Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Bisnis Sepekan

15 Mei 2006 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lampu Hijau Semen Gresik

CERITA tentang Cemex Asia Holding Ltd belum juga tutup panggung. Penjualan 25 persen saham PT Semen Gresik Tbk oleh raksasa semen Meksiko itu kepada Grup Rajawali milik Peter Sondakh, dua pekan lalu, hingga kini belum mendapat lampu hijau dari pemerintah pusat.

Pemerintah Daerah Sumatera Barat, yang memang ngebet membeli Semen Gresik melalui bendera PT Andalas Tuah Sakato, malah mendapat angin. "Pemerintah daerah harus diberi kesempatan," kata Menteri Nega-ra BUMN Sugiharto di Jakarta pekan lalu. Andalas pun mengaku telah menyiapkan dana hingga Rp 5,4 triliun untuk bisa mewujudkan ambisinya.

Transaksi antara Cemex dan Rajawali itu sendiri hingga kini masih dikaji pemerintah. "Kami punya waktu 10 hari," kata Sugiharto. Kabarnya, pemerintah sebetulnya ingin memperbesar kepemilikan sahamnya di Semen Gresik, namun terbentur urusan dana.

Bank Kecil Dipaksa Merger

MUSIM merger bank kecil segera datang. Bank Indonesia telah menetapkan bank-bank bermodal cekak kurang dari Rp 80 miliar akan di-paksa- menggabungkan diri. Langkah ini ditembuh untuk mempercepat konsolidasi perbankan. "Tahun depan, langkah kami akan lebih terarah," kata Gubernur BI Burhanuddin Abdullah.

Burhanuddin mengatakan, adanya perbedaan kultur antar-bank menimbulkan kesulitan tersendiri dalam proses merger. Karena itu, sejumlah- bank kecil lebih memilih -menambal modalnya hingga men-capai batas minimum - Rp 80 miliar.

Bank Hagakita termasuk- yang yakin bisa meraih mo-dal- minimum itu setahun la-gi. Hingga akhir 2005, bank ini sudah mendapatkan mo-dal Rp 75,7 miliar. "Setahun- lagi pasti terpenuhi," kata Ko-misaris Utama Bank Hagakita, Timoty Marnandus.

Menurut Deputi Gubernur BI Maman Sumantri, saat ini ada 20 bank yang bermodal di bawah Rp 80 miliar. Sepuluh di antaranya bahkan ha-nya mempunyai modal di bawah Rp 50 miliar. Sejauh ini, kata Maman, sudah ada dua bank yang berniat mer-ger. Namun langkah ini belum terealisasi.

Sepuluh Pelabuhan untuk Daerah

PERMOHONAN itu akhir-nya dikabulkan juga. Depar-temen Perhubungan menilai-, enam pemerintah daerah di-anggap layak mengelola pe-labuhan lokal. Penyerahan sepuluh pelabuhan berkategori lokal kepada enam kabupaten dan kota itu akan diserahkan pemerintah pada Juni mendatang.

Pelabuhan yang akan di-serahkan adalah Pelabuhan Tanglok dan Batioh, yang di-serahkan ke Pemerintah Kabupaten Sampang, Madura. Pelabuhan Parisi Raya, Pulau Kijang, dan Pelabuhan Kuala Mandala diserahkan ke Kabupaten Indragiri Hi-lir, Riau. Juga Pelabuhan Way Putih akan diserahkan ke Pemerintah Kabupaten Lampung Tengah.

Pelabuhan lain yang dise-rahkan yaitu Eretan dan Ka-li Menir ke Pemerintah Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Sedangkan Pelabuh-an Miday akan diserahkan ke Kabupaten Natuna, Riau. Terakhir, Pelabuhan Moutong akan diserahkan ke Kabupaten Parisi, Sulawesi Tengah.

Menteri Perhubungan Hat-ta Radjasa mengatakan, pe-nye-rahan pelabuhan lokal itu dilakukan untuk memberdayakan ekonomi daerah. Nantinya, 547 pelabuhan nasional, regional, dan lokal akan diserahkan secara perlahan ke pemerintah daerah.

Iran Bangun Kilang

KUNJUNGAN Presiden Iran Mahmud Ahmadinejad membawa berkah. Perusaha-an nasional minyak Iran, National Iranian Oil Company-, akan membangun kilang -mi-nyak di Indonesia senilai US$ 3 miliar (Rp 27 triliun). Sebaliknya, Iran juga memberikan kesempatan kepada Pertamina untuk mengekplorasi minyak di negeri itu.

Kedua negara pekan lalu menandatangani kerja sama di enam sektor, di antara-nya sektor minyak dan gas. Untuk menggarap kilang mi-nyak ini, National Iranian Oil Company akan menggandeng Elnusa, anak perusahaan PT Pertamina.

National Iranian akan mendanai 20-25 persen dari to-tal dana pembangunan yang mencapai Rp 9-10 tri-liun. Elnusa akan menyumbang 20 persen, dan sisanya akan diambil dari sumber pendanaan lain. "Sampai se-karang belum disetujui di mana kilang dibangun. Yang jelas, di Jawa," kata Direktur Elnusa, Syahrul.

Menurut Direktur Utama Pertamina Arie Soemarno, kapasitas kilang yang diba-ngun itu berkisar 300 ribu ba-rel per hari. Diperkirakan bu-tuh lima tahun untuk me-nyiap-kan pembangunan ki-lang. Pada 2010 diharapkan kilang itu sudah siap ber-operasi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus