Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan alias Zulhas mengatakan tingginya permintaan durian dari Cina bisa mencapai nilai US$ 8 miliar atau lebih dari Rp 128 triliun. Oleh sebab itu, saat ini pihaknya tengah melanjutkan proses ekspor durian yang telah dimulai sejak beberapa waktu lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Sudah lama kami proses ekspor durian ke Cina karena nilainya besar sekali, kalau enggak salah US$ 8 miliar ya,” kata Zulhas kepada wartawan usai memimpin rapat khusus lintas sektor yang digelar di gedung BPPT I pada Rabu, 18 Desember 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebelumnya, hal yang sama diungkapkan Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Didi Sumedi yang menyatakan tingginya permintaan terhadap komoditas durian di Cina. “Di pasar Cina, durian sedang booming permintaan di sana. Nah, ini yang coba kami harus isi dan juga pasar lain karena buah eksotis kita lumayan diminati,” kata Didi di Gedung Kementerian Perdagangan pada Rabu, 3 April 2024 lalu.
Kabar baik tersebut kemudian ia bawa ke petani durian. “Kami sampaikan ke petani kebun. Ini ada permintaan yang lumayan besar untuk diisi bahkan permintaan China itu bisa mencapai US$ 8 miliar untuk durian saja,” ujarnya.
Adapun, Zulhas mengatakan, saat ini Indonesia baru mampu menyediakan produk pasta durian untuk diekspor. Menurutnya, selain proses produksinya yang lebih rumit dan panjang, produk yang biasa digunakan untuk pembuatan es krim tersebut memiliki harga jual yang lebih murah.
Oleh karena itu, pemerintah menargetkan Indonesia juga dapat mengekspor durian dalam bentuk buah utuh dalam waktu dekat. Ia juga mengusahakan ekspor yang dilakukan dari Indonesia langsung ke Cina tanpa transit di negara lain terlebih dahulu.
“Kami punya banyak (durian) dari Sulawesi Tengah. Dari Sulawesi Tengah masuk ke Thailand, dari Thailand baru boleh ke Cina. Itu kan kepotong lagi (keuntungannya). Berapa persen tuh kepotong?” ujarnya.
Zulhas menjelaskan, berdasarkan hasil rapat Badan Karantina Indonesia, Cina akan melakukan peninjauan langsung ke Indonesia untuk mengecek keberadaan komoditas durian di awal tahun depan. “Nah, ini sudah diproses tadi. Mudah-mudahan nanti Cina akan meninjau kemari di bulan Januari. Harusnya kemarin, tapi kan ada perubahan musim, mungkin bulan Januari,” kata dia.
Setelah proses tersebut rampung, kata Zulhas, baru bisa dilakukan penandatanganan nota kesepakatan atau MOU kerja sama. “Sehingga kita bisa ekspor durian Indonesia langsung ke Cina. Kan itu pasar yang besar sekali,” ucapnya.
Desty Luthfiani berkontribusi dalam penulisan artikel ini.