Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta para pengusaha di dalam negeri untuk tetap optimistis meningkatkan kinerja ekspor meski dihadapkan pada tantangan yang berat yaitu pandemi Covid-19.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Saya melihat ketertinggalan tidak harus membuat kita pesimis. Tidak ada jalan bagi kita selain melakukan langkah-langkah perbaikan, langkah-langkah pembenahan,” kata Jokowi dalam acara Pelepasan Ekspor ke Pasar Global Tahun 2020, dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden, Jumat 4 Desember 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Lebih lanjut, Kepala Negara memerinci sejumlah komoditas seperti kopi, kayu ringan, dan perikanan dimana volume ekspornya masih tertinggal dari negara-negara lain.
Padahal, Indonesia dikenal sebagai salah satu produsen terbesar di dunia untuk komoditas-komoditas tersebut.
“Saya ambil contoh dalam ekspor kopi. Tahun 2019 Indonesia merupakan produsen kopi terbesar nomor 4 di dunia, setelah Brasil, Vietnam, dan Kolombia. Namun Indonesia tercatat sebagai eksportir terbesar kopi yg ke-8 di dunia. Kalah dari Brasil, Swis, Jerman, Kolombia, bahkan oleh Vietnam,” papar Jokowi.
Setali tiga uang, ekspor produk garmen posisi Indonesia juga tidak menggembirakan yakni hanya terbesar ke-22 di dunia. Padahal Indonesia merupakan produsen garmen ke-8 terbesar di dunia.
Sementara, di sektor komoditas kayu ringan, Indonesia yang menjadi produsen terbesar di dunia, termasuk jenis kayu sengon dan jabon. Namun, Indonesia hanya menjadi eksportir home-decor ke-19 dan produk kayu ringan ke-21 terbesar di dunia.
Sebagai negara produsen produk perikanan terbesar ke-2 di dunia, Jokowi menyebut Indonesia hanya mampu berada di peringkat ke-13 di dunia sebagai eksportir.
Jokowi menilai Indonesia masih memiliki banyak keunggulan untuk mengejar ketertinggalan tersebut yakni dari sisi keragaman produk komoditi, kreativitas, kualitas, dan volume serta tujuan negara ekspor.
Kendati demikian, Kepala Negara mengaku senang dengan capaian kinerja ekspor Indonesia periode Januari-Oktober 2020 dimana surplus US$17,07 miliar.
“Kuncinya [memacu kinerja ekspor] proaktif dan jangan pasif,” papar Jokowi.