Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Biaya Perbaikan Bandara Mutiara Palu Mencapai Rp 60 Miliar

Menteri Perhubungan Budi Karya memperkirakan perbaikan Bandara Mutiara Palu menelan dana hingga Rp 60 miliar.

3 Oktober 2018 | 16.31 WIB

Sejumlah korban selamat gempa dan tsunami Palu-Donggala mengantre untuk dievakuasi menggunakan pesawat Hercules dari Bandara Mutiara Sis Al Jufri, Palu, Sulawesi Tengah, Senin, 1 Oktober 2018. Para korban selamat ini dievakuasi melalui jalur udara menuju kota terdekat, yakni Makassar dan Balikpapan. REUTERS
Perbesar
Sejumlah korban selamat gempa dan tsunami Palu-Donggala mengantre untuk dievakuasi menggunakan pesawat Hercules dari Bandara Mutiara Sis Al Jufri, Palu, Sulawesi Tengah, Senin, 1 Oktober 2018. Para korban selamat ini dievakuasi melalui jalur udara menuju kota terdekat, yakni Makassar dan Balikpapan. REUTERS

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menggatakan runway atau landasan pacu pesawat di Bandara Mutiara Sis Al-Jufri,  atau Bandara Mutiara Palu, Sulawesi Tengah, mengalami kerusakan besar akibat gempa Palu Donggala. Kerusakan itu terletak di runway sektor 33 yang membutuhkan waktu perbaikan sekitar tiga bulan.

Biaya perbaikan runway 33 juga tak murah. Budi memperkirakan jumlahnya sekitar Rp 60 miliar karena kerusakan yang cukup parah. "Biayanya sekitar Rp 60 miliar," ujar Budi Karya di Kantor Kementerian Perhubungan, Rabu, 3 Oktober 2018.

Budi menjelaskan kerusakan runway di sektor 33 terjadi sepanjang 300 meter. Sedangkan di runway sektor 15 kerusakannya sepanjang 250 meter, namun tidak parah. Waktu perbaikan di sektor 15 diperkirakan sekitar waktu dua minggu.

Dalam dua minggu ke depan, kata Budi Karya, runway sektor 15 sudah dapat digunakan untuk berbagai  pesawat. "Sehingga pesawat 737 bisa mendarat termasuk pesawat Aairbus dan penerbangan lebih leluasa," tutur Budi Karya.

Untuk perbaikan konstruksi bandara, Budi Karya berujar menghabiskan biaya hingga Rp 20 miliar. Pembenahan pun diperkirakan selama tiga sampai empat bulan.

Direktur Bandar Udara, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, Polana Pramesti mengatakan gempa masih kerap dirasakan di sana. Namun, tidak ada penambahan kerusakan akibat gempa susulan.

Pembenahan menara ACT yang hancur, kata Polana, akan memakan waktu tiga hingga empat bulan untuk pembangunannya. "Yang lebih utama (untuk perbaikan) teriminal dan  landasan di Bandara Mutiara Palu," kata Polana.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus