Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Berpotensi Positif, Meski Terancam Sentimen Covid

IHSG diperkirakan menguat sepanjang Juni 2021. Namun kenaikan jumlah kasus positif Covid-19 akan menjadi sentimen negatif bagi bursa saham.

14 Juni 2021 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Layar pergerakan Index Harga Saham Gabungan di Jakarta, 27 Januari 2021. Tempo/Tony Hartawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Perkembangan Covid-19 menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi pergerakan indeks.

  • Data ekonomi domestik yang dirilis Bank Indonesia juga menjadi penopang IHSG.

  • Sentimen lainnya yang mempengaruhi IHSG adalah transformasi digital.

JAKARTA – Pengamat pasar modal dari Asosiasi Analis Efek Indonesia, Reza Priyambada, memperkirakan indeks harga saham gabungan (IHSG) pekan ini mampu melanjutkan penguatan. Sejak indeks menyentuh level terendahnya pekan lalu di 5.972, investor terlihat mulai kembali memasuki pasar. "Meski memang belum terlalu masif karena pasar masih mencermati sentimen yang ada," katanya kepada Tempo, kemarin.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Reza mengatakan potensi penguatan terlihat terbuka setelah indeks mencapai 6.050-6.100. Pada akhir pekan lalu, indeks ditutup di level 6.095. Pada Jumat pekan lalu, indeks menurun 0,20 persen. Namun, selama sepekan, indeks menguat 0,50 persen.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perkembangan Covid-19 menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi pergerakan indeks pekan lalu. Reza mengatakan faktor yang sama masih akan berperan pekan ini. Kenaikan jumlah kasus positif Covid-19 akan menjadi sentimen negatif bagi IHSG.

Reza mengatakan data ekonomi domestik yang dirilis Bank Indonesia juga menjadi penopang IHSG. Berdasarkan survei Bank Indonesia, indeks keyakinan konsumen pada Mei 2021 mencapai 104,4 atau naik dari April 2021 yang sebesar 101,5. Bank Indonesia juga mengumumkan penjualan retail tumbuh 15,6 persen secara tahunan pada April 2021.

Sentimen lain yang mempengaruhi IHSG adalah transformasi digital. "Beberapa perusahaan yang ekspansinya ke digital itu langsung direspons positif oleh pasar akhir-akhir ini. Minggu ini pun saya pikir masih sama," ujarnya. Dia mencontohkan kenaikan saham-saham perbankan yang aksi korporasinya berkaitan dengan digital, seperti PT Bank Jago Tbk (ARTO). Selama sepekan lalu saja, saham emiten ini naik 9,47 persen.

Co-founder Sahamology, Satrio Utomo, mengatakan tren IHSG pekan ini akan cenderung bullish. Indeks diperkirakan bergerak di antara level 6.040 dan 6.250. Salah satu pendorongnya adalah antisipasi pada perbaikan pertumbuhan ekonomi pada kuartal kedua ini. Meski belum pulih, ekonomi mulai membaik dibanding pada tahun lalu saat pandemi baru merebak.

Pergerakan indeks harga saham gabungan di Jakarta, 5 Februari 2021. Tempo/Tony Hartawan

Dia juga mencatat, sejak awal Mei lalu, pemodal asing sudah mulai memasuki pasar. "Masih tipis-tipis tapi mereka sudah cenderung masuk dalam posisi beli dan berpotensi masih akan terus berlanjut," katanya. Selain itu, kenaikan harga komoditas, seperti nikel, timah, dan batu bara, akan menjadi sentimen positif. Itu sebabnya, Satrio memperkirakan, saham-saham Blue Chip berpeluang kembali moncer pekan ini. Selama beberapa pekan terakhir, perdagangan di bursa saham didominasi saham-saham lapis kedua dan ketiga.

Satrio merekomendasikan saham emiten-emiten produsen batu bara, nikel, dan timah pekan ini. Selain itu, saham perusahaan telekomunikasi masih memiliki peluang untuk naik. Momentum peluncuran 5G menjadi sentimen positif dan beberapa perusahaan kini tengah mempersiapkan layanannya.

Satu hal yang perlu menjadi perhatian pekan ini, menurut Satrio, adalah perhelatan Piala Eropa yang dimulai pada 11 Juni lalu. Menurut catatannya, ketika liga sepak bola digelar seperti saat Piala Dunia, volume perdagangan di bursa saham dalam negeri cenderung menurun. "Tapi market sepi bukan berarti turun," katanya.

Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Martha Chritstina, mengatakan, sepanjang Juni ini, IHSG berpotensi naik di atas level 6.100. Pendorongnya adalah data-data ekonomi, seperti PMI Manufaktur yang melanjutkan ekspansi, inflasi yang masih terkendali, indeks keyakinan konsumen, dan pertumbuhan ekonomi. Namun potensi konsolidasi tetap terbuka karena risiko kenaikan jumlah kasus Covid-19 serta laporan keuangan emiten yang di bawah ekspektasi.

ANTARA | VINDRY FLORENTIN
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus