Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menggatakan runway atau landasan pacu pesawat di Bandara Mutiara Sis Al-Jufri, atau Bandara Mutiara Palu, Sulawesi Tengah, mengalami kerusakan besar akibat gempa Palu Donggala. Kerusakan itu terletak di runway sektor 33 yang membutuhkan waktu perbaikan sekitar tiga bulan.
Biaya perbaikan runway 33 juga tak murah. Budi memperkirakan jumlahnya sekitar Rp 60 miliar karena kerusakan yang cukup parah. "Biayanya sekitar Rp 60 miliar," ujar Budi Karya di Kantor Kementerian Perhubungan, Rabu, 3 Oktober 2018.
Budi menjelaskan kerusakan runway di sektor 33 terjadi sepanjang 300 meter. Sedangkan di runway sektor 15 kerusakannya sepanjang 250 meter, namun tidak parah. Waktu perbaikan di sektor 15 diperkirakan sekitar waktu dua minggu.
Dalam dua minggu ke depan, kata Budi Karya, runway sektor 15 sudah dapat digunakan untuk berbagai pesawat. "Sehingga pesawat 737 bisa mendarat termasuk pesawat Aairbus dan penerbangan lebih leluasa," tutur Budi Karya.
Untuk perbaikan konstruksi bandara, Budi Karya berujar menghabiskan biaya hingga Rp 20 miliar. Pembenahan pun diperkirakan selama tiga sampai empat bulan.
Direktur Bandar Udara, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, Polana Pramesti mengatakan gempa masih kerap dirasakan di sana. Namun, tidak ada penambahan kerusakan akibat gempa susulan.
Pembenahan menara ACT yang hancur, kata Polana, akan memakan waktu tiga hingga empat bulan untuk pembangunannya. "Yang lebih utama (untuk perbaikan) teriminal dan landasan di Bandara Mutiara Palu," kata Polana.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini