Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Desain Jembatan LRT Insinyur ITB Disebut Lebih Unggul dari Asing

Menristek menyebut jembatan lengkung LRT lebih unggul dibandingkan buatan asing.

6 Januari 2020 | 20.27 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Jembatan lengkung LRT Jakarta di Kuningan-Gatot Subroto. (twitter.com/@jokowi)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tempo.Co, Jakarta - Menteri Riset dan Teknologi atau Kepala Badan Riset Bambang Brodjonegoro mengapresiasi desain jembatan lengkung kereta layang ringan alias LRT karya Arvila Delitriana atau Dina, insinyur dari Institut Teknologi Bandung (ITB). Menurut Bambang, desain tersebut lebih unggul ketimbang tiga desain yang dibuat oleh konsultan asing sebelumnya.

"Ada tiga opsi desain jembatan lengkung dari konsultan internasional. Tiga-tiganya sangat sukar diimplementasikan. Desain Ibu Dina ini beda sekali dengan yang diusulkan sebelumnya," ujar Bambang di kantornya, Jakarta Pusat, Senin, 6 Januari 2019.

Bambang menjelaskan, usulan awal desain jembatan yang diajukan konsultan internasional membutuhkan struktur tambahan. Misalnya, perlu adanya tiang dan lainnya perlu memerlukan pembangunan kolong.

Opsi tersebut sangat berisiko karena keadaan di kawasan sekitar jembatan lengkung LRT, yakni di perempatan Kuningan, Jakarta Selatan, sangat kompleks. Di lokasi tersebut terdapat jembatan layang, underpass dan perempatan yang sangat padat.

Adapun desain buatan Dina, ujar Bambang, tidak memerlukan tambahan struktur terutama di bentangan jembatan. Menurut Bambang, Dina mengusulkan desain vertical tendon dengan radius lengkung yang relatif kecil, yakni 115 meter.

Di tempat yang sama, Dina mengatakan desain buatannya sejatinya merupakan desain yang sudah umum digunakan, baik di Indonesia maupun luar negeri. Desain yang sama menggunakan konstruksi beton telah diterapkan untuk jembatan layang atau elevated Jakarta-Cikampek dan LRT Jakarta.

Namun, yang membedakan ialah metode penghitungan pembuatan jembatan lengkung itu sedikit lebih rumit karena harus menggunakan hitungan kekakuan yang tidak seimbang. "Kalau kekakuan enggak seimbang, berarti jembatan itu termasuk irregular atau jembatan yang tidak biasa," ujarnya.

Dina mengatakan, butuh 2 tahun merancang desain tersebut. Sedangkan sertifikat layak desain baru keluar 6 bulan hingga satu tahun kemudian.

Jembatan lengkung LRT Jabodebek saat ini diklaim sebagai jembatan kereta box beton lengkung dengan bentang terpanjang di dunia. Jembatan itu memiliki tipe box girder beton. Adapun panjang bentang utama adalah 148 meter dan beban pengujian pondasi 4.400 ton.

FRANCISCA CHRISTY ROSANA | CAESAR AKBAR

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Francisca Christy Rosana

Francisca Christy Rosana

Lulus dari Universitas Gadjah Mada jurusan Sastra Indonesia pada 2014, ia bergabung dengan Tempo pada 2015. Kini meliput isu politik untuk desk Nasional dan salah satu host siniar Bocor Alus Politik di YouTube Tempodotco. Ia meliput kunjungan apostolik Paus Fransiskus ke beberapa negara, termasuk Indonesia, pada 2024 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus