NALURI berutang orang Indonesia tampaknya semakin menggila. Dan gejala itu tertangkap oleh Citibank, bank Amerika yang berjaya dalam soal bisnis kartu kredit. Tahun ini, Citibank menganggarkan dana untuk melayani para pengutang yang memakai kartu utang (credit card) sebesar US$ 250 juta atau lebih dari Rp 510 miliar. Angka ini lumayan besar. Sebab, tahun lalu saja, dari 350 ribu pemegang kartu kredit, Citibank mampu mencapai omzet rata- rata pemakaian sebesar Rp 400 ribu per bulan -- atau sekitar Rp 140 miliar. Kok berani membuat anggaran yang demikian besar? "Kemajuan perekonomian Indonesia akan meningkatkan penggunaan kartu kredit di masyarakat," kata Ron Mukerjee, Direktur Operasi Citibank Card di Surabaya, pekan lalu. Untuk mencapai omzet yang Rp 510 miliar itu, Citibank akan meningkatkan jumlah pelanggannya di beberapa kota besar. Di Surabaya, pemegang kartu kredit Citibank diperkirakan akan meningkat dari 20 ribu menjadi 40 ribu orang. Begitu pula di beberapa kota besar lainnya, seperti Bandung. Sebagai perangsang untuk menambah nasabah, Citibank pada pertengahan Februari ini akan menurunkan bunga kartu kreditnya dari 3% per bulan menjadi 2,40-2,75% saja. Penurunan ini mulai berlaku pekan depan. Itu berarti, kartu yang satu ini tetap masih termasuk dalam kategori yang paling murah bunganya dibandingkan dengan credit card yang diterbitkan bank lain, yang berbunga 3,2-3,5% per bulan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini