Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ringkasan Berita
Arsjad Rasjid dan Anindya Bakrie berdamai dalam munas rekonsiliasi Kadin.
Menteri Bahlil Lahadalia dan Rosan Roeslani berperan mendamaikan kedua kubu.
Dualisme kepemimpinan Kadin bisa menghambat aliran investasi.
PERSAMUHAN di The Langham, Jakarta, pada Senin malam, 13 Januari 2025, mengakhiri perseteruan antara Mohammad Arsjad Rasjid Prabu Mangkuningrat dan Anindya Novyan Bakrie. Arsjad akhirnya sepakat menyerahkan kursi Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri atau Kadin Indonesia kepada Anindya demi mengakhiri konflik terbuka di tubuh organisasi pengusaha itu lima bulan terakhir.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menteri Investasi dan Hilirisasi Rosan Perkasa Roeslani serta Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat yang juga Ketua Harian Dewan Pimpinan Pusat Partai Gerakan Indonesia Raya, Sufmi Dasco Ahmad, menjadi juru damai dua kubu di Kadin Indonesia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pertemuan di The Langham juga dihadiri para pengurus inti Kadin, antara lain Wakil Ketua Umum Bidang Organisasi Eka Sastra, Koordinator Bidang Hukum dan Hak Asasi Manusia Azis Syamsuddin, Ketua Kadin Provinsi Maluku Sam Latuconsina, dan Ketua Kadin Provinsi Bangka Belitung Thomas Jusman.
“Akhirnya bisa bertemu. Prinsipnya adalah semua pihak saling mengapresiasi,” kata Thomas, yang juga menjabat Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Pembangunan dan Pengembangan Desa Tertinggal, kepada Tempo, Jumat, 17 Januari 2025.
Thomas juga membenarkan kabar bahwa Rosan menjadi mediator konflik Arsjad dengan Anindya. Sebab, dia menjelaskan, selain menjabat Ketua Dewan Kehormatan, Rosan, yang juga Ketua Umum Kadin Indonesia 2015-2020, mengetahui dinamika di dalam organisasi itu. “Rosan figur yang disetujui untuk menengahi,” tutur Thomas.
Konflik terbuka di tubuh Kadin Indonesia terjadi pada 14 September 2024. Ketika itu Anindya menggelar musyawarah nasional luar biasa (munaslub) di Hotel The St. Regis Jakarta untuk merebut kursi ketua umum yang diduduki Arsjad. Aksi ini kemudian melahirkan dualisme kepengurusan Kadin Indonesia. Tak terima dikudeta lewat munaslub, Arsjad melaporkan gerakan Anindya ke polisi. Saling gugat juga melibatkan sejumlah pengurus kamar dagang daerah.
Kepada Tempo, empat petinggi Kadin bercerita, pertemuan di The Langham pada 13 Januari 2025 digelar untuk mencari jalan keluar atas dualisme kepengurusan Kadin. Dalam pertemuan itu, kedua kubu sempat bersitegang. Kubu Anindya mengusulkan Kadin Indonesia menggelar forum dengan agenda tunggal: pengukuhan pengurus baru. Namun kubu Arsjad menolak karena hal itu sama saja dengan mengakui hasil munaslub.
Kubu Arsjad juga ingin ada musyawarah dan laporan pertanggungjawaban dari kepengurusannya, sesuai dengan aturan organisasi. Yang jelas, menurut pengurus tadi, kedua kubu menyepakati skema rekonsiliasi melalui pertukaran kursi. Anindya bakal didapuk sebagai ketua umum, sementara Arsjad menjadi ketua dewan pertimbangan periode 2024-2029. Mereka juga akan menggelar Musyawarah Nasional Konsolidasi Persatuan Kadin Indonesia di The Ritz-Carlton Jakarta pada Kamis, 16 Januari 2025. Munas Konsolidasi Persatuan dianggap sebagai jalan penyelesaian pertikaian kedua kubu.
Sehari setelah pertemuan di The Langham, disebar undangan kepada para ketua kadin provinsi. Surat bernomor 001/Wanhor/I/2025 yang diteken Rosan Roeslani selaku Ketua Dewan Kehormatan Kadin Indonesia meminta pemimpin kadin daerah merapat ke Jakarta dengan mengenakan "seragam putih", menghadiri Munas Konsolidasi Persatuan pada 16 Januari 2025.
