Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Bebas, sesudah empat tahun

Mulai april 1988, tabloid mingguan olah raga "bola" akan terbit dengan versi baru setebal 24 halaman. Tidak disubsidi harian "kompas" lagi & kini mandiri dengan penerbit: yayasan tunas raga (pemilik siupp).

2 April 1988 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MULAI April ini, tabloid Bola akan menggelinding sendiri. Tabloid olah raga yang selama ini terselip dalam lipatan harian Kompas edisi Jumat sekarang akan hadir bebas dan seutuhnya. "Sudah selayaknya Bola berdikari," kata Sumohadi Marsis, wakil pemimpin redaksi Bola, yang tampak cerah, Jumat pekan lalu. Itu berarti, untuk mendapatkan Bola kita perlu merogoh Rp 300,00 harga satu eksemplar atau Rp 1.000,00 untuk langganan perbulan. Inilah harga yang harus dibayar, lantaran tabloid itu tidak lagi gratis dan sudah dinyatakan berhenti sebagai lembaran suplemen dari Kompas. Sumohadi dan kawan-kawannya optimistis. Mereka yakin tabloid ini akan tetap memiliki pasar. Memang, diperkirakan mula-mula jumlah pembaca akan menurun. "Tetapi itu tidak akan banyak. Karena pembaca Bola sudah jelas." Konon, klinik Dokter Sadoso, adalah satu daya tarik untuk menyedot pembaca. Lebih dari itu, Sumohadi, 43 tahun, mendasarkan keyakinannya dari hasil penelitian oleh SGV Utomo terhadap pembaca Bola. Dari penelitian itu terungkap, pembacanya 33% adalah golongan eksekutif, 58% mahasiswa.dan pelajar, dan 13% kaum wanita. "Kami yakin, mereka tak akan meninggalkan Bola, meskipun tidak gratis lagi," katanya sambil senyum. Beberapa perubahan dilakukan. Dari perwajahan - logonya akan diubah - sampai jumlah halaman, yang akan menjadi 24. Iklan? "Setiap minggu paling hanya akan ada satu halaman," jawabnya. "Tapi, mudah-mudahan, setelah oplah bagus, iklan juga akan membaik." Selama ini, kendati iklan minim, Bola tak terlalu pusing. Soalnya, biaya cetak dan ongkos bahan baku disubsidi Kompas. Besarnya subsidi tak disebutkan, yang pasti, setelah berpisah dari koran terbesar di Asia Tenggara itu, Bola harus berani hidup tanpa subsidi. Sebenarnya, niat mandiri sudah direncanakan sejak tahun 1985. Waktu itu, para pengasuhnya - yang sebagian besar berasal dari wartawan olah raga - sudah yakin bahwa tabloid itu bisa mandiri. "Tapi waktu itu Kompas berkeberatan," tutur Sumohadi. Memasuki tahun kedua, ketiga, dan keempat, Bola bergulir lebih mantap. Malah karenanya Kompas menjadi makin digemari - setidaknya menurut Sumohadi. Sebab, pada hari Jumat, seiring terbitnya Bola, oplah Kompas 640 ribu. Di luar hari itu, oplahnya berkurang sekitar 114 ribu eksemplar. Walaupun berpisah, penerbit Bola: Yayasan Tunas Raga (pemilik SUPP), tetap bekerja sama dengan Kompas untuk pengelolaan tabloid versi baru ini. Sebagai media olah raga, Bola kelak harus bertarung di satu arena dengan media sejenis, seperti: Tribun Olahraga, Selecta Sport, Sportif, atau Olimpic. Tribun sudah sejak awal 1984 melepaskan diri dari pengayomnya, harian sore Sinar Harapan yang almarhum. Dengan harga jual ketika itu Rp 100,00, oplah Tribun waktu itu 50 sampai 60 ribu. Sekarang Tribun dijual Rp 250,00 per eksemplar. Oplah yang dilempar ke pasar, menurut redaktur pelaksananya Waskito Mirmanto, mencapai 100 ribu. Bagi Waskito, pasar tersebut menunjukkan bahwa Tribun tidak dijauhi pembacanya. Oleh karena itu, Waskito tidak merasa waswas menghadapi Bola. "Tribun sudah memiliki pembaca sendiri," katanya optimistis. Tapi.Sumohadi juga berpendapat Bola juga punya pembaca, padahal keduanya tahu, persaingan sebenarnya sudah terbuka. Laporan Budiono Darsono

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus