Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Departemen Elektronifikasi dan Gerbang Pembayaran Nasional Bank Indonesia Pungky Purnomo Wibowo memastikan target pemenuhan kartu ATM/debet untuk memenuhi program Gerbang Pembayaran Nasional (GPN) tak meleset dari target. Hingga akhir tahun lalu Bank Indonesia menargetkan kartu ATM/debet dengan kartu ber-chip mencapai 30 persen.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Realisasinya sudah mencapai 39 persen dari total komitmen dari masing-masing bank ke BI,” ujarnya, kepada Tempo, Rabu 16 Januari 2019.
Adapun di antara 39 persen kartu yang tercetak itu terdapat kartu ATM/debet yang berlogo GPN sebanyak 26,79 juta kartu dan telah terdistribusi kepada masyarakat sebanyak 16 juta kartu.
Pungky menuturkan di tahun ini, pengembangan GPN terus dilakukan dengan melihat urgensi dan menyesalkan kebutuhan atau perilaku masyarakat. “Salah satu pengembangan GPN yang tengah dilakukan di antaranya mendukung transaksi pembayaran dalam ekosistem online, dengan tetap mengarahkan pada kelancaran, keamanan, dan efisiensi sistem pembayaran,” katanya.
Senior Vice President Consumer Deposit Bank Mandiri Muhammad Gumilang mengatakan distribusi kartu GPN saat ini masih banyak terkonsentrasi pada kota-kota sekunder. Pendistribusian dan aktivasinya menurut dia jauh lebih berkembang dibandingkan dengan kota-kota besar seperti Jakarta.
“Karena nasabah di kota-kota primer memiliki kebutuhan lebih dari kartu debetnya untuk transaksi online atau e-commerce dan transaksi di luar negeri,” ucapnya, kepada Tempo. Adapun fitur-fitur tersebut saat ini belum dapat dilayani oleh kartu ATM/debet GPN. “Ini yang kami terus dorong agar bisa menjadi nilai tambah kartu GPN.”
Gumilang mengatakan sejak pertama kali dimulai pada Juli 2018 hingga saat ini Bank Mandiri telah mendistribusikan 2 juta kartu yang berlogo GPN dari total 18,7 juta kartu ATM/debet yang ada. “Implementasi GPN berjalan setelah implementasi kartu chip yang semula hanya tersedia pada prinsipal luar negeri,” katanya.
Adapun, kartu ATM/debet dengan chip Bank Mandiri yang telah beredar saat ini sebanyak 4,4 juta kartu. Sementara itu, dia menambahkan seluruh transaksi kartu ATM/debet domestik sudah melalui jaringan GPN. “Tahun ini kami akan fokus pada distribusi kartu utamanya untuk nasabah di secondary city.”
Vice President Divisi Product Management Bank Negara Indonesia (BNI) Donny Bima Herjuno mengatakan sejak pertama kali menerbitkan kartu ATM/debet berlogo GPN pada Maret 2018, total kartu yang telah diproduksi mencapai 2,3 juta kartu. Sebelumnya BNI menargetkan pencapaiannya hingga 3 juta kartu di akhir 2018. “Itu sudah didistribusikan ke seluruh cabang BNI dan yang sudah diaktivasi oleh nasabah sebanyak 1,6 juta kartu, dengan komposisi sekitar 600 ribu yang sudah menggunakan chip,” ujarnya, kepada Tempo.
Donny menuturkan di 2019, perseroan akan mempercepat proses penyesuaian transisi kartu ATM/debet ke sistem GPN. “Untuk yang eksisting perlu ditambahkan logo GPN, selain juga mengembangkan fitur GPN yang lain untuk memudahkan transaksi nasabah,” katanya.
Sementara itu, dari sisi perusahaan switching, Presiden Direktur PT Rintis Sejahtera Iwan Setiawan mitra perbankan yang digandeng untuk program GPN pun terus bertambah. Hal itu sejalan dengan ketentuan GPN yang mengharuskan perbankan bekerja sama dengan minimal 2 perusahaan switching untuk interoperabilitas dan interkonektivitas. “Saat ini kami sudah bekerja sama dengan 79 bank, nanti akan menyusul lagi 3 bank,” katanya. “Untuk volume transaksinya juga terus bertambah sekitar 40-50 persen.”