ORANG Bali gemar mengadu nasib. Tajen atau sabung ayam termasuk
kekayaan mereka. Buat seorang yang punya penciuman tajam seperti
I Gusti Made Oka hobi itu bisa membawa untung. Untuk menarik
nasabah ke PT Bank Dagang Bali yang dia pimpin, Oka
menyelenggarakan undian berhadiah.
Tiap akhir bulan bank yang menempati gedung bertingkat tiga di
Jalan Gajah Mada, Denpasar itu ramai oleh nasabah yang menunggu
kalau-kalau nomor bola pingpong yang ditarik cocok dengan seri
nomor yang mereka pegang."Kami sudah melakukan 123 kali
penarikan. Besar hadiah yang kami keluarkan lebih Rp 1 milyar,"
kata I Gusti Made Oka bangga seperti mau menepuk dada di depan
wartawan TEMPO I Nengah Wedja.
Jumlah hadiah yang dia keluarkan itu katanya membengkak karena
besarnya hadiah terus meningkat sejak mulai dipraktekkan bulan
Februari 1971. Akhir November yang baru lalu hadiahnya meliputi
mobil pick up, sepeda motor, mesin jahit dan radio.
Oka, bankir yang berusia 51 tahun itu nampak puas dengan hasil
pancingannya. Kalau sepuluh tahun yang lalu bank itu didirikan
dengan modal Rp 20 juta sekarang assetnya sudah Rp 12 milyar.
Dari penabung yang hanya 157 orang dengan jumlah dana cuma Rp 2
juta tahun 1971, sekarang ini mantap menjadi 71.500 nasabah
dengan jumlah dana Rp 6 milyar.
Berspekulasi
Orang-orang di Denpasar banyak yang senang dengan bank berhadiah
ini. Pernah satu waktu dia mengejutkan seorang wanita sederhana
dari Banjar Sumur, Desa Dauh, Kecamatan Denpasar. Ceritanya
wanita yang punya anak satu itu baru saja menerima uang Rp 1
juta sebagai ganti rugi sawahnya yang kena pelebaran jalan.
Tak berapa lama datang petugas bank menawarkan jasa-jasanya.
"Saya ingin uang itu aman dan saya tabung. Saya tak tahu berapa
bunganya dan berapa kupon berhadiah yang menjadi hak saya.
Selang beberapa lama tiba-tiba petugas bank itu datang lagi dan
memanggil saya untuk menerima hadiah mobil Suzuki," kisah A.A.
Kompiang Sudri, wanita yang beruntung itu.
Ada yang beranggapan kegiatan Bank Dagang Bali tersebut bisa
mendorong masyarakat berspekulasi dan membuka gelanggang bagi
mereka yang doyan mengadu nasib. Memang penarikan hadiah itu
sempat dihentikan selama dua bulan ketika pemerintah mengumumkan
larangan judi di seluruh Indonesia bulan April yang lalu. Tapi
sesudah itu hadiah-hadiah mengalir kembali. "Setelah kami teliti
undian itu ternyata memberi rangsangan dan menggairahkan
semangat menabung," ujar A.A. Putra, Kepala Kantor Wilayah
Departemen Sosial Bali.
Dari segi perbankan pancingan bank gaya Bali ini tak ada soal.
"Setiap bulan semua bank melapor ke mari. Kalau mereka melakukan
pelanggaran pasti sudah lama ditindak," kata seorang pejabat
Bank Indonesia di Jakarta. "Yang penting diperhatikan agar
pemberian hadiah itu tak sampai merupakan pemborosan yang
akhirnya menyulitkan bank itu sendiri," sambut Machmud, Wakil
Kepala Bank Indonesia di Denpasar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini