Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Bisnis Sepekan

15 Oktober 2007 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lelang Distribusi Bensin Subsidi Sepi

PT Pertamina dan PT Aneka Kimia Raya siap melakukan public service obligation, mendistribusikan bahan bakar minyak bersubsidi, tahun depan. Menurut Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi, Tubagus Haryono, dari sejumlah badan usaha yang ditanyai, baru dua perusahaan itu yang menjawab.

Aneka Kimia Raya, misalnya, kata dia, telah memiliki fasilitas tangki penyimpanan bahan bakar, kendati stasiun pengisian bahan bakar umumnya belum ada. ”Itu bisa diatasi dengan membeli stasiun yang sudah ada,” ujarnya Rabu pekan lalu. Tubagus menambahkan, undangan lelang sudah dilayangkan antara lain kepada Shell, Petronas, Sigma Rancang Bangun Persada, dan Total.

BPH Migas mensyaratkan peserta lelang mesti punya sedikitnya dua wilayah distribusi. Fasilitas tangki penyimpanan juga kudu dimiliki untuk menjaga keamanan pasokan. Formula harga yang ditawarkan adalah mid oil platts Singapore plus 13,5 persen. Premium yang akan didistribusikan 16,950 juta kiloliter, solar 11 juta kiloliter, dan minyak tanah 8,16 juta kiloliter.

Executive Vice President External Affair and Business Development Shell, Walli Saleh, Mei lalu mengatakan tertarik menjadi pemasok bensin bersubsidi. Malah Shell telah memasukkan dokumen ke BPH Migas. Namun, untuk tahun depan, mungkin Shell belum siap. Perusahaan asal Belanda itu mesti menyiapkan persyaratan yang diminta BPH Migas, di antaranya soal wilayah distribusi niaga.

Indeks Melejit, Rupiah Menguat

INDEKS harga saham gabungan di Bursa Efek Jakarta selama pekan lalu menanjak sangat pesat. Pada awal pekan, indeks dibuka pada level 2.359,206. Kenaikan yang dipicu menguatnya saham-saham blue chip seperti PT Astra Internasional, PT Indosat, PT Telkom, dan PT Gas Negara mengantar indeks menembus batas psikologis 2.500. Dan pada akhir pekan ditutup menjadi 2.500,58.

Kenaikan juga didukung bursa regional yang masih positif. Pasar berharap Federal Reserve, bank sentral Amerika, kembali memangkas suku bunga. Ini akan memberi ruang Bank Indonesia menurunkan bunga acuan (BI Rate) dari 8,25 persen menjadi 8,0 persen pada November mendatang.

Walau tidak drastis, nilai tukar rupiah selama pekan lalu juga menguat. Pada transaksi akhir pekan ditutup naik 25 poin di level 9.090 per dolar Amerika Serikat. Sebelumnya, pada awal pekan, dibuka pada Rp 9.145. Rupiah kian perkasa akibat aksi lepas dolar pelaku valas seiring dengan sentimen global, yakni meningkatnya data pengangguran di Amerika Serikat, sebanyak 16 ribu jiwa, dan data permintaan sektor manufaktur, yang turun 3,3 persen pada Agustus.

Lampu Hijau untuk Cek Rekening Liar

BANK Indonesia akhirnya menyalakan lampu hijau bagi Departemen Keuangan untuk memeriksa rekening yang tidak jelas identitasnya alias liar. Duit milik departemen atau instansi pemerintah itu tersebar di berbagai bank pelat merah. Kesepakatan itu tercapai Rabu pekan lalu. ”Prinsipnya kami setuju. Tidak ada masalah,” kata Gubernur Bank Indonesia Burhanuddin Abdullah.

Deputi Gubernur Senior BI Miranda S. Goeltom menambahkan, Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan membolehkan setiap pemilik rekening menanyakan rekeningnya. Nah, karena Menteri Keuangan adalah pengelola keuangan negara, ia berhak menanyakannya kepada bank yang bersangkutan, tanpa harus minta izin bank sentral.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan sejumlah rekening didaftarkan atas nama pemimpin proyek, bukan menteri atau pemimpin lembaga negara. Duit yang berada di wilayah abu-abu ini tidak jelas milik pribadi si pejabat atau dalam rangka kedinasan. Inilah yang membuat bank ragu, apakah bisa dibuka atas perintah Menteri Keuangan.

Lima Maskapai Naik Kelas

LIMA maskapai penerbangan berjadwal masuk peringkat pertama pemegang AOC-121, pesawat dengan kapasitas di atas 30 penumpang. Merpati Nusantara Airlines, Indonesia Air Asia, Mandala Airlines, Lion Mentari Air, dan Wings Abadi Air dimasukkan oleh Departemen Perhubungan pada penetapan pemeringkatan ketiga, September lalu.

Dengan demikian, yang menduduki peringkat pertama menjadi enam perusahaan. Sebelumnya, PT Garuda Indonesia sudah masuk pada pemeringkatan kedua, Juni lalu. Pemeringkatan kali ini berdasarkan penilaian kinerja para operator penerbangan dalam hal kepatuhan pemenuhan regulasi untuk triwulan terakhir.

Di kategori pesawat dengan kapasitas di bawah 30 tempat duduk, juga ada enam maskapai, dari 27 operator, yang berhak menyandang peringkat pertama. Mereka adalah Airfast Indonesia, Travira Utama, Indonesia Air Transport, Pelita Air Service, National Utility Helicopter, dan Ekspres Transportasi Antar Benua. Sedangkan 21 operator yang lain berada di kategori kedua.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus