Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Direktur Utama PT Chandra Sakti Utama Leasing (CSUL Finance), Suwandi Wiratno: Daya Beli Menjadi Kunci Pemulihan Pembiayaan

Alih-alih jorjoran mengucurkan pembiayaan di tengah daya beli yang masih belum pulih, perusahaan menerapkan strategi pembiayaan yang selektif.

15 Maret 2021 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Suwandi Wiratno. Dok Pribadi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ringkasan Berita

  • Kinerja pembiayaan sudah mulai membaik sejak Agustus 2020.

  • Pembiayaan yang berkualitas menjadi tumpuan ke depan.

  • Fokus CSUL Finance ada di pembiayaan alat berat.

Industri pembiayaan atau multifinance mencoba bangkit pada tahun ini. Alih-alih jorjoran mengucurkan pembiayaan di tengah daya beli yang masih belum pulih, perusahaan menerapkan strategi pembiayaan yang selektif. PT Chandra Sakti Utama Leasing (CSUL Finance), misalnya, menekankan pentingnya kualitas pembiayaan untuk memastikan portofolio pembiayaan dan kinerja perusahaan tetap terjaga. “Ke depan bukan lagi soal volume games, melainkan quality games,” ujar Direktur Utama PT Chandra Sakti Utama Leasing (CSUL Finance), Suwandi Wiratno, yang juga merupakan Ketua Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI). Fokus pembiayaan investasi pun menjadi andalan. Berikut ini petikan wawancara Tempo dengan Suwandi melalui sambungan telepon, dua pekan lalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bagaimana perusahaan menyesuaikan diri dengan kondisi pandemi yang berkepanjangan?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kami harus membuat segala sesuatunya serba efisien. Kerja full digital, mengoptimalkan teknologi itu sangat membantu, dan dapat menghemat pengeluaran operasional. Kami juga berkoordinasi dengan teman-teman perusahaan pembiayaan lain untuk membahas isu-isu industri, juga dengan regulator, yaitu OJK (Otoritas Jasa Keuangan), bagaimana memastikan kebutuhan debitor terpenuhi, seperti pelonggaran dan restrukturisasi. Memang, di kondisi seperti ini, bukan hanya debitor yang bermasalah. Industri pembiayaan juga bermasalah.

Apakah pada awal tahun ini sudah ada perbaikan atau pemulihan kinerja dibanding tahun lalu?

Sebenarnya perbaikan bukan terjadi pada awal tahun ini, tapi sudah mulai membaik pada Agustus dan September 2020. Ini sudah terjadi peningkatan dibanding posisi terendah pada periode Maret-April 2020. Namun, apakah ini kembali normal, rasanya belum. Saat ini daya beli masih rendah. Selain itu, industri kami turunan dari industri lain. Kalau dealer jual mobil banyak, maka kami juga bisa banyak mengucurkan pembiayaannya.

Suwandi Wiratno. Dok Pribadi

Lalu, bagaimana strategi yang diterapkan untuk menopang pertumbuhan kinerja tahun ini?

Ke depan, kami bertumpu pada pembiayaan yang berkualitas. Jadi, tidak lagi bicara pertumbuhan yang besar dari sisi volume. Bagaimana melakukan asesmen terhadap debitor dengan berbagai sumber yang ada saat ini. Jadi, jelas ke depan bukan volume games lagi, melainkan quality games.

Apakah keringanan pajak mobil atau PPnBM untuk segmen mobil di bawah 1.500 cc akan berdampak positif terhadap kinerja pembiayaan?

Segala keringanan pasti akhirnya akan menjadi lebih baik. Dan apakah akan meningkatkan volume pembiayaan perusahaan, kami percaya itu akan meningkatkan. Tapi berapa persen peningkatannya, itu yang tidak bisa ditebak. Kembali lagi: kuncinya ada pada kekuatan daya beli konsumen. Kalau penurunan Rp 10-15 juta, lalu daya belinya tidak ada, ya, tetap sama saja.

Hal tersebut berlaku juga untuk keringanan uang muka atau DP 0 persen?

Iya, pada dasarnya begitu. Dengan adanya keringanan DP 0 persen, perusahaan pembiayaan diberi kedewasaan oleh regulator, namun masing-masing perusahaan pasti beda kebijakan penerapannya. Intinya, harus bertanggung jawab dalam memberikan keringanan tersebut.

Jenis pembiayaan apa yang potensial dan dibidik oleh perusahaan?

Nature bisnis kami di CSUL Finance, 80-90 persen masuknya ke pembiayaan investasi. Sebab, kami berada di bawah naungan PT Trakindo Utama, yang telah menjadi dealer alat berat Caterpillar sejak 1970. Sehingga fokus kami ada di pembiayaan alat berat. Untuk sektor yang masih prospektif adalah pertambangan, pertanian, perkebunan, dan konstruksi. Itu semua masih jalan terus.

Bagaimana proyeksi pertumbuhan industri pembiayaan pada 2021?

Tahun lalu, industri pembiayaan terjun bebas, sangat dalam, sampai minus 18 persen. Harapannya, tahun ini ada perbaikan pertumbuhan. Tapi apakah bisa kembali tumbuh normal, itu juga belum bisa dipastikan. Sebab, kami juga banyak bergantung pada bank untuk sumber pendanaan. Di akhir tahun, prediksi saya, industri akan naik 4-5 persen dibanding kondisi akhir 2020.

GHOIDA RAHMAH

Biodata Suwandi Wiratno

Pendidikan:

  • Sarjana bidang manajemen dari University of San Francisco
  • Magister bidang keuangan dari Golden Gate University

Karier:

  • Presiden Direktur BII Finance
  • Presiden Direktur WOM Finance
  • Direktur Utama CSUL Finance
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Ghoida Rahmah

Ghoida Rahmah

Bergabung dengan Tempo sejak Agustus 2015, lulusan Geografi Universitas Indonesia ini merupakan penerima fellowship Banking Journalist Academy batch IV tahun 2016 dan Banking Editor Masterclass batch I tahun 2019. Pernah menjadi juara Harapan 1 Lomba Karya Jurnalistik BPJS Kesehatan di 2016 dan juara 1 Lomba Karya Jurnalistik Kategori Media Cetak Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) tahun 2021. Menjadi Staf Redaksi di Koran Tempo sejak 2020.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus