Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Beli saham tanpa duit

Praktek perbankan yang dilakukan oleh national bank of georgia (nbg). cara membeli saham tanpa uang kontan, cukup sahamnya digadaikan kepada bank. praktek untuk menguasai pemilik saham.

17 September 1977 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MOCHTAR Riady, 47, kebetulan sedang berada di Amerika ketika Bert Lance menawarkan sebanyak 200.767 lembar sahamnya. Jumlah itu --meliputi $ 3,4 juta -- adalah 16% dari seluruh saham National Bank of Georgia (NBG). Lance terpaksa menjual bagian sahamnya itu karena pengangkatannya sebagai Direktur Anggaran dalam pemerintahan Carter. Kepala direktur eksekutif Riady dari PT Bank Central Asia, Jakarta, rupanya berminat membelinya. Bankir besar seperti Riady ini tak akan sulit mencari jalan bagaimana men dekati saham Lance. Tanpa buang waktu, dilakukannya penjajagan, tapi segera diketahui wartawan setempat, hingga banyak suratkabar Amerika memberitakan Riady di halaman depan. Maka berbagai macam pikiran timbul: Apakah orang Indonesia ini bercanda? Banyak duitnya? Pernahkah dia berbisnis dengan Lance? Mungkinkah duit pana yang - sekalipun sukubunga di Indonesia tinggi - merasa sudah waktunya 'minggat' dari Indonesia? Apa sih maunya? Semua pertanyaan itu rupanya jadi pikiran pula di Bank Indonesia. Mak Riady, yang baru saja kembali di Jakarta, harus menjelaskan "kejutan" yang dibuatnya di Amerika itu. Minggu lalu Yunus Kasim dari TEMPO menginterpiu Riady di kantornya. Berikut ini cerita nya : Tanpa Sepeserpun Robert B. Anderson, pengacara dal konsultan bisnis yang pernah menjad Menteri Angkatan Laut semasa pemerin tahan Eisenhower, bertindak sebagai perantara untuk menawarkan 16% saham NBG. Riady, melalui suatu relasi -- Chemical Bank Internasional of San Francisco, yang jadi partner PT Multinational Finance Corporation (Multicor) - bertemu dengan Anderson. PT Multicor suatu Lembaga Keuangan non-Bank di Jakarta, kebetulan berhubungan erat dengan PT Bank Central Asia (a.l. karena kaitan modal Sudono Salirn d/h Liem Swie Liong- tokoh Bogasari). Liem juga adalah Dir-Ut Bank Central Asia. "Saya tertarik karena untuk pembelian saham itu tak diperlukan uang kontan, tapi cukup digadaikan saham itu kepada bank lain yang berminat," kata Riady. "Andaikata ini terjadi, tak perlu dollar sepeser pun." Cara ini mirip seperti yang dilakukan Lance dengan saham NBG-nya itu. Menurut Ryadi, "saham Rockefeller di Chase Manhattan Bank hanya 6%. Nah, apalagi 16 di NBG -- kekuasaan pemilik sahamnya akan sangat menentukan. "Kita harus belajar dari Jepang. Sekarang ini (perbankan) lepang punya banyak kaki di Amerika, al. dengan membeli saham bank-bank domestik." NBG, dengan asset (kekayaan) $ 400 juta, sedang beruntung. Karena ingin menancapkan pula kakinya, Riady meminta keterangan terperinci tentang NBG itu, apalagi dengan kemungkinan membeli tanpa uang. Untuk itu -- atas permintaan Andersoll, Riady menulis letter of intent, suatu keterangan bermaksud membeli. Publikasi inilah yang bikin geger. Transaksi belum terjadi. Jika harus beli dengan uang, kata Riady lagi, "saya tidak sekaya itu . . . Kalau ada anggapan pelarian modal (dari Indonesia), itu terlalu bodoh. Sekarang modal luar negeri ingin masuk ke sini. Bunga di sini tinggi."

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus