Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Industri baterai listrik diproyeksikan menjadi sektor yang tumbuh pesat dan menghasilkan prospek yang cerah pada industri nikel di masa depan. Nikel adalah salah satu komponen utama dalam bahan baku baterai. Keadaan ini pun memberikan dorongan positif bagi saham perusahaan nikel yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Indonesia merupakan salah satu produsen terbesar nikel di dunia dengan sekitar 26 persen dari cadangan nikel global berasal dari Tanah Air. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mencatat Indonesia memiliki cadangan nikel sebanyak 72 juta ton nikel. Karena itu, nikel memainkan peran penting dalam transisi energi yang sedang dipercepat oleh pemerintah Indonesia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bahkan produsen mobil listrik asal Amerika Serikat, Tesla, disebut telah meneken kontrak pembelian produk nikel dari dua perusahaan Indonesia. Salah satu kontrak tersebut bernilai US$ 5 miliar atau setara dengan Rp 74,5 triliun. Ini merupakan kesepakatan untuk memasok nikel yang akan digunakan dalam baterai litium yang digunakan pada mobil Tesla.
Melihat cerahnya investasi pada nikel, berikut ini daftar emiten nikel terbesar di Indonesia yang diprediksi menjadi incaran para investor di sektor nikel.
Pengolahan bijih nikel di Kolaka, Sulawesi Tenggara, 2018. TEMPO/STR/M. Taufan Rengganis
1. PT Aneka Tambang Tbk (ANTM)
PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) beroperasi di sektor pertambangan dan metalurgi. ANTM menghasilkan berbagai jenis produk pertambangan, seperti bijih nikel, feronikel, bauksit, emas, dan perak. Pada semester I 2022, perusahaan mencatatkan laba bersih sebesar Rp 1,5 triliun dengan pendapatan mencapai Rp 18,77 triliun. Per 6 November 2023, harga saham ANTM Rp 1.685 per lembar.
2. PT Vale Indonesia Tbk (INCO)
Salah satu emiten nikel di Indonesia adalah PT Vale Indonesia Tbk (INCO). INCO menghasilkan nikel sebagai produk turunan yang sangat diminati. Pada akhir 2022, total cadangan mineral yang dimiliki INCO mencapai 111,55 juta ton bijih nikel. Per 6 November 2023, harga saham INCO Rp 4.940 per lembar
3. PT Central Omega Resources Tbk (DKFT)
Emiten nikel selanjutnya adalah PT Central Omega Resources Tbk (DKFT) yang bergerak di bidang pertambangan, pengolahan mineral, dan perdagangan hasil tambang melalui entitas anak perusahaan. Perusahaan ini memiliki target penjualan bijih nikel sebanyak 1,3 juta ton sepanjang 2023, meningkat 43,88 persen dibanding kinerja pada 2022. Selama paruh pertama 2022, perusahaan ini mencatatkan pendapatan sebesar Rp 8,3 triliun. Harga saham INCO per 6 November 2023 adalah Rp 4.920 per lembar.
Pengolahan bijih nikel menjadi feronikel di Kolaka, Sulawesi Tenggara, 2018. TEMPO/STR/M. Taufan Rengganis
4. PT Ifishdeco Tbk (IFSH)
Emiten nikel Indonesia selanjutnya adalah PT Ifishdeco Tbk (IFSH). Perusahaan ini berfokus pada ekstraksi bijih nikel mentah. IFSH melaporkan pertumbuhan dalam kinerja keuangan mereka selama sembilan bulan pertama 2023, dengan mencatatkan laba sebesar Rp 102,95 miliar pada akhir September 2023. Saat ini harga saham IFSH adalah Rp 1.000 per lembar.
5. PT Resource Alam Indonesia Tbk (KKGI)
PT Resource Alam Indonesia Tbk sebelumnya mengakuisisi dua perusahaan nikel, yaitu PT Buton Mineral Indonesia (BMI) dan PT Bira Mineral Nusantara (BMN). Pada 2023, perusahaan ini memulai produksi nikel di Sulawesi Tenggara dengan target produksi hingga akhir tahun mencapai 600 ribu ton. Pada 6 November 2023, harga saham perusahaan ini Rp 388 per lembar.
6. PT Timah Tbk (TINS)
PT Timah Tbk adalah perusahaan produsen dan eksportir logam timah yang beroperasi dalam segmen bisnis pertambangan timah. Namun kinerja keuangan PT Timah mengalami tekanan selama sembilan bulan pertama 2023. Perusahaan tambang yang dimiliki oleh pemerintah ini merugi Rp 87,45 miliar selama kuartal ketiga 2023. Harga saham PT Timah saat ini berada pada level Rp 695 per lembar.
7. PT PAM Mineral Tbk (NICL)
PT PAM Mineral Tbk (NICL) berfokus pada kegiatan pertambangan mineral nikel, baik melalui operasi langsung maupun melalui anak perusahaan yang dimiliki. Perusahaan pertambangan ini, yang merupakan produsen nikel, berhasil mencatatkan kinerja yang baik dengan laba bersih sebesar Rp 61,64 miliar selama kuartal ketiga 2023. Saat ini harga saham NICL berada di level Rp 254 per lembar.
8. PT Harum Energy Tbk (HRUM)
Perusahaan yang beroperasi di sektor pertambangan batu bara terpadu ini memperluas cakupan bisnisnya dengan menggabungkan bisnis komoditas nikel ke dalam portofolionya sejak 2021. Perusahaan ini berhasil mencatatkan laba bersih sebesar Rp 3,54 triliun selama kuartal ketiga 2022. Saat ini harga saham perusahaan tersebut Rp 1.505 per lembar.
RIZKI DEWI AYU