Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Bank Berhadiah Di Bali

Untuk menarik nasabah ke PT. Bank Dagang Bali, pimpinan bank. I Gusti Made Oka menyelenggarakan undian berhadiah. Kini nasabah bank tersebut menanjak dengan asset rp 12 milyar.

19 Desember 1981 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

ORANG Bali gemar mengadu nasib. Tajen atau sabung ayam termasuk kekayaan mereka. Buat seorang yang punya penciuman tajam seperti I Gusti Made Oka hobi itu bisa membawa untung. Untuk menarik nasabah ke PT Bank Dagang Bali yang dia pimpin, Oka menyelenggarakan undian berhadiah. Tiap akhir bulan bank yang menempati gedung bertingkat tiga di Jalan Gajah Mada, Denpasar itu ramai oleh nasabah yang menunggu kalau-kalau nomor bola pingpong yang ditarik cocok dengan seri nomor yang mereka pegang."Kami sudah melakukan 123 kali penarikan. Besar hadiah yang kami keluarkan lebih Rp 1 milyar," kata I Gusti Made Oka bangga seperti mau menepuk dada di depan wartawan TEMPO I Nengah Wedja. Jumlah hadiah yang dia keluarkan itu katanya membengkak karena besarnya hadiah terus meningkat sejak mulai dipraktekkan bulan Februari 1971. Akhir November yang baru lalu hadiahnya meliputi mobil pick up, sepeda motor, mesin jahit dan radio. Oka, bankir yang berusia 51 tahun itu nampak puas dengan hasil pancingannya. Kalau sepuluh tahun yang lalu bank itu didirikan dengan modal Rp 20 juta sekarang assetnya sudah Rp 12 milyar. Dari penabung yang hanya 157 orang dengan jumlah dana cuma Rp 2 juta tahun 1971, sekarang ini mantap menjadi 71.500 nasabah dengan jumlah dana Rp 6 milyar. Berspekulasi Orang-orang di Denpasar banyak yang senang dengan bank berhadiah ini. Pernah satu waktu dia mengejutkan seorang wanita sederhana dari Banjar Sumur, Desa Dauh, Kecamatan Denpasar. Ceritanya wanita yang punya anak satu itu baru saja menerima uang Rp 1 juta sebagai ganti rugi sawahnya yang kena pelebaran jalan. Tak berapa lama datang petugas bank menawarkan jasa-jasanya. "Saya ingin uang itu aman dan saya tabung. Saya tak tahu berapa bunganya dan berapa kupon berhadiah yang menjadi hak saya. Selang beberapa lama tiba-tiba petugas bank itu datang lagi dan memanggil saya untuk menerima hadiah mobil Suzuki," kisah A.A. Kompiang Sudri, wanita yang beruntung itu. Ada yang beranggapan kegiatan Bank Dagang Bali tersebut bisa mendorong masyarakat berspekulasi dan membuka gelanggang bagi mereka yang doyan mengadu nasib. Memang penarikan hadiah itu sempat dihentikan selama dua bulan ketika pemerintah mengumumkan larangan judi di seluruh Indonesia bulan April yang lalu. Tapi sesudah itu hadiah-hadiah mengalir kembali. "Setelah kami teliti undian itu ternyata memberi rangsangan dan menggairahkan semangat menabung," ujar A.A. Putra, Kepala Kantor Wilayah Departemen Sosial Bali. Dari segi perbankan pancingan bank gaya Bali ini tak ada soal. "Setiap bulan semua bank melapor ke mari. Kalau mereka melakukan pelanggaran pasti sudah lama ditindak," kata seorang pejabat Bank Indonesia di Jakarta. "Yang penting diperhatikan agar pemberian hadiah itu tak sampai merupakan pemborosan yang akhirnya menyulitkan bank itu sendiri," sambut Machmud, Wakil Kepala Bank Indonesia di Denpasar.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus