Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia resmi bergabung dalam keanggotaan BRICS. Hadirnya Indonesia sebagai anggota penuh salah satu blok ekonomi terbesar itu jadi sorotan ekonom, termasuk Center of Economic and Law Studies (Celios).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Direktur China-Indonesia Desk Celios Muhammad Zulfikar Rakhmat mengatakan keanggotaan Indonesia di BRICS bisa menimbulkan risiko. Salah satunya adalah menjadi target proteksinonisme dagang Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. “Jika, AS memberlakukan tarif 100 persen pada negara anggota BRICS, tentu Indonesia akan terkena imbas dari kebijakan tersebut,” ujarnya lewat pernyataan tertulis dikutip Kamis, 9 Januari 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
BRICS merupakan akronim dari lima negara pendirinya yakin Brazil, Russia, India, China, South Africa. Sebelumnya, lewat akun pribadi Truth Social milik Trump, Presiden terpilih AS itu sempat menuntut negara-negara anggota BRICS berkomitmen untuk tak menciptakan mata uang baru atau mendukung mata uang lain yang akan menggantikan dolar AS. Jika tidak, maka akan berhadapan dengan ancaman tarif impor 100 persen.
Zulfikar mengatakan pemerintah perlu waspada karena ini akan menjadi tantangan bagi ekonomi Indonesia dalam jangka waktu pendek atau menengah. Hal ini juga akan menyebabkan penurunan tajam pada volume ekspor, terutama untuk produk-produk yang sangat bergantung pada pasar AS. “Reaksi Trump perlu untuk diwaspadai, karena dia merupakan salah satu pemimpin yang membuktikan ucapannya,” ujarnya.
Keanggotaan Indonesia di BRICS telah dikonfirmasi oleh Kementerian Luar Negeri RI (Kemlu). Menyitir laman resmi Kemlu, pemerintah menyambut baik pengumuman dari Brazil sebagai Ketua BRICS 2025, mengenai bergabungnya Indonesia sebagai anggota penuh BRICS.
Pemerintah mengklaim sebagai negara dengan perekonomian yang beragam, Indonesia berkomitmen untuk berkontribusi aktif dalam agenda BRICS. “Kami berdedikasi penuh untuk bekerja sama dengan seluruh anggota BRICS, atau pun dengan pihak lainnya, untuk mewujudkan terciptanya dunia yang adil, damai, dan sejahtera,” demikian tertulis dalam pernyataan resmi di portal Kemlu.
Presiden Prabowo Subianto juga sempat mengungkapkan komitmen Indonesia untuk menjadi anggota kelompok ekonomi BRICS. Kepala negara menyampaikan ini saat menghadiri Indonesia-Brazil Business Forum, yang digelar di Copacabana Palace, Rio de Janeiro, Brasil, pada Ahad, 17 November 2024.
"Saya telah mengirim Menteri Luar Negeri untuk menghadiri KTT BRICS di Kazan, hanya sehari setelah kabinet saya dilantik. Indonesia ingin bergabung dengan Brasil dan negara anggota BRICS lainnya," ujarnya.
Daniel Ahmad Fajri berkontribusi dalam penulisan artikel ini.