Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) mengatakan, target capaian bauran energi primer nasional 2024 sebesar 375 Million Tonnes of Oil Equivalent (MTOE). Angka tersebut terdiri dari Energi Baru Terbarukan, Minyak Bumi, Batu Bara, dan Gas Bumi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sekretaris Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas), Patuan Alfon Simanjuntak, mengatakan bahwa target Energi Baru dan Terbarukan (EBT) untuk tahun 2024 ditetapkan sebesar 73,68 MTOE, atau setara dengan 19,49 persen. Namun, hingga semester pertama, realisasinya baru mencapai 18,50 MTOE, atau sekitar 13,93 persen dari target yang ditetapkan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Ini artinya apa? Kita perlu effort lagi, bagaimana kita bisa mengembangkan energi baru terbarukan untuk substitusi fosil," ujarnya dalam diskusi bertajuk "Kolaborasi dalam Transisi Energi: Mengembangkan Ekosistem Hilir Migas yang Adaptif dan Inovatif" di Kantor BPH Migas, Jakarta Selatan, Jumat, 6 Desember 2024.
Untuk sektor minyak bumi, target tahun ini ditetapkan sebesar 98,41 MTOE, atau 26,04 persen. Namun, menurut Alfon, realisasinya hingga saat ini baru mencapai 38,04 MTOE, atau sekitar 29,90 persen dari target.
Kemudian, pada energi batu bara, pemerintah menetapkan target untuk 2024 sebesar 119,45 MTOE atau 31,87 persen. Alfon mengatakan, pada semester satu tahun ini, realisasinya sebesar 50,23 MTOE, atau 39,48 persen dari target.
Selain itu, masih ada sektor gas bumi yang ditargetkan sebesar 86,43 MTOE, atau 22,87 persen. Realisasinya saat ini baru mencapai 16,69 persen, atau setara dengan 21,15 MTOE.
Dari angka target serta realisasi ini, Alfon mengatakan bahwa pemerintah tidak akan serta-merta menghilangkan energi fosil. Ia menegaskan bahwa energi fosil akan tetap digunakan sembari Indonesia perlahan beralih ke EBT.
"Kita juga harus bisa mengutilisasi gas, supaya bauran energi kita tadi, dalam rangka menjaga perubahan iklim, itu bisa terjaga. Karena kita sudah berkomitmen untuk mengurangi emisi menuju zero emission," imbuhnya.
Pilihan Editor: Antara Bisnis Es Teh, Sunhaji dan Mundurnya Gus Miftah sebagai Utusan Khusus Presiden