MESKIPUN ada resesi, Newsweek tidak menghiraukan biaya
pestanya. Merayakan ulang tahun ke-50 majalahnya, Chairman
Katharine Graham konon menghabiskan sekitar US$ 2 juta (Rp 1,4
milyar lebih).
Namun di tengah pesta ria itu, para pengasuh Newsweeek bukannya
tidak gelisah. Dengan oplah tiga juta, ia menempati posisi kedua
sesudah Tme (oplah 4,5 juta) yang berusia 60 tahun.
Sebagai No. 2, menurut pengalaman sejumlah penerbit Amerika, ada
ruginya. Para pemasang advertensi biasanya cenderung memilih
halaman media yang nomor wakid. Ini memang terbukti di berbagai
kota di Amerika yang hanya memiliki dua koran. Selalu koran
kedua akhir-akhir ini yang terancam keuangannya - yang merosot
pendapatannya dari advertensi.
Newsweek, milik Washington Post Co., masih untung US$ 13,2 juta
tahun lalu. Tapi pendapatan advertensinya menurun 2%, sementara
Time dapat kenaikan 1% tahun lalu.
Keduanya merupakan majalah berita mingguan. Keduanya, kata
Pemred Time Henry Grundwald, bagaikan Coke and Pepsi. Artinya,
mereka sejenis yang saling bersaing dalam penyajian- berita.
Kalau sama-sama mengutamakan berita, kata Pemred William Broyles
Jr. dari Newsweek, mungkin pembaca memilih Time yang No. I
itu. Maka Broyles, pemred ke-5 majalah itu dalam satu dasawarsa,
membawa konsep baru sejak ia memangku jabatan itu September
lalu.
Konsepnya ialah mengurangi berita, menambah cerita. Broyles
lantas menjadi tokoh kontroversial. Berusia 38 tahun, dia memang
baru pertama kali ini menangani majalah berita. Sebelumnya, dia
lebih banyak berorientasi pada features. Kekuatannya itu sudah
terbukti membawa sukses pada dua majalah (Texas Monthly dan
California) yang pernah disuntingnya.
Ketika peristiwa pembantaian pengungsi Palestina di Beirut
sedang hangat, dia dalam minggu itu memilih cerita kematian
Putri Grace dari Monaco untuk laporan utama Newsweek. "Dia
lebih berminat pada cerita yang agak lembut dengan dampak
nasional yang lebih besar daripada berita hangat dari
Washington," kata seorang reporternya.
Tapi banyak anggota redaksinya yang berorientasi berita mulai
khawatir melihat pendekatan Broyles. Majalah ini tentu akan
berubah. Sejumlah penulis yang berpengalaman di majalah features
diterimanya bekerja.
Katharine Graham yang sering mengganti pemimpin redaksi itu
tampaknya masih senang pada Broyles. Entahlah bagaimana sikapnya
kelak bila gaya Broyles tidak meningkatkan oplah atau tidak
menambah pendapatan advertensi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini