GARUDA, perusahaan pemerintah yang paling diandalkan untuk angkutan udara itu, akhirnya tak mau ketinggalan membubungkan tarif. Sejak Senin pekan ini, para pemakai jasa Garuda harus merogoh kocek lebih dalam, untuk kenaikan harga tiket yang bergerak antara 15% dan 20%. Awal tahun ini, ketika berbagai tarif angkutan diumumkan kenaikannya, mengikuti kenaikan harga BBM, Menteri Perhubungan Roesmin Noerjadin menyatakan bahwa tarif angkutan udara terkecuali. Sebab, bahan bakar pesawat, avtur dan avigas, harganya tetap: Rp 300. Tapi kini, dengan alasan sejak devaluasi, awal 1983, belum menaikkan tarif,harga tiket Garuda dinaikkan. Kalau tidak,"Garuda bisa berada dalam kondisi yang membahayakan," ujar Menteri Roesmin Noerjadin kepada TEMPO, Kamis pekan lalu. Lagi pula, Menteri menambahkan, "Konsumen Garuda umumnya tergolong mampu." Dengan pertimbangan itulah, agaknya,di sektor angkutan laut terbit kabar gembira:penurunan tarif KM Kerinci dan KM Kambuna, dua kapal mewah yang kini melayani jalur paling padat di Indonesia. Penurunan tarif kedua kapal ini, diakui Roesmin, secara ekonomis memang kurang menguntungkan. Tetapi konsumen, ternyata, mempunyai daya beli sangat terbatas.Hingga saat ini, sebagian ruangan kelas tidak terisi. Karena itu, penurunan tarif juga disesuaikan dengan persentase ruangan yang dipesan pelanggan. Kelas I, yang selama ini hanya terisi 10%,mendapat discount 25% Kelas II, yang terisi 15%, menerima potongan 20% Kelas III dan IV, yang terisi 25%, hanya mendapat keringanan 10%. Sedangkan Kelas Ekonomi dek - yang terisi 90% tidak mendapat potongan tarif. "Penurunan ini diharapkan meningkatkan omset," kata Gutomo, Direktur Operasi dan Traffic PT Pelni. Akan hal omset, KM Kerinci saja tahun lalu berhasil mehggaet Rp 1,8 milyar. Tetapi,pengeluaran menghabiskan Rp 2,7 milyar,dengan perincian: Rp 853 juta untuk bahan bakar, Rp 575 juta untuk perawatan, Rp 808juta untuk depresiasi, dan Rp 564 juta untuk biaya pelabuhan, makanan, air tawar, administrasi, pemasaran, dan lainnya. Dengan demikian, kerugian yang dibawa kapal mewah itu tahun lalu mencapai Rp 900 juta. Tetapi, seperti dikatakan Sekditjen Perhubungan Laut, J.E. Habibie, "Kerinci dan Kambuna bukan semata-mata untuk mencari untung." Melainkan, "untuk meningkatkan kualitas angkutan laut kita." Khususnya, "melayani masyarakat yang memerlukan kenyamanan dan keamanan pelayaran."Kerinci kini melayani rute Telukbayur-Tanjung Priok-Ujungpandang dengan satu minggu untuk sekali round trip. Sedangkan Kambuna menempuh rute Belawan Tanjung Priok-Tanjung Perak-Ujungpandang-Balikpapan-Bitung, dengan dua minggu sekali round trip. Usaha menggaet penumpang juga kini digalakkan dengan promosi. "Bahkan ada rercana menyelenggarakan semacam sea-land package tour, atau sea-package tour saja, bekerja sama dengan biro perjalanan," tutur Gutomo. Dipikirkan pula menambah bsrbagai fasilitas, misalnya perpustakaan dan perIengkapan olah raga. Hingga kini menurut Gotomo masih sangat sedikit penumpang yang menggunakan kedua kapal mewah itu untuk acara wisata dan bisnis.''sebagian besar pembeli tiket bermotivasi perjalanan kunjungan keluarga,'' katanya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini