Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Properti Portabel ala Amoda

Amoda menyediakan properti praktis dan portabel yang bisa dipakai oleh pebisnis, khususnya pelaku usaha kecil dan menengah.

21 Januari 2023 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
ErgaPods. Dok Amoda

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

JAKARTA – Sebagai lulusan Teknik Sipil Institut Teknologi Bandung, dinamika industri properti dan konstruksi ibarat hafalan luar kepala untuk Robin Yovianto. Bagi Robin, pengembangan infrastruktur di Indonesia selalu dihantui risiko. Kecepatan pengerjaan proyek infrastruktur kerap tak terprediksi meski sudah direncanakan sematang mungkin oleh pengembangnya.

Pemberitaan soal proyek pemerintah ataupun swasta yang tak sesuai dengan tenggat pun menjadi lazim. Masalah yang biasanya ketahuan belakangan itu beragam, dari pembengkakan biaya atau overbudget, pemanfaatan lahan yang tak optimal, hubungan kontraktor dan pemilik proyek yang serba tidak transparan, estimasi target yang lemah, hingga alur kerja lamban karena cara konvensional. “Setidaknya sembilan dari setiap 10 proyek terkena masalah-masalah itu,” tuturnya kepada Tempo, kemarin.

Lantaran sempat menjadi pegawai beberapa perusahaan investasi dan pengembang properti di Amerika Serikat, seperti Greystar serta Sares Regis, kuping Robin pun panas mendengar keresahan para pelaku properti dan konstruksi. “Semua yang membutuhkan konstruksi selalu mengeluh dan tidak puas dengan hasilnya.”

Robin Yovianto. Dok Amoda

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini



Pada pertengahan 2021, dia mulai menggodok solusi digital untuk pemecahan masalah tersebut. Ide itu dikembangkannya bersama Agusti Salman Farizi, yang juga menggeluti industri desain bangunan, dan beberapa rekan lain.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Sejak membuat purwarupa solusi digital itu, kami sudah memiliki sejumlah klien,” kata Robin. “Dari situ, kami sadar bahwa proyek ini bisa diterima pasar.”

Purwarupa itu menjadi cikal bakal Amoda, startup penyedia properti multifungsi dan konsep konstruksi berbasis digital yang diluncurkan pada Oktober 2021. Dengan nama Amoda, yang berarti "bahagia" dalam bahasa Sanskerta, Robin dan timnya ingin mengkampanyekan proses kerja konstruksi yang menenangkan dan lebih efisien. “Kami ingin menciptakan konsep konstruksi dengan pembiayaan yang efeksif, transparan, dan bisa diperkirakan secara matang,” kata dia.

Salah satu produk prefabrikasi yang diusung startup Amoda adalah ErgaPods. Bangunan instan yang tersusun dari sedikitnya empat modul itu bisa dipakai sebagai kafe, kantor, gerai pameran, dan produk jualan, bahkan hunian. Harga jualnya kini dibanderol Rp 65-70 juta, sudah termasuk pengiriman dan perakitan di lokasi. Setiap produk terdiri atas panel-panel yang disatukan. 

Robin Yovianto (tengah) bersama tim Amoda. Dok Amoda



Ada juga ErgaBox seharga Rp 8-10 juta yang dimensinya lebih kecil dan beroda. Lantaran bisa dipindahkan secara fleksibel, properti ini cocok untuk pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah yang masih menjajal pasar atau jangka waktu bisnisnya belum pasti. Sifat properti bangunan yang mudah dibongkar-pasang tak merugikan pengusaha saat ingin menggeser area kerja. 

"Klien kami datang dari industri yang beragam, dari food and beverages, peretail, pengelola properti, hingga kantor komersial," kata Robin. Setelah lebih dari setahun muncul ke publik, Amoda sudah menggalang 40 klien dan bermitra dengan 50 kontraktor.

Robin memastikan produk manajemennya bisa didesain custom atau sesuai dengan keinginan pelanggan. Pesanannya bisa mencakup penentuan warna, penambahan logo dan material, hingga pengaturan interior, seperti posisi jendela dan pintu. “Semua bangunan kami sudah dilengkapi garansi dan layanan after-sales service.”

Seiring dengan pembukaan total ruang publik setelah masa pandemi, dia meneruskan, Amoda bakal memperbanyak mitra penyedia jasa konstruksi dan masuk ke pasar properti komersial. Manajemen sudah disokong pendanaan awal atau pre-seed dari sekelompok investor, termasuk East Ventures, yang nominalnya tak dipublikasikan. Selain untuk perburuan sumber daya manusia, dana segar akan dipakai untuk peningkatan fasilitas kerja dan kebutuhan riset produk.

Robin optimistis produk rintisannya bisa menjangkau konsumen di luar area penjualan aktif Amoda saat ini. “Kami ingin juga memenuhi kebutuhan di daerah selain Jawa, Sumatera, dan Bali,” katanya.

 

# Profil Amoda

Nama perusahaan: PT Ada Untuk Dunia/AMODA

Awal berdiri: Oktober 2021

Sektor usaha: properti dan konstruksi

Manajemen:

- Robin Yovianto (Co-founder dan Chief Executive Officer)

- Agusti Salman Farizi (Co-founder dan President)

Pendanaan: East Ventures, Aksara Ventures

Alamat: Jalan Yusuf Adiwinata Nomor 32, RW 3, Gondangdia, Kecamatan Menteng, Jakarta Pusat

 

YOHANES PASKALIS | CRUNCHBASE

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus