Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - PT Bank Negara Indonesia Tbk. atau BNI akan mengecek seluruh mesin anjungan tunai mandiri (ATM) milik perseroan di Indonesia yang berjumlah sekitar 17 ribu unit untuk memastikan tidak terpasang alat penyadapan data (skimming) terhadap kartu ATM/debit nasabah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kami ingin coba preventif, semua sistem kami lakukan pemeriksaan, juga semua ATM akan kami periksa ulang," kata Direktur Keuangan BNI Anggoro Eko Cahyo di Jakarta, Rabu, 21 Maret 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Anggoro mengakui, antisipasi ini menyusul semakin maraknya kasus skimming yang menimpa nasabah-nasabah bank lain. Dalam beberapa hari terakhir, puluhan nasabah dari PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BRI) dan PT Bank Mandiri Tbk., mengaku kehilangan dana secara misterius dengan total kerugian di atas Rp 150 juta.
Untuk BNI, Anggoro mengklaim belum menerima laporan dari nasabah tentang telah terjadi kehilangan dana atau tindak pidana dugaan skimming.
"Kalau skimming itu memang setiap tahun ada skimming, poinnya adalah bagaimana setiap bank mengamankan sistem ATM dan juga mengedukasi nasabahnya," ujar dia.
Selain di mesin ATM, skimming juga bisa terjadi di mesin perekam data elektronik (Electronic Data Capture/EDC).
Untuk mengantisipasi hal it, lanjut Anggoro, perbankan harus mengoptimalkan sistem anti-fraud (anti-kejahatan) di setiap infrastruktur sistem pembayaran. "Dengan ini jika ada transaksi mencurigakan akan dihentikan oleh BNI," ujar dia.
Seiring dengan pencegahan skimming, bank juga akan mengganti pita magnetik di kartu ATM/Debit menjadi teknologi chip. BNI menargetkan implementasi teknologi chip dalam kartu ATM/debit bisa mencapai 30 persen dari total kartu yang ada.
ANTARA