Ketika ditemui seusai Munas Konsolidasi, Rosan enggan menjawab pertanyaan tentang perannya dalam penyelesaian sengketa Kadin. Namun, dalam pidatonya, dia mengatakan Arsjad dan Anindya telah memberikan surat kuasa kepadanya untuk membantu menengahi sengketa kedua kubu. Persoalan semacam ini, menurut Rosan, adalah dinamika yang akan membuat Kadin lebih berkembang. Dia memakai kata kiasan "pelaut andal muncul karena kerap menghadapi ombak besar". “Ini membuktikan kita bisa mengendalikan ombak itu,” ucapnya.
•••
PRESIDEN Prabowo Subianto menutup Musyawarah Nasional Konsolidasi Persatuan Kadin Indonesia dengan tembang asal Maluku, “O Ulate”. Dalam pidatonya, Ketua Umum Partai Gerindra itu mengatakan kondisi geopolitik dan tantangan ekonomi global membutuhkan kekompakan pemerintah, pengusaha, dan masyarakat. Karena itu, Prabowo bungah melihat Kadin yang tadinya terbelah kini bersatu. “Saya sangat bergembira. Saudara memegang peran penting dalam menjalankan ekonomi Indonesia,” ujarnya.
Pemerintah berkepentingan terhadap rekonsiliasi petinggi Kadin, mengingat organisasi ini bakal berperan dalam berbagai program, terutama untuk menjaring investor. Bukan kebetulan jika Anindya Bakrie dan Arsjad Rasjid akan melawat ke luar negeri, termasuk menghadiri World Economic Forum 2025 di Davos, Swiss, yang berlangsung pada 20-24 Januari. Dalam serangkaian lawatan itu, keduanya akan mempromosikan daya tarik Indonesia kepada investor asing.
Karena itu, ketika perseteruan Anindya dengan Arsjad masih panas, pemerintah ikut resah. Beberapa petinggi Kadin bercerita, dualisme kepemimpinan selama lima bulan ke belakang membuat calon investor dari luar negeri bingung ketika hendak menjalin komunikasi dengan sejawatnya di Indonesia. Hal ini antara lain terjadi ketika pemerintah menerima delegasi Japan Indonesia Association dan Japan Jakarta Club di Istana Negara, Jakarta, pada 6 Desember 2024. Karena itu, Presiden Prabowo mengundang Arsjad dan Anindya serta memperkenalkan keduanya sebagai perwakilan Kadin.
Hal serupa terjadi di daerah. Menurut sejumlah petinggi Kadin, banyak kepala daerah yang memilih sikap "wait and see" alias menunggu selesainya konflik Kadin sebelum berdialog dengan para pengusaha di wilayah masing-masing. Dengan kata lain, jika dibiarkan, masalah internal Kadin bisa mengganggu aliran modal sekaligus jalannya proyek yang melibatkan pengusaha. Informasi ini dikonfirmasi oleh Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Pembangunan Thomas Jusman. “Fakta di lapangan pasti ada kebingungan, walaupun tidak menyeluruh,” tuturnya.
Agar konflik ini segera mereda, bukan hanya Menteri Investasi dan Hilirisasi Rosan Roeslani yang turun tangan. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadalia juga mempertemukan Arsjad dengan Anindya di rumah dinasnya pada Jumat, 27 September 2024. Ketika itu Bahlil mengatakan dualisme di Kadin tak seharusnya terjadi. Seusai pertemuan, Bahlil pun mengklaim keduanya telah berdamai. “Kadin satu, tidak boleh dua,” ujar Ketua Umum Partai Golkar tersebut, meski ketika itu baik Anindya maupun Arsjad masih kukuh dengan sikap masing-masing.
Yang jelas, setelah tali perdamaian terbuhul, para pengurus Kadin sepakat bergerak maju dan tak akan membuka lagi cerita suram yang telah lalu. Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Kawasan Ekonomi Khusus dan Industri Akhmad Ma'ruf Maulana mengatakan organisasinya akan mendukung program pemerintah mencapai target pertumbuhan ekonomi 8 persen.
Dalam pidatonya pada Munas Konsolidasi Persatuan, Anindya menyatakan Arsjad adalah kolega baik. Dia mengklaim tak pernah berhenti berkomunikasi dengan Arsjad bahkan selama perseteruan berlangsung. “Itulah aset yang kami punyai, yaitu persahabatan,” katanya. ●
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Di edisi cetak, artikel ini terbit di bawah judul Bertukar Kursi demi Rekonsiliasi