SETELAH untung barulah rezeki dibagi. Mungkin itulah prinsip yang dipegang para pemilik Plaza Indonesia Realty, perusahaan yang mengelola Grand Hyatt, pertokoan dan hotel termewah saat ini. Buktinya, ketika Presiden Soeharto mengimbau para konglomerat untuk membagi sahamnya kepada koperasi, para pemilik Plaza Indonesia bergeming saja. Tapi, pekan lalu, setelah dua tahun meraih untung, perusahaan yang sebagian besar sahamnya dimiliki PT Bimantara Citra ini secara spontan membagikan 1,6 juta lembar sahamnya kepada 30 koperasi. Istilah membagi ini memang pada kenyataannya tidak murni seperti itu. Tapi, koperasi membeli saham-saham itu dengan harga nominal Rp 1.000 per lembar. Ini merupakan harga termurah, sebab harga saham Plaza di bursa kini sudah mencapai kurs Rp 4.825. Koperasi-koperasi yang beruntung adalah koperasi karyawan Plaza Indonesia sendiri (yang memborong 40% dari 1,6 juta lembar), 17 KUD dan koperasi sejenis itu sebanyak 40%, dan sisanya (20%) dibeli koperasi non-KUD. Dengan penjualan itu, kini komposisi kepemilikan Plaza Indonesia berubah menjadi Bimantara Citra 27,55%, Supra Veritas milik Taipan Eka Tjipta Widjaja dan Ometraco masing-masing 17,22%, Danaswasra Utama 6,9%, dan masyarakat umum 30,4%. Plaza Indonesia kini sudah termasuk perusahaan yang punya prospek cerah. Dengan tingkat pengisian kamar hotelnya yang di atas 70% plus tingkat hunian pertokoan di atas 90%, keuntungannya tahun ini diperkirakan akan mengalami kenaikan di atas 70%. Ini sangat mungkin terealisasi karena laba hingga September lalu tercatat telah mencapai Rp 16 miliar atau 52% di atas keuntungan tahun 1992.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini