Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia (BI) melaporkan pembayaran menggunakan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) berkembang pesat. Sedangkan transaksi menggunakan kartu debit justru menurun.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Penggunaan QRIS tumbuh 186 persen secara tahunan dan telah mencapai 689,07 juta transaksi. Pemakai layanan pembayaran dengan barcode itu terus tumbuh sejak pertama kali diimplementasikan pada lima tahun lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Akselerasi QRIS ini luar biasa. Jadi merchant-nya (penjual) itu sudah 35,1 juta yang pakai QRIS,” ujar Deputi Gubenur BI Filianingsih Hendarta dalam konferensi pers, Rabu, 18 Desember 2024.
Jumlah pengguna sistem pembayaran tersebut telah mencapai 55,02 juta orang hingga November 2024. Fillianingsih mengatakan jumlahnya telah memenuhi target yang diinginkan BI.
Di saat bersamaan, volume transaksi pembayaran menggunakan kartu ATM debit justru turun 10,9 persen dibanding bulan sebelumnya, menjadi 562,75 juta transaksi. Pada Oktober, pembayaran dengan kartu ATM debit tercatat 558,8 juta transaksi, angka ini pun turun 11,4 persen dibanding bulan sebelumnya.
Menurut Filianingsih, Bank Indonesia bakal terus melakukan kampanye penggunaan QRIS. Pada 2025, BI menargetkan pengguna QRIS bisa mencapai 58 juta orang. “Kalau tahun ini kami enggak targetkan merchant, tahun depan kami targetkan 40 juta merchant,” kata dia.
BI juga menengbangkan siste, QRIS Tap NFC (Near-Field Communication). Pengguna kini tidak perlu lagi menggunakan kamera ponsel untuk scan, namun bisa memanfaatkan fitur NFC pada smartphone yang ditempel ke alat terminal pembayaran.
Sistem baru ini nantinya akan digunakan berbagai macam pembayaran. Namun untuk saat ini baru dikembangkan di sektor transportasi umum. “Kalau tidak ada halangan, mudah-mudahan di triwulan 1, bisa melakukan implementasi ini.”
Pilihan Editor: Cara Membuat QRIS Payment