Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Baznas: Potensi Zakat di Indonesia Capai Rp 327 Triliun

Noor Achmad mengatakan potensi zakat di Indonesia mencapai Rp 327 triliun per tahun

3 April 2022 | 17.28 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Aplikasi membayar zakat online di Baznas Foto Baznas

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta – Ketua Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Noor Achmad mengatakan potensi zakat di Indonesia mencapai Rp 327 triliun per tahun menurut data yang dihimpun dari pusat kajian strategis lembaganya. Potensi itu bersal dari zakat penghasilan, jasa pertanian, perkebunan, peternakan, dan sektor lainnnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Zakat merupakan salah satu potensi penggerak pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Apalagi masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang religius, dermawan, dan memiliki kepedulian sosial terhadap orang di sekitar yang membutuhkan bantuan," ujar Achmad dalam keterangannya, Ahad, 3 April 2022.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Adapun dari total potensi yang ada, zakat yang terkumpul pada 2021 baru sebesar Rp 17 triliun. Achmad mengakui pengumpulan ini masih belum optimal.

Pada 2022, Zakat Infak Sedekah (ZIS) dan Dana Sosial Keagamaan Lain (DSKL) membidik pengumpulan zakat bisa menembus Rp 26 triliun. Untuk mencapai angka itu, ia mengatakan perlu dorongan dari berbagai pihak.

Bila target terpenuhi, Achmad memperkirakan ada 56 juta orang yang akan menerima manfaat dari pengumpulan zakat. Di sisi lain, dia memastikan pemberian bantuan Baznas akan dilakukan secara tepat sasaran kepada masyarakat dengan tiga segmen, yakni ekonomi, kesehatan, dan pendidikan.

"Yang menerima bantuan akan disurvei dan diprioritaskan untuk masyarakat yang benar-benar membutuhkan," katanya.

Wakil Presiden Ma’ruf Amin sebelumnya memberikan pesan kepada masyarakat menjelang Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri 1443 Hijriah. Ia mengimbau umat Islam untuk tidak konsumtif selama Ramadan dan segera memenuhi kewajiban zakatnya.

“Saya harap supaya umat Islam jangan konsumtif di bulan Ramadan. Biasanya orang kan puasa, malamnya seperti orang balas dendam, semua dibeli, semua dimakan. Itu namanya bukan puasa,” ujar Ma’ruf.

Zakat, kata Ma’ruf, diperlukan oleh masyarakat untuk menghadapi momentum hari raya. Ia berujar banyak pihak yang mengalami kesulitan akibat pandemi yang berkepanjangan. “Kita bagikan kepada saudara-saudara kita. Bagikan kelebihan kita kepada sesama yang membutuhkan,” ujar dia.

Selain zakat, Ma’ruf menyebut ada bentuk ibadah sosial lain untuk membantu sesama yang bisa disalurkan selama Ramadan, yakni infaq dan wakaf. Wakaf, dia mengimbuhkan, adalah sedekah jariah yang pahalanya terus mengalir karena barangnya tidak habis.

“Ini satu momentum yang pas (untuk menyalurkan sedekah),” ucap Ma’ruf.

 

FRANCISCA CHRISTY ROSANA

BACA: Ketimbang Konsumtif Saat Ramadan, Maruf Amin Imbau Umat Islam Bayar Zakat

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu

Francisca Christy Rosana

Francisca Christy Rosana

Lulus dari Universitas Gadjah Mada jurusan Sastra Indonesia pada 2014, Francisca mulai bergabung di Tempo pada 2015. Kini ia meliput untuk kanal ekonomi dan bisnis di Tempo.co.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus