Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Budidaya tanaman porang dinilai sangat menguntungkan. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Tengah mengatakan budidaya tanaman Porang masih sangat menjanjikan. Kebutuhan pasar yang tinggi membuat harga jual porang juga menjanjikan keuntungan yang pasti bagi petani.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Melansir dari Joglosemarnews, media partner Teras.id, per satu hektare lahan dengan 36.000 batang porang dalam satu musim atau tujuh bulan panen dapat meraup keuntungan yang sangat besar, yaitu mencapai Rp 218.595.000. Sementara apabila ditanam lebih lama yaitu dua tahun atau dua musim, maka keuntungan yang diperoleh petani juga meroket besar mencapai Rp 654.670.000.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Warsana selaku Penyuluh Pertanian BPTP Jateng mengatakan, untuk rintisan awal seperti di Desa Sigit, Tangen, Sragen, lahan 3 hektare yang disiapkan, membutuhkan 1,5 ton bibit Porang. Hal tersebut berarti setiap satu hektare lahan membutuhkan minimal 500 kg atau 5 kuintal bibit umbi porang, sedangkan bibit Porang berkisar Rp 60.000 per kg.
Saat ini wilayah Jawa Tengah masih belum memiliki bibit porang. Sementara, bibit umbi porang masih didominasi dari wilayah Jawa Timur. Selain itu, petani porang harus menyiapkan biaya untuk sarana produksi, yaitu kebutuhan pupuk baik pupuk kimia, maupun pupuk organik atau pupuk kandang.
Warsana juga mengatakan budidaya tanaman porang dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu secara tumpang sari atau non tumpang sari. Bagi sistem tumpang sari yang ada beberapa tumbuhan lain, maka jarak tanaman porangnya agak jarang. Jarak tanam serta jumlah batang turut berpengaruh kebutuhan pupuk. Bagi populasi tanaman yang dibudidayakan tumpang sari dan cukup jarang, kebutuhan 1 ton pupuk cukup untuk 1 hektare.
Ia pun menjelaskan tanaman porang umumnya dipanen dalam jangka tahunan yaitu minimal satu tahun sampai 3 tahun dari budidaya Porang. Petani bisa panen dalam dua komoditi yakni panen umbi dan umbi katak atau bulbil.
Warsana mengambil gambaran dari petani tanaman porang yang sudah sukses. Untuk satu hektare lahan dengan populasi 36.000 batang, dalam satu musim atau 7 bulan panen, dapat meraup keuntungan Rp 81 juta hanya dari panen umbi katak.
VALMAI ALZENA KARLA