Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Asita Ungkap Tujuan Wisata Favorit di Sela-sela Gelaran MotoGP Mandalika

Pantai Kuta Lombok yang terletak di Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika menjadisalah satu tujuan wisata favorit di sela-sela gelaran MotoGP Mandalika.

6 Oktober 2023 | 20.03 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Wisatawan asing berada di pinggiran pantai Hotel Pullman Lombok, Kuta Mandalika, Praya, Lombok Tengah, NTB, Sabtu 5 Agustus 2023. Menurut Mandalika Hotel Association (MHA), okupansi hotel atau tingkat keterisian kamar hotel di kawasan wisata KEK Mandalika menjelang ajang MotoGP Mandalika 2023 mencapai 90 persen. ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata (Asita) Budijanto Ardiansjah mengungkap tujuan wisata favorit wisatawan yang menonton Moto Grand Pix atau MotoGP 2023 Mandalika di Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB). Ajang balap motor kelas dunia itu akan diselenggarakan pada 13 – 15 Oktober 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut dia, belajar dari gelaran MotoGP Mandalika tahun lalu, ada beberapa tempat wisata yang ramai dikunjungi. Di antaranya Pantai Kuta Lombok yang terletak di Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika; Pantai Senggigi yang berada di sebelah barat Pulau Lombok; dan Kawasan Wisata Gili Trawangan, Lombok.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Itu tetap menjadi tujuan utama,” ujar Budijanto saat dihubungi pada Jumat, 6 Oktober 2023.

Namun, dia mengatakan, berdasarkan pantauan saat ini penjualan paket wisata masih belum maksimal. Hal itu ditandai dengan masih tersedianya banyak paket wisata yang belum terjual. “Tapi ada kemungkinan permintaan pada saat last minutes meningkat,” ucap Budijanto.

Berbeda dengan paket wisata, pemesanan hotel di sekitar wilayah sirkuit balap Mandalika justru penuh. Ketua Asosiasi Hotel Mandalika Samsul Bahri mengatakan ada 67 hotel bintang yang memiliki 2.500 kamar hotel bintang dua hingga bungalow di ring 1 Mandalika. 

Seluruh hotel tersebut sudah penuh karena dipesan para kru balap yang datang. “Sesuai peraturan gubernur Nusa Tenggara Barat diatur tarif kamar,” ujar dia kemarin.

Untuk kamar hotel dalam ring satu boleh memasang tarif lebih tinggi dari harga normal. Misalnya semula Rp 750 ribu bisa menjadi Rp 2,25 juta. Sedangkan dalam ring dua di kota Mataram menjadi Rp 1,5 juta. Kemudian untuk hotel di ring tiga, seperti di Senggigi atau Sekotong, hanya dua kali. “Tidak semua berlipat harganya,” tutur Samsul Bahri.

Sementara, Ketua Masyarakat Sadar Wisata Lombok Tengah Lalu Sandika Irwan menjelaskan di daerahnya ada sekitar 4.000 kamar. Termasuk homestay dengan tambahan yang baru  harga kamar mulai dari Rp 500 ribu hingga Rp 10 juta untuk private villa.

Sedangkan Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Nusa Tenggara Barat Ni Ketut Wolini menyebutkan per kemarin okupansi hotel Senggigi mencapai 95 persen. Begitu pula dengan okupansi hotel di Mataram. Namun kondisi berbeda di wilayah Lombok Tengah dan Lombok Utara. Dia berharap hotel-hotel di daerah lain juga bisa terdongkrak tingkat okupansinya.

MOH KHORY ALFARIZI | SUPRIYANTHO KHAFID

Moh. Khory Alfarizi

Moh. Khory Alfarizi

Menjadi wartawan Tempo sejak 2018 dan meliput isu teknologi, sains, olahraga hingga kriminalitas. Alumni Universitas Swadaya Gunung Jati, Cirebon, Jawa Barat, program studi akuntansi. Mengikuti program Kelas Khusus Jurnalisme Data Non-degree yang digelar AJI Indonesia pada 2023.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus