Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Pasca Gempa Palu, Bandara Normal dengan 14 Penerbangan per Hari

Operasional Bandara Mutiara SIS Al Jufri, Palu, Sulawesi Tengah, mulai normal pada hari ke-11 pasca gempa Palu.

9 Oktober 2018 | 11.23 WIB

Tentara Amerika menurunkan bantuan dari pesawat milik U.S. Air Force di Bandara Mutiara SIS Al-Jufri, Palu, Sulawesi Tengah, Sabtu, 6 Oktober 2018. Sebanyak 25 negara menyatakan komitmen memberikan bantuan kepada Indonesia. Total komitmen bantuan asing untuk para korban gempa bumi dan tsunami di Sulawesi Tengah mencapai Rp 220 miliar. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
material-symbols:fullscreenPerbesar
Tentara Amerika menurunkan bantuan dari pesawat milik U.S. Air Force di Bandara Mutiara SIS Al-Jufri, Palu, Sulawesi Tengah, Sabtu, 6 Oktober 2018. Sebanyak 25 negara menyatakan komitmen memberikan bantuan kepada Indonesia. Total komitmen bantuan asing untuk para korban gempa bumi dan tsunami di Sulawesi Tengah mencapai Rp 220 miliar. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Operasional Bandara Mutiara SIS Al Jufri, Palu, Sulawesi Tengah, mulai normal pada hari ke-11 pasca gempa Palu bermagnitudo 7,4. Lalu lintas mendekati kategori normal tercermin dari trafik lalu lintas penerbangan yang sudah mencapai 14 penerbangan per hari.

Baca juga: Pasca Gempa Palu, Jokowi: Bandara Mutiara Normal dalam Seminggu

"Saat ini bandara bisa melayani 12-14 penerbangan per hari, meningkat signifikan dibanding pekan lalu yang masih fokus untuk melayani pesawat untuk pengiriman bantuan logistik untuk korban gempa," kata Kepala Bandara Mutiara SIS Al-Jufri, Benyamin Noach Apetuley di Palu, Sulawesi Tengah, Selasa, 9 Oktober 2018.

Tercatat enam maskapai yang beroperasi melayani penumpang yaitu Lion Air, Batik Air, Wings Air, Sriwijaya Air dan Garuda Indonesia, dengan tujuan meliputi Surabaya, Jakarta, Manado, Yogyakarta, Toli-Toli, Ampana, Morowali.

Bedasarkan pantauan, layanan penerbangan bandara sudah berangsur normal. Namun layanan di terminal masih belum pulih karena sejumlah bagian rusak akibat gempa.

Saat memasuki ruang kedatangan, terlihat beberapa sudut plafon ambruk, termasuk lantai dua gedung belum bisa digunakan.

Beberapa bagian terminal di lantai satu masih dipasangi pita kuning pertanda dalam perbaikan.

Conveyor belt atau lintasan pengambilan barang bagasi penumpang hanya satu yang dioperasikan, dua lainnya. "Tidak digunakan karena plafon ruangannya butuh perbaikan," kata Benyamin.

Kasubdit Penyelenggaraan Layanan dan Pengusahaan Bandar Udara Direktorat Bandar Udara Kemenhub, Cecep Kurniwan mengatakan, dari sisi pelayanan Bandara Mutiara sudah kembali pulih.

Menurutnya, meskipun Bandara Mutiara Palu, sudah bisa diterbangi pesawat jet jenis boeing, kapasitas untuk melayani penerbangan komersial masih dibatasi karena harus difungsikan untuk pendaratan pesawat-pesawat untuk keperluan pengiriman bantuan logistik bagi korban gempa.

Pasca gempa Palu, pengaturan lalu lintas pesawat atau air traffic control (ATC) sementara menggunakan sistem ATC bergerak, menggantikan menara yang rusak akibat gempa. "Secara keseluruhan layanan semakin normal. Tinggal memperbaiki layanan di ruangan terminal," ujar Cecep.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus