlah tersebut, Rp 100 triliun dikabarkan bakal dialihkan untuk program makan bergizi gratis (MBG).
Ketua Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat Mukhamad Misbakhun mengatakan belanja makan bergizi lebih mengungkit pertumbuhan ekonomi. “Dari situ (efisiensi) kan tambahan Rp 100 triliun untuk makan bergizi gratis, (jadi) Rp 171 triliun. Itu menghidupkan UMKM dan itu belanja, produktif. Daripada dibelikan ATK, daripada dipakai biaya meeting,” ujarnya.
Janji Prabowo untuk menyalurkan MBG kepada seluruh anak Indonesia disampaikan dalam keterangannya kepada awak media usai meresmikan proyek ketenagalistrikan di 18 provinsi di Kawasan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Jatigede, Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat, pada Senin, 20 Januari 2025. “Saya yakini bahwa tahun 2025, akhir 2025 semua anak Indonesia akan dapat makan bergizi,” ucapnya.
Dani Aswara berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Pilihan Editor: Anggaran Kementerian Dipangkas, Anggaran IKN Bertambah