Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - PT Bumi Serpong Damai Tbk. (BSDE), anggota kelompok properti Sinar Mas Land, mengumumkan target prapenjualan 2025 sebesar Rp 10 triliun. Segmen residensial menjadi pilar utama dalam strategi pertumbuhan perseroan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Direktur Bumi Serpong Damai Hermawan Wijaya optimistis dengan peluncuran produk baru di BSD City dan proyek patungan, seperti Nava Park dan Hiera akan menarik minat pasar. “Selain itu, perkembangan infrastruktur dan ekspansi industri di wilayah sekitar proyek kami, seperti Grand Wisata dan Kota Wisata, turut memperkuat daya tarik hunian yang kami tawarkan,” kata Hermawan dalam keterbukaan informasi di situs Bursa Efek Indonesia, dikutip Rabu, 12 Maret 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sepanjang 2024 lalu, Bumi Serpong Damai telah menorehkan prapenjualan sebesar Rp 9,72 triliun. Angka tersebut 2 persen lebih tinggi dari target yang ditetapkan perseroan sebelumnya pada awal 2024 yakni Rp9,50 triliun.
Pengembang kota mandiri terbesar di Indonesia, Bumi Serpong Damai mengandalkan sektor resindensial untuk mendulang angka penjualan. Tahun ini, BSDE menargetkan 51 persen bersumber dari segmen residensial, kemudian segmen komersial akan berkontribusi sebesar 34 persen dan lain-lain sebesar 15 persen.
BSD City sebagai flagship proyek Bumi Serpong Damai akan menjadi proyek dengan kontribusi tertinggi di semua segmen. Pada segmen residensial, BSD City diproyeksikan akan meraup prapenjualan sebesar Rp1,8 triliun atau 18 persen dari total target prapenjualan sebesar Rp10 triliun.
Adapun di segmen komersial, proyek-proyek komersial yang berlokasi di BSD City ditargetkan meraih Rp 1,7 triliun prapenjualan. Nominal tersebut setara 17 persen dari total target prapenjualan sebesar Rp 10 triliun. Sementara itu, Grand Wisata dan Kota Wisata juga akan menjadi penyumbang utama terhadap prapenjualan Bumi Serpong Damai.
“Kami melihat bahwa perkembangan industri di wilayah timur Jakarta serta peningkatan konektivitas infrastruktur di selatan Jakarta akan berperan penting dalam mendorong permintaan di Grand Wisata dan Kota Wisata, dua township yang dikembangkan BSDE di wilayah tersebut,” kata Hermawan.
Selain itu, dengan akuisisi PT Suryamas Dutamakmur Tbk. (SMDM) pada 2024, BSDE mengharapkan tambahan kontribusi prapenjualan dari tiga proyek Suryamas Dutamakmur, yaitu Rancamaya, Royal Tajur dan Harvest City, yang diproyeksikan berkontribusi sekitar 3 persen terhadap total target prapenjualan.