Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pengusaha Bob Hasan meninggal pada Selasa, 31 Maret 2020 di RSPAD Gatot Subroto pukul 11.00 WIB. Kabar berpulangnya Bob Hasan dikonfirmasi oleh Wakil Ketua Umum II BPP Hipmi Anggawira. "Ya," katanya saat dihubungi Tempo melalui pesan pendek.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bob Hasan meninggal pada usia 89 tahun. Deretan kariernya cukup cemerlang mulai dari pengusaha, menteri hingga terakhir menjadi Ketua Persatuan Atletik Seluruh Indonesia atau PASI.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Semasa hidupnya, Bob Hasan mendapat julukan si "Raja Hutan." Panggilan itu didapat karena luasnya lahan konsesi yang dikuasai oleh Bob Hasan. Pada 1991, hutan yang dikuasai Bob mencapai 1,086 juta hektare.
Padahal di awal bisnisnya, Bob terkenal sebagai pengusaha angkutan laut, jauh sebelum Soeharto menjadi Presiden. Bob dikenal dekat dengan Presiden Soeharto hingga ia pun didapuk menjadi Menteri Perdagangan dan Perindustrian di era orde baru.
Bob Hasan baru merambah hutan pada 1967 dengan mendirikan Kalimanis Plywood. Bisnis kayu Bob makin kinclong ketika pada 1970, lesat perantara Angkatan Darat, ia bermitra dengan perusahaan kayu raksasa di Amerika Serikat, Georgia Pacific Timber, yang menguasai 350 ribu hektare hutan di Kalimantan Timur.
Sepanjang 1970-an itu, kongsi dagang ini sudah mengekspor 2,2 juta meter kubik gelondongan. Disinyalir, tak jurang dari US$ 156 juta diraup.
Sejak itu, laju bisnis kayu Bob tak terbendung. Kuku bisnis kayunya makin kokoh sejak dia menjabat Ketua Umum Asosiasi Panel Kayu Indonesia. Meski cuma ketua, kekuasaan Bob luar biasa. Dari urusan izin ekspor, sertifikasi, hingga persoalan ecek-ecek semacam promosi, semua harus lewat tangannya.
Bob Hasan menguasai hulu hingga hilir. Di hulu, dia punya beberapa perusahaan pemilik hak penguasa hutan, seperti PT Essam Timber dan PT Jati Maluku Timber. Di Aceh, dia punya pabrik kertas semen, PT Kertas Kraft Aceh. Untuk mengangkut hasil pengolahan kayu, ia punya Karana Lines.
Saat krisis ekonomi menghantam Indonesia pada 1998, bisnis Bob Hasan ikut limbung. Ia dituduh menggelapkan ratusan juta dolar Amerika Serikat dana milik Apkindo. Saat itu, Bob Hasan tercatat sebagai Ketua Asosiasi Panel Kayu Indonesia atau Apkindo.
Apkindo memarkir dana di Bank Usaha Nasional atau BUN senilai US$ 84,7 juta dan semua uang disimpan atas nama Bob. Mayoritas saham BUN dikuasai oleh Bob Hasan.
Saat pemerintah menyatakan BUN masuk deretan ban beku operasi, seluruh aset BUN pun dikuasai Badan Penyehatan Perbankan Nasional. Tak hanya itu, Bob juga terjegal kasus proyek penghijauan di NTT dan Timor Leste yang menghabiskan dana Rp 47 miliar. Kasus itu pun menyeretnya ke penjara.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA | MAJALAH TEMPO