RUANG kerja Direktorat Bina Kewartawanan, Deppen, kelihatan
selalu sibuk. Yang paling repot adalah direkturnya. Suaranya
sering mengimbau, lewat telepon agar berita tertentu jangan
dimuat surat kabar dan majalah. "Saya sampai hafal suaranya,"
tutur H.R.S. Hadikamadjaja, pemimpin redaksi Terbit.
Dia dan banyak redaktur lainnya mungkin tidak akan mendengar
lagi imbauan lewat telepon oleh A. Kowi, direktur Bina
Kewartawanan. Kowi pekan lalu memasuki masa pensiun. Daniel
Sahusilawane, bekas kepala Kantor Wilayah Deppen di Maluku,
men,gantikannya.
A. Kowi sekitar tiga tahun lalu menggantikan Umar Katab (kini
sekretaris Dirjen Pembinaan Pers dan Grafika, Deppen).
Direktoratnra memproses kartu pers, baik untuk anggota PWI
maupun untuk wartawan asing. Loka karya dan latihan pers menjadi
urusannya pula. Hal undangan pers tak lepas dari perhatiannya.
Tapi tugasnya sebagai pengimbau itu membuat Kowi lebih dikenal.
"Selain sering ditelepon, saya juga kerapkali dipanggil Pak Kowi
untuk berbincang-bincang," tutur Hadikamadjaja lagi.
Bertubuh tinggi dengan kulit kekuningkuningan, Kowi biasanya
tidak banyak bicara. Dia dengan "caranya yang cukup simpatik,"
kata seorang rekan, juga sering menegur media massa yang
telanjur memuat berita pornografis.
Tapi Kowi "bikin repot saja," kata Kamadjaja, yang merawat koran
petang. Rupanya telepon Kowi suka mengimbau menjelang dead-line
pukul 13.00. Akibatnya, ada saja berita yang sudah terpasang,
hampir dicetak, harus diganti.
Pernah Kowi konon mensmbau Terbit agar angan memuat berita
Itemukannya peluru di daerah Depok. Berita itu sudah dicetak,
terpaksa dimusnahkan. "Itulah sulitnya jadi koran sore," keluh
sang redaktur.
Imbauan Kowi juga bisa datang malam hari. Redaktur koran pagi
biasanya menerima dengan lapang dada, apalagi berita yang
bersangkutan masih belum diketik.
Bagaimana imbauan di daerah? "Tanpa adanya Imbauan, mungkin
banyak koran kita diberangus," kata Muhadi Sofyan, Pemred Masa
Kini, di Yogyakarta. Ia biasanya menerima imbauan lewat telepon
dari Kapendam VII Diponegoro, supaya jangan memuat berita
peristiwa SARA (suku, agama, ras, antargolongan). Tapi korannya
pernah diberangus selama sepuluh hari karena berita peristiwa di
Kampus ITB yang dikutipnya dari Antara. Kantor berita itu tak
diapa-apakan.
Imam Soetrisno, Pemred Kedaulatan Rakyat, juga di Yogyakarta,
memaklumi maksud baik pemerintah mengimbau ltu, tapi ia
mempertanyakan kriterianya. "Selama ini kami mengukurnya
berdasarkan perasaan dan pikiran saja," katanya. Sering
pelaksanaannya kurang adil. Ada koran yang tak peduli, tapi
selamat.
Ammary Irabi, wakil Pemred Waspada di Medan, mengatakan,
"Lembaga telepon sering tak proporsional." Mlsalnya, pernah ia
ditelepon pejabat tinggi Kowilhan I supaya iangan muat
peristiwa penikaman seorang anggota ABRI. Ia menaatinya. Tapi ia
kemudian memuat berita penangkapan terhadap si pembunuh itu.
Menurut Nazar Efendi Erde, koordinator redaktur Sinar Indonesia
Baru, juga di Medan, ada telepon Penerangan Laksusda Sum-Ut yang
melarang pemuatan berita hilangnya pesawat Piper Aztec. "Itu
bukan peristiwa SARA, tapi menyangkut peri kemanusiaan,
katanya. Anehnya, TVRI Medan dan Antara menyiarkannya.
Di Bandung, Krisna Harahap, pimpinan umum dan redaksi Mandala,
menerima imbauan per telepon sebagai satu kenyataan. Tapi ia
menginginkan penjelasan. "Jangan sampai wartawan hanya dianggap
kenop," kata Krisna Harahap yang juga ketua II PWI Cabang
Ja-Bar. Telepon imbauan di Ja-Bar biasanya datang dari
Kadispendak VIII Letkol J. Manurif, "agar memudahkan pelacakan
suatu peristiwa kejahatan."
Di Surabaya, biasanya Laksusda menyerahkan kebijaksanaan
pemuatan sesuatunya pada pemimpin redaksi. "Ini merepotkan
kami," tutur Dahlan Iskan dari Jazva Pos. Ada kalanya petugas
penerangan terlambat menelepon, hingga berita telajur dimuat.
Seperti dialami Agil H. Ali dari Memorandum yang telanjur memuat
berita peradilan kasus Ir-Ja.
Tapi kenapa begitu banyak pihak sebagai "Kowi" ? A. Kowi, bekas
direktur Bina Kewartawanan in tak bersedia diwawancara. Selesai
menyerahkan jabatannya, ia terbang ke Bali, berlibur. Daniel
Sahusilawane, penggantinya, diduga juga akan sering mengimbau.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini