Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kriminal

Menghitung korban si pembunuh

Pembunuhan sadis di daerah muswell hill, london, tertuduh, dennis nilsen, mengaku telah membunuh belasan orang. (krim)

5 Maret 1983 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

AHLI patologi Scotland Yard, David Bowen, hari-hari ini menghadapi masalah terbesar yang pernah dihadapinya sejak dia ditempatkan di dinas kepolisian Inggris itu. Dari potongan-potongan daging manusia, tulang-belulang, sebagian sudah patah dan hangus, lengan yang terlepas dan tiga buah kepala yang terpisah dari tubuh - dia harus menetapkan jumlah korban dan identitas mereka. Yang jelas lebih dan tlga orang, tapi mungkin juga 16 atau 17. Sisa-sisa tubuh manusia itu diambil dari dua rumah yang terpisah sejauh lima kilometer di bagian daerah miskin di London. Yaitu di rumah No. 23, Cranle Gardens di daerah Muswell Hill, Londo Utara, dan di No. 195, Melrose Avenu. distrik Cricklewood, London Barat-lalu Kedua rumah itu pernah ditempati Denn Nilsen, 37 tahun, seorang pegawai pada kantor penempatan tenaga kerja. Nilsen sekarang sudah secara resmi didakwa membunuh Stephen Sinclair, 2 tahun, seorang penganggur dengan alamat tak Jelas. Tuduhan lain mungkin segera menyusul bila David Bowen dan stafnya bisa membuktikan bahwa sisa-sisa jenasah yang ditemukan polisi yang memeriksa rumah dan halaman kedua rumah itu ada hubungan dengan kejahatan Nilsen. Me nurut polisi, Nilsen "mengaku" telah membunuh 16 atau 17 orang. Tetapi polisi tidak menerima begitu saja pengakuan itu. Mereka membongkar lantai papan kedua rumah itu, dan menemukan sebuah peti kayu berisi sebagian dari tubuh manusia yang terpisah-pisah. Mereka menggunakan sekop, cangkul, anjing dan alat pencari panas untuk mendeteksi tubuh yang mungkin ditanam di dalam tanah yang sekarang sedang terselubung salju tebal. Beberapa orang dari dinas penyidikan Scotland Yard membongkok-bongkok dengan tongkat, mengais di antara salju di pekarangan rumah di Cranley Gardens yang tidak begitu terawat. Sesekali, seorang polisi lain, dalam pakaian sipil, dan alat penutup hidung, keluar dari rumah itu dengan kantung plastik hltam yang diperkirakan berisi bangkai manusia. Menurut polisi, sebagian dari daging dan tulang yan ditemukan ternyata sudah direbus sebelum ditanam. Ini lebih mempersulit pekerjaan dinas penyidikan yang berusaha menggolongkan bagian-bgian tubuh seorang korban. Apalagi menetapkan identitasnya. Tiga minggu sejak pertama kali ditemukan sisa tubuh manusia di dalam selokan rumah di Muswell Hill itu, pertengahan bulan lalu, telepon di kantor polisi masih terus berderin. Sejumlah keluarga dan orangtua yang kehilangan anak atau kerabat, silih erganti menanyakan iika ada di antara korban itu adalah anggota keluarga mereka. Peristiwa pembunuhan itu terbongkar 12 Februari lalu, ketika Mike Cattran, seorang tukang pipa air dan selokan dipanggil untuk membereskan selokan rumah yang tersumbat di Muswell Hill itu. Cattran, seorang bekas anggota penyelamat pantai, terpukau tatkala dia melihat sisa-sisa daging manusia itu. Dia sampai khawatir menceritakan hal itu kepada polisi sampai keesokan harinya. "Tak satu bagian tubuh pun yang utuh. Semuanya tercincang-cincang, cukup untuk memenuhi empat ember yang berkapasitas dua gallon (9 liter)," katanya. Seorang tetangga di Muswell Hill mengatakan bahwa dia dan seorang tetangga lain pernah memprotes seorang pemuda yan membakar sampah di pekarangan belakang rumah itu dua musim panas lalu. "Tapi kami tidak melihat sesuatu yang aneh dari pembakaran itu," katanya. Adapun Dennis Nilsen sendiri, yang digambarkan sebagai orang yang berbicara dengan suara lembut, bersikap tenang dan sopan serta berkepribadian baik, dan pernah mendapat latihan kepolisian - kini menunggu pembukaan sidang pengadilan perkaranya. Korbannya diperkirakan adalah pemuda pengangguran tak bertempat tinggal, yang ditemukan Nilsen di rumah minum dan mudah dibujuk untuk dibawa ke tempat tinggalnya. Mungkin juga orang-orang homoseksual. Berapa banyak korban Nilsen - jika pengadilan kemudian menyatakan dia bersalah - hanya dia yang tahu. Tapi yang pasti semakin banyak orang mempertanyakan: kenapa, Inggris, negara yang begitu konsenatif di Eropa Barat itu, justru melahirkan sejumlah penjahat keam seperti Crippen, Jack the Ripper yang memperkosa sebelum membunuh korban-korbannya, Christie, Hindley dan Brady. Dan terakhir, the Yorkshire Ripper, Peter Sutcliffe. Jika Nilsen memang membunuh orang sebanyak pengakuannya kepada polisi, namanya jelas akan menempati kedudukan sejajar dengan penjahat-penjahat sebelumnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus