Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. memacu pertumbuhan bisnis pengiriman uang dari luar negeri atau remitansi. Perseroan menargetkan bisnis tersebut dapat tumbuh 10 persen hingga akhir 2019.
Senior Vice President Retail Deposit Product & Solution Bank Mandiri Muhamad Gumilang mengatakan frekuensi transaksi remitansi hingga Agustus 2019 mencapai 600 ribu transaksi atau tumbuh 4 persen secara tahunan (year on year/yoy). “Sedangkan volume remitansi retail mencapai per Agustus 2019 mencapai US $13 juta atau tumbuh sebesar 2 persen yoy dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu,” katanya kepada Bisnis, Selasa, 8 Oktober 2019.
Gumilang menjelaskan, bisnis remitansi tersebut pun menyumbang kontribusi pada pendapatan non-bunga perseroan, khususnya pendapatan komisi (fee based income/FBI) yang tercatat dengan porsi sebesar 5 persen.
Perseroan mencatat, FBI dari remitansi ritel pada semester I 2019 mencapai Rp 91 miliar atau tumbuh 7 persen secara tahunan dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Adapun, kata Gumilang, sekitar 70 persen transaksi incoming remittance berasal dari negara Malaysia, Hong Kong, Saudi Arabia, Amerika Serikat, dan Singapura. Sedangkan untuk transaksi outgoing sebanyak 50 persen dilakukan ke negara Singapura, Cina, Amerika Serikat, Hong Kong, dan Australia.
Gumilang menambahkan, perseroan akan mendorong segmen bisnis tersebut. Untuk transaksi outgoing retail remittance, Bank Mandiri saat ini tengah mengimplementasikan program gratis biaya transaksi TT SWIFT di ratusan Cabang Bank Mandiri.
Sementara untuk mendorong transaksi incoming retail remittance, tengah dilakukan pengembangan channel transaksi alternatif untuk melayani pengiriman uang dari luar negeri, serta pengembangan model bisnis keagenan dan partnerships untuk menjangkau lebih banyak nasabah.
“Melalui inisiatif-inisiatif ini, kami memproyeksikan pertumbuhan bisnis remitansi retail tahun ini dapat tumbuh 10 persen yoy,” tutur Gumilang.
BISNIS
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini