Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Balapan Kredit Properti

22 Oktober 2007 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Krisis ekonomi sepuluh tahun lalu mencekik semua sektor ekonomi. Di mana-mana proyek pembangunan perumahan mangkrak, tak terkecuali properti. Sekarang, sepuluh tahun setelah tahun-tahun buruk itu, bisnis properti bangkit kembali. Kucuran kredit perumahan dan apartemen meningkat tajam.

Bank Indonesia mengeluarkan data, kredit properti yang dikucurkan perbankan sekarang ini empat kali lipat dibanding tahun 2000. Pada Desember 2000 jumlahnya Rp 15,97 triliun, tapi Agustus lalu melompat menjadi Rp 86,27 triliun.

Bank seperti balapan masuk pasar properti. Mereka merancang berbagai program promosi untuk menggoda calon konsumen. Menyambut ulang tahunnya, sejak 6 Juli lalu BNI menawarkan kredit rumah berbunga tetap 9 persen selama setahun. Masih ada iming-iming bebas biaya administrasi dan potongan 50 persen biaya provisi.

Kendati baru dua tahun bermain di kredit perumahan, BNI termasuk agresif. Sebelum program menyambut ulang tahunnya itu, BNI meluncurkan BNI Griya Angsuran Suka-suka: nasabah bebas mencicil kredit rumah semampunya.

Konsumen tergiur, angka kredit menggelembung. Menurut Kemal Ranadireksa, Direktur Konsumer BNI, hingga Agustus lalu kredit rumah BNI Griya yang telah disalurkan Rp 3,8 triliun. Sekitar 10 persen jumlah itu adalah kredit kepemilikan apartemen,” katanya. Berarti kredit rumah BNI dalam melonjak 73 persen setahun terakhir ini.

BCA tak mau ketinggalan. Sejak 2005, bank swasta terbesar Indonesia itu memperkenalkan KPR BCA Xtra. General Manager Kredit Konsumer BCA, Gregorius Hariyanto, menjelaskan keunggulan kreditnya. Nasabah kredit rumah bisa membagi utangnya, 50 persen dicicil pokok plus bunganya, sementara sisanya hanya dibayar bunganya. ”Pokok utang yang 50 persen baru dibayar pada akhir masa kredit,” katanya. Keuntungannya, nasabah bisa mendapat plafon kredit lebih tinggi. ”Rata-rata 18 persen di atas plafon normal.”

Sejak Februari 2007, BCA mengiming-imingi calon nasabah kredit rumah dengan tawaran bunga tetap 9,99 persen selama 50 bulan. Program itu menyeret bank-bank lain menurunkan bunga KPR-nya. Berlanjut, sejak Juni lalu di berbagai sudut kota, BCA jor-joran mengiklankan program Fix & Cap, kredit rumah berbunga tetap 9,75 persen selama tiga tahun, dan dua tahun berikutnya dibatasi maksimal 11 persen. Kalau bunga di pasar di atas itu, nasabah hanya dikenai bunga 11 persen. Tapi, kalau bunga pasar sepuluh persen, nasabah dipungut sepuluh persen juga. Hingga Juni 2007, BCA sudah menggelontorkan kredit 70 persen lebih banyak daripada tahun lalu.

Rata-rata kredit yang dikucurkan BCA dan BNI ini untuk perumahan me nengah atas. Jumlah kredit minimal Rp 50 juta. Kabarnya, rumah tipe 36 di ka wasan Bumi Serpong Damai saja sudah di atas Rp 150 juta. BCA memang membidik kelas ini, dan tidak berencana menggarap kelas menengah bawah.

Gregorius mengatakan, saat ini Bank Tabungan Negara (BTN) yang paling memahami pasar rumah sederhana. Kalaupun BTN perlu sumber pendana an, Gregorius mengusulkan pembiaya an bersama (joint financing) dengan bank-bank lain. ”Tapi yang mengurusi tetap BTN,” ujar orang BCA ini.

Selama ini BTN memang ”jawara” kredit rumah sederhana. Hingga Juli kemarin, BTN sudah menyetujui 42.408 kredit rumah sehat sederhana dengan nilai Rp 1,5 triliun. Angka ini memang baru 44,4 persen dari target tahun ini. ”Tapi saya tetap berkomitmen pada target,” kata Kodradi, Direktur Utama BTN, Juli lalu.

Kalau tak ada komitmen, lalu kepada siapa warga kelas menengah bawah meminta kredit?

Sapto Pradityo, Rieka Rahadiana

Kredit Properti Rumah dan apartemen, tahun 2000-2007, per Desember

2000Rp 15,97 triliun
2001Rp 19,91 triliun
2002Rp 21,77 triliun
2003Rp 30,11 triliun
2004Rp 42,09 triliun
2005Rp 56,03 triliun
2006Rp 72,71 triliun
Ags 2007Rp 86,27 triliun

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus